Film Nightmare Alley adalah ajang pembuktian Guillermo del Toro. Sineas visioner yang tadinya dikenal sebagai spesialis film-film bernuansa supranatural ini, kali ini mendaur ulang materi novel berjudul sama yang sebelumnya juga sudah difilmkan (Baca perihal itu di sini).
Meninggalkan unsur supranatural yang sudah begitu lekat dengan banyak karya penyutradaraannya, del Toro menyuguhkan kisah yang memerlihatkan sisi kelam manusia dalam mengejar impian American Dreamnya. Di mana, ada lebih banyak cerita tentang kegagalan daripada kesuksesan.
Bagi yang belum membaca novel karya William Lee Gresham atau melihat film adaptasi tahun 1947nya, kami dapat memastikan bahwa Anda akan baik-baik saja. Dalam artian, tidak akan menemui kesulitan untuk memahami cerita yang dikedepankan di sini.
Pria bernama Stanton Carlisle (Bradley Cooper) yang memiliki masa lalu kelam berkeinginan mengubah hidupnya. Ia mempelajari cara hidup di karnaval dengan cepat dibantu oleh peramal Zeena (Toni Collete) dan suaminya, Pete (David Strathairn), seorang mantan mentalis.
Dengan bantuan Zeena dan Pete, Stanton berubah menjadi seorang penipu dan manipulator ulung yang serakah. Ia menyadari ada keuntungan besar yang bisa ia dapatkan dari merebut harta para kaum elit New York. Bermodal pengetahuannya, ia mulai merencanakan penipuan terhadap pengusaha kaya raya namun berbahaya bersama seorang psikiater misterius, Dr Lilith Ritter (Cate Blanchett), yang mungkin akan membawanya ke akhir kejahatannya.
Penceritaan film Nightmare Alley disajikan oleh del Toro dalam struktur tiga babak dengan alur yang terbilang lambat. Sedikit banyak gayanya ini mengingatkan dengan yang sudah ia hadirkan sebelumnya di Crimson Peak, film garapannya di tahun 2016. Hal ini menyebabkan, harus diakui bahwa film besutannya kali ini lebih tersegmentasi ketimbang sebelum-sebelumnya.
Ada banyak hal yang bisa diapresiasi tentang Nightmare Alley. Dari awal hingga akhir, sang sineas memastikan filmnya memiliki sinematografi yang indah yang secara luar biasa menggambarkan gaya visualnya yang unik di depan kamera. Skor musiknya juga memukau, dan menambahkan banyak kedalaman emosional pada premis dan karakter.
Jelas bahwa Del Toro menyukai materi sumbernya, dan mampu melihat kesempatan untuk menjelajahi kegelapan dan kengerian tanpa harus membelok ke arah supranatural. Sebagai informasi film noir adalah perihal yang sulit diwujudkan. Sudah banyak sineas yang gagal kala mencoba bermain di ranah ini. Namun, del Toro yang jangan lupa pernah menjelajahi ranah gotik dengan Crimson Peak dan The Shape of Water, tapi juga pernah menghadirkan aksi yang kental nuansa anime Jepang lewat Pacific Rim, nyatanya terbukti mampu lumayan baik menavigasi ranah noir ini.
Meskipun memamerkan banyak ciri khas penyutradaraannya, film ini juga berhasil menghasilkan kisah noir yang menyenangkan yang secara efektif membawa motif dan estetika sang sineas. Akan menarik ketika orang-orang akan membandingkan tampilan sinematik antara Nightmare Alley versi baru dan orisinal. Namun, tetap mengesankan bahwa del Toro mampu membawa gaya pengarahnya yang berbeda menjadi klasik dari tahun 1940-an.
Pertunjukan akting semuanya bermain baik, terutama Cooper, Blanchett, Dafoe, dan Collette. del Toro berhasil dengan bantuan rekan penulisnya Kim Morgan berhasil menghadirkan skrip yang matang. Cukup menarik untuk melihat evolusinya. Babak pertama tidak terlalu menarik dibandingkan dengan babak kedua dan ketiga, karena intro sangat terfokus pada pengaturan jagat dan tone film. Memang butuh sedikit kesabaran untuk dapat menikmati garapan ke-11 del Toro ini terutama di paruh pertamanya, tetapi kemudian akhirnya menjadi lebih baik dan lebih baik. Dengan runtime 150 menit, jadi Anda harus tahu apa yang Anda hadapi.
Sementara mungkin bukan film del Toro yang paling ambisius hingga saat ini, namun ini tentu bukan tanpa niat untuk mencoba sesuatu yang luar biasa. Film Nightmare Alley terbukti menjadi eksperimen yang efektif dalam seni bercerita melalui penggunaan pengembangan dan eksekusi karakter yang indah. Secara keseluruhan, Nightmare Alley adalah kejutan yang menyenangkan terutama bagi para penyuka karya-karya del Toro.
Film Nightmare Alley sedang tayang di bioskop tanah air