Kali ini di moment libur natal tahun 2019, MVP Pictures bersama sutradara Anggy Umbara menghadirkan kisah Si Manis Jembatan Ancol (2019) dengan versi meninggalkan image seksi di layar lebar.
Dijumpai pada saat Special Screening, Rabu (11/12) di CGV Slipi Jaya Jakarta, sutradara Anggy Umbara mengungkapkan film Si Manis Jembatan Ancol (2019) versi terbaru ini mengikuti versi film 1973 yang dibintangi aktris Lenny Marlina. Menurut Anggy Umbara, Si Manis yang benar-benar original urban legend betawi itu tidak menampilkan keseksian seperti film atau sinetron Si Manis yang berjaya pada tahun 90an. Anggy Umbara menambahkan, sosok Si Manis ini benar-benar menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan dan istri. Hanya saja, takdir berkata lain, Si Manis harus meregang nyawa dengan cara yang tragis.
Dari segi cerita, film yang berdurasi hampir 120 menit ini, menampilkan sisi drama dan konflik keluarga yang cukup panjang di 65 menit awal. Kita diajak untuk melihat keseharian rumah tangga Maryam dan juga interaksinya dengan si pelukis.
Anggy Umbara menghadirkan ide cerita Si Manis ini jauh lebih rasional serta motif sebab-akibatnya juga sangat bisa dimaklumi sehingga serangkaian terror yang kedepannya ditampilkan tidak terlalu buruk dan berlebihan.
Eksekusi horror yang ditampilkan di pertengahan film, terasa begitu nanggung, bahkan beberapa adegan jumpscare mayoritas selalu berujung pada mimpi. Hal ini terus menerus dilakukan oleh Anggy Umbara secara repetitif. Adegan -adegan brutal maupun sadisnya pun terasa kurang nendang banget. Alhasil, elemen horror yang diciptakan dari sosok Si Manis ini terbilang beda dengan film-film horror Indonesia belakangan ini.
Rupanya, tingkat horror dan kengerian serba tanggung yang ditampilkan di pertengahan film itu mempunyai maksud dan tujuan yang brilian di penghujung cerita.
Anggy Umbara secara mengejutkan memberikan sebuah plot-twist yang benar-benar tidak dapat diduga. Sebuah cerita tentang balas dendam dengan perspektif baru yang boleh banget dibilang jarang diangkat oleh film-film horror Indonesia. Semua kekurangan dan keanehan yang serba nanggung di pertengahan film tadi langsung terpatahkan dengan alasan yang cukup logis di akhir film.
Untuk jajaran pemain, Indah Permatasari tampil sangat cantik, mempesona dan menawan sebagai sosok Si Manis. Rambutnya yang terurai panjang bergelombang ditambah dengan style ala tahun 70an membuatnya semakin Indah, sesuai dengan namanya. Moral value yang disampaikan tentang sosok Si Manis ini pun menurutku bagus dan sangat menyentil.
Momen kejutan berikutnya ada di tangan Ozy Syahputra. Karakter rentenir Oji yang sangat berbanding terbalik dengan karakter Karina di versi sinetron ini sukses ditampilkan dengan oke. Kejam dan tatapan matanya begitu mengintimidasi. Kejutan pun tak lupa Anggy Umbara berikan pada karakter Oji ini di pertengahan dan akhir film.
Untuk segi visual, MVP Pictures berhasil membangun suasana tahun 70an nya dengan meyakinkan.
Properti rumah keluarga Maryam sangat menunjang dalam membangun kisah horor. Helaian kain merah yang melilit kesana kemari dan mengikat para korbannya tampil begitu menarik. Untuk scoring musik pun, film ini juga tidak bising khas film horror Indonesia belakangan ini . Original Soundtrack film yang suaranya sekilas mirip dengan suara Once Mekel (tapi ternyata penyanyi nya adalah DAT Band) pun sangat pas dan sesuai dengan isi cerita.
Overall, sebagai film Indonesia penutup di tahun 2019, film Si Manis Jembatan Ancol ini tampil diluar dugaan. Cukup memuaskan! Elemen dramanya dieksekusi dengan matang dan tidak meninggalkan sisi rasionalitas untuk para penontonnya.
Kontributor : Rizky Winaya
Editor : Nuty Laraswaty