The Last of Us Serial vs Game
Ketika HBO mengungkapkan akan mengadaptasi The Last of Us, video game kenamaan buatan developer Naughty Dog, menjadi sebuah serial, kebanyakan gamer sudah bersiap untuk menemukan hal yang berbeda dengan versi game-nya.
And they’re right, karena dalam 8 episode yang telah ditayangkan (saat artikel ini ditulis) gamer bisa menemukan sejumlah perbedaan yang signifikan.
Di antaranya adalah :
- Asal-usul outbreak yang disebabkan jamur Cordyceps, yang dalam serialnya dijelaskan secara mendetail (tapi tidak dalam game-nya);
- Hadirnya Kathleen Coghlan (diperankan oleh Melanie Lynskey), karakter orisinal yang tidak terdapat dalam game; dan masih banyak lagi.
Tapi, semua perbedaan tersebut justru tidak mengganggu – bahkan terasa melengkapi – jalannya cerita serial yang dibintangi Pedro Pascal dan Bella Ramsey ini.
Mungkin semua itu disebabkan oleh keterlibatan dua pentolan di belakang serial garapan HBO tersebut, Craig Mazin dan Neil Druckmann.
Mazin, creator sekaligus screenwriter untuk serial HBO lain yang berhasil meraih sukses besar, Chernobyl, piawai dalam meramu cerita yang compelling dan mampu menyentuh emosi audiens.
Sementara Druckmann, penulis naskah untuk game The Last of Us yang mendapat pujian dari gamer berkat (salah satunya) storyline-nya, seolah bertugas menjaga agar cerita garapan Mazin tetap setia pada source material-nya.
Hasilnya adalah cerita yang, secara fundamental, tidak melenceng tapi sekaligus menawarkan sesuatu yang baru dan tidak ditemui dalam versi video game-nya.
Walau diadaptasi dari game, serial The Last of Us menawarkan sesuatu yang berbeda ketimbang source material-nya. Ya, kisahnya memang tidak sepenuhnya sama dengan versi game-nya, but so what? It wouldn’t be fun kalau serupa karena kalangan gamer sudah mengetahui perkembangan cerita hingga ending-nya.
Dipadu dengan performa para cast yang apik, tidak berlebihan kalau serial ini dipandang sebagai salah satu – jika bukan satu-satunya – adaptasi video game terbaik sepanjang masa.
Kisah Serial yang menceritakan semua dari sudut pandang Joe dan Ellie
Kisah serial ini akan mengikuti Joe dan Ellie, nyaris semua detilnya saat mereka menavigasi reruntuhan Amerika Serikat, menghindari infeksi yang sangat agresif.
Penonton juga merasa sedih saat Joe terluka , sakit hingga harus berbaring tak sadarkan diri serta bagaimana Ellie pun harus merawatnya, ikatan antara mereka berdua terlihat semakin mendalam.
Terlihat bagaimana Ellie akhirnya mau tak mau harus berurusan dengan penyintas lainnya, untuk mendapatkan penisilin , dan ini merupakan masa-masa yang mengharukan setelah selama ini menyaksikan bagaimana proses mereka berdua yang lama tak lama saling bergantung satu sama lainnya.
Pada episode 8 Ini dapat dikatakan adalah episode yang paling mengharukan , karena saat manusia seakan selain disentuh sisi keterikatannya secara emosional dengan orang yang dianggap telah dekat dengan dirinya akan rela melakukan apa saja.
Namun di sisi lain seolah juga mengingatkan bagaimana seorang tokoh panutan atau yang memaksakan diri menjadi tokoh panutan, memiliki pula kerapuhan dalam jiwanya , karena pada dasarnya setiap manusia akan mencari sosok yang dapat menjadi tonggak tempat ia bersandar.
Joe dan Ellie beruntung telah menemukan satu sama lain, namun masih banyak yang belum dan dalam proses pencariannya, akan rela melakukan apapun, termasuk memisahkan Joe dan Ellie.
Penasaran akan episode terakhir dari The Last of Us? Jangan lewatkan Senin mendatang hanya di HBO GO
Baca juga artikel kami lainnya mengenai serial ini
Penulis : Kent, ASEK, Nuty