Rebel Moon
Usaha terbaru Zack Snyder di dunia fiksi ilmiah, “Rebel Moon—Bagian Pertama : Child of Fire dan Bagian Kedua : The Scargiver” masih menyisakan banyak hal yang terasa “kurang”
Penonton memang merasakan keluasan ide ceritanya , namun meskipun ini amat ambisius dengan keseluruhan ide kemegahan visual.
Sangat terasa saga dua bagian ini berjuang untuk menemukan pijakannya di tengah lautan klise opera luar angkasa dan penceritaan yang tidak menginspirasi.
Sebagaimana disampaikan oleh Zack Snyder dalam beberapa kesempatan, inspirasi yang jelas dari karya ikonik Akira Kurosawa, khususnya epos samurai yang berlatar masa feodal Jepang,
“Rebel Moon” berupaya untuk mentransplantasikan esensi karya klasik tersebut ke dalam latar futuristik.
Namun, meskipun film ini menawarkan efek visual dan skala yang mengesankan, film ini kurang memperhatikan detail dan kedalaman narasi yang diperlukan untuk benar-benar memikat penonton.
Bahkan di beberapa adegan, penonton masih terbawa akan imajinasi ala Star Wars.
Plotnya mengikuti sekelompok pemberontak yang bersiap menghadapi kekejaman penguasa luar angkasa dalam upaya kebebasan dan keadilan.
Dipimpin oleh mantan jenderal Titus yang tak ramah – Djimon Hounso.
Pemeran ansambel tersebut antara lain Kora (Sofia Boutella) yang secara umum misterius dan Gunnar (Michiel Huisman).
Meskipun karakternya disandingkan apik, mereka tidak memiliki kedalaman dan pengembangan yang diperlukan untuk benar-benar melibatkan penonton.
Ulasan Rebel Moon
Salah satu kelemahan utama film ini terletak pada tempo dan penekanannya pada tontonan dibandingkan substansi.
Meskipun durasinya panjang, “Rebel Moon” terasa terputus-putus dan terlalu padat, dengan banyak subplot dan karakter yang bersaing untuk mendapatkan perhatian.
Selain itu, adegan aksinya, meskipun mengesankan secara visual, tidak memiliki koreografi dan dampak yang diperlukan untuk meninggalkan kesan abadi.
Selain itu, upaya Snyder untuk menggoda versi film dengan rating R, serupa dengan upaya sebelumnya dengan franchise “Justice League”, terasa tidak perlu dan dipaksakan.
Meskipun beberapa orang mungkin berpendapat bahwa versi film yang lebih grittier dan lebih berorientasi pada orang dewasa dapat menambah kedalaman dan kompleksitas.
Pada akhirnya film ini terlihat sebagai upaya yang sangat dipaksakan untuk menarik penonton khusus.
Kesimpulan Ulasan Rebel Moon
“Rebel Moon” gagal mencapai ambisi Snyder, memberikan pengalaman yang tidak sesuai dengan ekspektasi penonton dan gagal meninggalkan dampak yang bertahan lama.
Meskipun bakat visual Snyder ditampilkan secara penuh, hal itu pada akhirnya dibayangi oleh kekurangan narasi dan substansi film yang mencolok.
Sebagai semesta fiksi ilmiah yang direncanakan, “Rebel Moon” meninggalkan banyak hal yang diinginkan dan juga kurang mencapai harapan serta ekspektasi para penonton maupun penggemarnya.