Mulai hari ini akan ada dua film horor Indonesia tayang di bioskop Indonesia , yaitu Qodrat yang telah memasuki hari ke 7 dan Perempuan Bergaun Merah yang baru tayang mulai hari ini.
Film Qodrat dan film Perempuan Bergaun Merah , sama-sama menyajikan horor dengan sentuhan berbeda , tapi ada unsur kesamaannya yaitu adanya kesan klasik , berikut ini akan dijabarkan akan sentuhan klasik tersebut.
1. Sisi trailer yang dikenalkan kepada penonton
Pada Qodrat , trailernya akan mengingatkan penonton pada beragam film horor dengan tone serupa , ini menimbulkan banyak sekali komentar hingga rasa penasaran tingkat tinggi , terlebih lagi bentukan adegan-adegannya juga mengingatkan akan banyak sekali film horor klasik Indonesia maupun manca negara hingga Amerika.
Pada Perempuan Bergaun Merah, trailernya terasa adanya unsur pengenal universal , dikarenakan ini urband legend atau ada juga yang menyebutkan ini urban horor, maka pertama kali menonton film ini, pasti akan teringat juga film horor klasik serupa yang dibuat oleh Jepang , Amerika, Korea Thailand, Inggris dan banyak lagi. Kesan yang sering terucap adalah mengenai warna , seolah warna merah ini menjadi warna kesukaan dari perempuan yang menjadi korbannya ini.
2. Unsur cerita yang disajikan
Pada Qodrat , alur cerita menampilkan sosok lelaki, Ustad Qodrat , yang mengalami kejatuhan dikarenakan ia merasa dikalahkan oleh setan . Anak satu-satunya yang ia sayangi tidak bisa diselamatkan, bahkan ia pun terpaksa harus mendekam di penjara , disana ia pun terus menerus mendapatkan tekanan dan gangguan dari setan , hingga akhirnya ia pun akhirnya bebas.
Pada akhirnya ia pun kembali , lalu setelah melalui beragam kejadian, ia pun mampu menemukan kembali inti sari jati dirinya dan kemampuan dirinya untuk dapat mengusir setan. Ini adalah sebuah berkah yang luar biasa. Proses jatuh bangunnya Ustad Qodrat pun digambarkan dengan terbuka dan mudah diterima oleh penontonnya.
Tema klasik ini tentunya lazim ditemui dan biasanya ini pada film horor menyentuh sebuah kalimat sakral yaitu “box office” . Pertanyaannya tentu akankah film Qodrat mengikuti jejak film klasik pendahulunya menjadi box office atau paling tidak menyentuh angka 1 juta penonton?
Pada Perempuan Bergaun Merah, penonton sedari awal sudah diberikan pola pemikiran bahwa ini seperti urban legend yang telah beredar. Ini adalah kisah mengenai perempuan bergaun merah yang mengalami suatu musibah , alur ceritanya dapat berkembang di lokasi tempat dan waktu manapun, namun pada intinya akan banyak kejadian-kejadian mengerikan dan akan ada banyak orang terbunuh terkait dengan perempuan bergaun merah ini.
Disinilah peran pemilihan produser Timo Tjahjanto dengan sutradara William Chandra ini memegang kunci dari semua adegan. Para penonton tentunya mengetahui ciri khas Timo Tjahjanto yang dalam setiap filmnya selalu menyematkan adegan brutal, sebagaimana juga telah ditampilkan sekilas pada trailernya.
Penonton tentunya menunggu -nunggu adegan ini, dengan kolaborasi berdua ini , akankah ekspektasi penonton dapat tercapai?
ini berlanjut pada penjabaran ketiga
3. Pendapat secara umum dari penonton pertama
Menurut Cinemags film Qodrat dengan unsur-unsur klasiknya telah memberikan sesuatu hal yang baru di dunia perhororan bulan Oktober 2022 ini. Film ini mampu menonjol, itu sudah terlihat semenjak trailer pertamanya. Alunan ayat suci sebagai pembuka saja telah menyiratkan hal tersebut, terlebih lagi dengan pengambilan gambar dari sisi yang jarang dilakukan .
Kemudian jika telah tertarik akan hal ini, adegan selanjut juga tak kalah brutal, saat Ustad Qodrat disiksa oleh setan yang merasuki tubuh manusia. Ini pun telah merujuk pada pertempuran abadi antara manusia dengan setan. Tanpa memberitahukan penontonnya, ini telah dipersiapkan akan adegan seram secara psikologis dan juga adegan aksi yang seru ke depannya, dan selanjutnya inipun diberikan secara royal kepada penonton .
Untuk alur cerita , Qodrat masih mampu menampilkan rasa penasaran akan nasib ustad ini kenudian, pun penutup ceritanya pun tak lazim untuk penonton masa kini, tapi familiar bagi penonton masa lalu.
Adapun film Perempuan Bergaun Merah, walaupun terasa ada banyak loop hole nya, adegan-adegan brutal yang diberikan, sudah cukup membuat penonton menjerit-jerit merasa seram . Paduan gambar dengan pemikiran manusia akan sebuah adegan, berhasil dipadukan. Penonton sudah mengetahui akan sebab akibat dari sebuah adegan yang ditata secara cermat, namun masih tetap mau menunggu hingga akhir cerita. bisa dikatakan , alur cerita menjadi urutan kesekian. Adegan-adegan brutal itulah yang dinanti-nantikan.
4. Tipikal penonton horor Indonesia
Jika diamati, penonton Indonesia menyukai cerita-cerita yang dekat dengan keseharian diri mereka. Itu sebabnya film horor yang sebelumnya telah viral , seakan di lomba-lomba kan untuk dibuat filmnya.
Adapun film Qodrat akan dapat dirasakan dekat dengan penonton Indonesia, terlebih muatannya adalah universal, pertempuran manusia dengan setan. Tanpa kesan menggurui pun film ini hadir , sehingga tidak membebani penonton yang non muslim, terbalut dalam adegan aksi epiknya.
Film Perempuan Bergaun Merah pun menjanjikan yang dinanti-nantikan oleh mereka,sesuatu yang telah mereka kenali, baik dari cerita legenda, cerita yang disampaikan oleh kerabat hingga teman.
Mengenai hal ini, penulis berharap , jika ke depan semesta horor indonesia akan di kedepankan . Tetap dengan memberikan teknik-teknik dan unsur-unsur masa kini yang menarik dan keren. Namun jika tidak pun, jika penceritaan yang diberikan sangat lekat dengan keseharian diri penonton, ini masih dapat berhasil. Sebagaimana film dari Belanda yang telah diusung di Festival Film yang berlangsung di Indonesia, World Cinema Week, berjudul Moloch.
Demikian sudut pandang akan sentuhan horor klasik pada film Qodrat dan Perempuan Bergaun Merah, jika ingin pula menyuarakan pendapat setelah menonton, dapat melalui sosial media Cinemags yang meliputi Instagram, Twitter, Tik Tok hingga You Tube