Kimo Stamboel adalah sutradara film Jailangkung Sandekala yang saat ini sedang tayang di bioskop dan ini merupakan film reboot dan tiada kaitannya dengan film berjudul Jailangkung sebelumnya yang telah beredar.
Cinemags , berkesempatan untuk mewawancarai Kimo Stamboel (KS) dan berikut ini adalah rangkumannya
Q : Bisa diceritakan proses pembuatan film Jailangkung Sandekala?
KS : Prosesnya lumayan panjang, karena dari Screenplay itu menghubungi saya, lalu menawarkan sebuah cerita IP Jailangkung yang tadinya masih berhubungan dengan yang dahulu. Namun setelah melalui diskusi sangat panjang, akhir kami sepakat untuk membuat versi baru yang tiada kaitannya lagi. Akhirnya saya dengan Rinaldy, kita gabungkan dengan konsep folklore sehingga menjadi sebuah konsep yang menarik dan Wicky V. Olindo selaku produser setuju akan hal ini.
Ada waktu menulis sekitar 6 bulanan , proses syuting dilakukan dengan melalui banyak halangan disebabkan oleh pandemi, saat selesai kami masih menunggu untuk penayangan, hingga pertengahan tahun ini sudah diumumkan akan tayang di bioskop.
Q : Judul atau cerita bertemakan jailangkung sudah banyak, apakah ada alasan khusus yang dapat membuat penonton datang ke bioskop , untuk menonton film ini?
KS : Ya, dalam film Jailangkung Sandekala saya menawarkan hal yang berbeda lagi. Ada arti dari kata Sandekala itu , itu saja sudah merupakan sesuatu yang berbeda. Kita juga ambil satu tema yaitu broken family disebabkan suatu kejadian yang membuat anak mereka yang paling kecil hilang. Jadi ini film horor, namun ada sentuhan drama yang cukup bisa dinikmati dari beragam kalangan. Bisa ditonton bersama keluarga, dimana karakter-karakter itu sangat relate dengan penonton.
Horornya disini juga tidak hanya ditampilkan dari sebuah entitas / makhluk yang menghantui mereka , tapi sebenanrnya bisa dikeluarkan dari sebuah situasi. Salah satu anggota keluarga ada yang hilang ini , menurut saya akan menambah unsur horor pada film ini.
Q : Apakah ada target tertentu dalam pembuatan film ini?
KS : Yang jelas gue berusaha membuat sebuah cerita yang belum pernah diceritakan sebelumnya. Targetnya adalah gue menyelesaikan dan membuat film ini terbaik untuk para penonton. Insya Allah. Jika bisa mendapatkan jumlah penonton yang lumayan banyak, juga sangatlah diapresiasi karena hal ini lah yang akan menggerakkan kita membuat film lagi, mterutama dalam genre horor.
Q : Apakah akan banyak adegan yang melibatkan CGI? Berapa persen ?
KS : Sebenarnya adegan asli lebih banyak , rencana waktu itu mau rilis saat lebaran, cuma karena pandemi, jadi sampai pada situasi tidak dikebut lagi untuk proses pembuatannya. Di film ini kita lebih banyak hal-hal yang praktis , jadi untuk CGI di bawah 50%.
Q :Bisa di share treatment saat syuting yang membuat para pemerannya tampil meyakinkan dalam setiap adegannya?
KS: (tertawa) . Alhamdulillah, kita dapat aktor-aktor yang talented . Treatment nya dalam membuat film horor, gue justru membuat situasinya dalam suasana live saat di balik layar. Jadi gue nggak pernah membuat mereka, jadi nggak membuat situasi yang me refflect dari film nya itu sendiri. Itu kan sepertinya situasi yang bikin stress full banget ya.
Dwi dan Titi , benar-benar family oriented, jadi pas gue ceritain , mereka seneng banget. Ini adalah sebuah keluarga yang mengalami suatu hal yang traumatic banget dan mereka pun bisa langsung merasakan. Mereka juga sampaikan, kalau ini kejadian sama gue, ini sih yang akan gue lakukan. Gue akan bersikap seperti ini, gue akan begini, gue akan begitu.
Tentunya karakter dalam film ini, bukan mereka, tetapi ada beberapa hal yang mereka bisa relate dan mereka bisa push foward dan hebatnya sih , gue bilang juga ke mereka , ini karakter yang berbeda dari diri mereka sendiri, gue berikan penjelasan juga mengenai karakter dan back ground nya. Gue juga memberikan penekanan bahwa karakter dalam film ini, sebenarnya bukanlah tipe orang yang percaya akan hal-hal yang berbau mistis/folklore seperti ini.
Lokasi tempat syuting ternyata juga dirasakan oleh para kru dan pemain menyeramkan, hal ini langsung diserap oleh mereka dan membuat mereka menjiwai peran mereka. Ditambah ada suatu kejadian, ternyata di lokasi ada hal-hal yang aneh/abnormal, nggak bisa masuk ke nalar. Suasana tersebut, tanpa disengaja infuse para pemain dan jika mereka di balik layar banyak tertawa. Saat di set, dan kamera mau roll, mereka langsung ter infuse , merasa bahwa hal-hal tersebut memang dekat ada dengan mereka dan mereka bisa men-deliver hal ini kepada saya.
Q : Apakah akan ada banyak adegan aksi dalam film ini atau murni hanya berfokus pada horror dan thriller belaka? Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai hal ini?
KS : Sebenarnya sih jika bicara tentang genre horor, di dalamnya itu ada unsur action , itu adalah pergerakan yang thrilling. Bahkan ini adalah 3 elemen yang tidak dapat dipisahkan. Ada ballance disini dari para karakter yang percaya ini riil dan tidak. Ada orang-orang yang dicurigai sebagai villain nya , otomatis akan ada adegan-adegan yang berbau action.
Dalam sebuah film horor pasti adegan final act, ada aksinya yang climatic, dimana karakter tersebut akan keluar dari masalahnya dan harus melakukan sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidup dan disini jelas akan ada unsur horornya. Dalam film gue akan selalu pasti ada unsur ini.
Cinemags sendiri saat menyaksikan berkesempatan pula mewawncarai Pipien Putri , berikut ini adalah interview singkatnya
View this post on Instagram