Bagi yang mengikuti Kompetisi Produksi Film Pendek dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kemdikbud tentunya telah menunggu-nunggu hasil pengumumannya.
Melalui online preskon tanggal 15 September 2021 kemarin , dengan dihadiri oleh Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru), Gunawan Maryanto (Penulis/Aktor/Tim Juri) dan Ifa Isfansyah (Sutradara/Tim Kurator) maka disampaikan nama 10 proposal terpilih dari 50 proposal yang masuk. Ini adalah babak berikutnya dari kurasi awal 352 proposal yang masuk dahulu.
Secara tegas disampaikan oleh Ahmad Mahendra, bahwa 10 proposal yang terpilih akan mendapatkan kesempatan untuk memproduksi filmnya, dengan tentunya difasilitasi oleh direktorat yang dipimpinnya.
Namun menariknya adalah peserta lainnya, nanti akan juga tetap dapat mengikuti workshop-workshop yang ke depannya akan diadakan, dikarenakan mereka adalah aset dalam industri film.
Hal senada juga disampaikan oleh Ifa Isfansyah , setelah memperlihatkan sebuah video yang memutarkan keseriusan para tim kurator dalam memilih 10 proposal yang tahun ini bertemakan Dinamika Kebudayaan Indonesia.
Dari 352 proposal yang masuk, sebanyak sepuluh proposal terpilih mendapatkan kesempatan untuk memproduksi
film yang difasilitasi oleh Kemendikbudristek. “Selamat kepada sepuluh proposal terpilih, selamat melaksanakan
proses pembuatan film pendek, tentunya dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” kata Mahendra.
Selain itu, Mahendra menyampaikan kepada sepuluh proposal terpilih akan berkesempatan mengikuti festival film
internasional. Ia juga berharap agar nantinya film yang terpilih dapat ditayangkan di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). “Ini kesempatan besar karena tidak sembarangan film yang bisa tampil dalam JAFF,” tuturnya.
Bagi peserta Kompro Film yang belum terpilih, disampaikan Mahendra, mereka akan mengikuti peningkatan
kapasitas dalam bidang perfilman dengan mengikuti lokakarya yang dibuat oleh Kemendikbudristek melalui
Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru. “Nanti akan ada pengajar yang memberikan ilmu-ilmu perfilman
sehingga peserta yang belum terpilih dapat meningkatkan kapasitasnya dan ikut Kompro Film lagi di tahun 2022,”
jelasnya.
Ifa Ifansyah, tim kurator sekaligus Direktur Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) mendukung apa yang
disampaikan oleh Mahendra, bahwa film-film hasil kegiatan Kompro 2021 akan mendapatkan kesempatan khusus
mengikuti proses seleksi pada ajang JAFF yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang. “Jika
memang layak, kenapa tidak kita ikutkan dalam JAFF,” ujarnya dengan optimis.
Di sela-sela Ngobras, Ifa juga memberikan trik kepada para sineas dalam menyusun proposal yang baik, misalnya isi
cerita lebih ditonjolkan, tidak membuat desain yang berlebihan, dan performa yang bagus saat mempresentasikan
proposal tersebut. Ia juga berharap, dari sepuluh proposal yang terpilih dan dibuat film, nantinya dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak yaitu pembuat film, Kemendikbudristek, juri, dan kurator. “Semoga nanti semuanya
bisa diuntungkan dari program yang dibuat dan sukses,” harapnya.
Adapun 10 judul proposal yang terpilih adalah :
1.Ade: Ride To Nowhere, produksi Hore Production, Makassar;
2.Culas, produksi Goodwork, Jakarta;
3.Gang Permai 2, produksi Historia Kreator, Pontianak;
4.Ibu Ora Sare, produksi Lab 162, Yogyakarta;
5.Jiwo, produksi Catchlight Pictures Indonesia, Yogyakarta;
6.Kabar Dari Kubur, produksi Kinovia X Childhood Gang, Tangerang;
7.Membicarakan Kejujuran Diana, produksi Kembang Layar Indonesia , Jakarta;
8.Pasukan Semut produksi Gertak Film, Pontianak;
9.Radio Pakcik Mahmud produksi Zettamind Studios, Pekan Baru;
10. Rasa (H), produksi Kembang Gula, Solo.
Beberapa telah melakukan proses produksi dan sedang dalam proses post produksi.
Bagi yang belum mengetahui mengenai program tahunan ini, dapat mengikuti kabar terkininya, termasuk antara lain program-program mendatang melalui sosial media ini
Kompetisi Film Pendek adalah termasuk program tahun 2021 dalam bentuk kompetisi ide cerita dan pendukungan biaya produksi kepada pemenang kompetisi (sineas/komunitas film), untuk memproduksi film pendek fiksi dengan durasi 12 hingga 24 menit.
Dalam menyampaikan ide cerita, ternyata masih banyak yang beranggapan bahwa kebudayaan Indonesia, adalah terkait dengan hal-hal tradisonal belaka, padahal handphone sebagai representasi teknologi sebenarnya juga telah merupakan bagian dari sebuah kebudayaan
Masih ditunggu karya-karya lainnya , serta diharapkan akan lebih menjangkau wilayah lain yang lebih luas di masa depan. Hal optimis ini diyakini, karena tahun ini propsal yang masuk berasal dari beragam daerah di luar Jawa seperti Pontianak , Makasar , Pekan Baru dan lain-lain (cinemags)