Di tengah maraknya kesuksesan (terutama dari sisi finansial) yang didulang beberapa franchise film Hollywood beberapa tahun belakangan ini yang materinya diangkat dari serial kartun sukses lawas seperti Transformers, G.I.Joe, maupun Teenage Mutant Ninja Turtles membuktikan bahwa tayangan kartun anak-anak bisa menjelma menjadi komoditas panas yang bisa mendatangkan keuntungan dolar yang berlipat ganda. Maka, di samping maraknya proyek reboot dan remake yang terjadi di Hollywood, untuk kesempatan kali ini Cinemags mencoba mendaftar sekaligus menganalisis serial animasi dari era 1980-an — yang diamini banyak kalangan sebagai dekade terbaik kejayaan kartun anak-anak — yang rasanya layak mendapat pertimbangan dibuatkan versi film aksi layar lebar live action-nya, syukur-syukur mampu menjelma menjadi franchise film sukses.
Jonny Quest
Producer(s): Hanna-Barbera; Total Episodes: 26; Original run: September 18, 1964 – March 11, 1965
Saat imuwan jenius bernama Dr. Benton Quest mengerjakan proyek pemerintah dengan tingkat kerahasiaan tinggi yang memungkinkan ia, pengawal kepercayaannya Roger “Race” Bannon dan seluruh anggota keluarganya menjelajah dunia, putra tunggalnya Jonny beserta saudara angkatnya, Hadji dan anjing kesayangannya, Bandit banyak mengalami kisah petualangan seru yang tidak hanya membawanya ke lokasi-lokasi eksotis yang unik, namun juga terlibat dalam aksi berbahaya dan berhadapan dengan makhluk aneh maupun tokoh jahat yang berniat mencuri teknologi itu di setiap perjalanan mereka.
Kendala yang mungkin dihadapi
Segi skrip menjadi tantangan paling utama pihak kreator jika berniat memfilmkannya. Hal ini dikarenakan setiap episodenya kisah yang disajikan tidak memiliki keterkaitan satu sama lain. Untungnya, hal itu juga mengakibatkan materi Jonny Quest mencakup perihal yang sangat luas dan kaya, dari menjelajah hutan hingga petualangan bawah air, begitupun stok karakter antagonisnya seperti suku primitif, penduduk asli, bajak laut, kaki tangan penjahat bertopeng, sampai ke yang tingkat absurd sekalipun seperti manusia kadal, rival sesama ilmuwan, pembunuh bayaran asing, robot laba-laba, dinosaurus, mummy, dan masih banyak lagi. Begitupun dengan plotnya, bisa mengambil elemen kisah spionase, perburuan harta berharga, aksi pencurian, penyelamatan, dalam bentuk fiksi ilmiah yang kental, aksi petualangan kontemporer maupun thriller.Dari segi visualisasinya sendiri rasanya Jonny Quest tidak terlalu mendatangkan kendala yang berarti di mana unsur yang ada di serial ini tidak ada yang rasanya tidak bisa diwujudkan oleh teknologi film masa kini. Tantangannya adalah mendapatkan komposisi pemain yang tepat khususnya untuk pemeran sang tokoh sentral Jonny dan saudara angkatnya, Hadji.