Sebagai penikmat sekaligus jurnalis film yang dari kecil hingga sekarang sudah menyaksikan lebih dari satu juta judul pelbagai genre, bentuk, maupun dari belahan dunia manapun sepanjang masa, kejenuhan dalam menyaksikan film baru sangat besar. Pasalnya, apalagi kalau bukan sering mendapati kesamaan tema, formula, bahkan hingga ke jalan cerita antara judul yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, adalah kepuasan tersendiri jika berhasil mendapatkan film tidak terkenal yang di luar dugaan memberikan sajian mengesankan, seperti halnya film Jai Bhim ini.
Jai Bhim adalah drama sosial Tamil yang kisahnya diangkat dari kasus kehidupan nyata perjuangan seorang pengacara atas kasus ketidakadilan dan penyiksaan tahanan atas anggota suku terpinggirkan di distrik Cuddalore di Tamil Nadu. Film ini kisahnya ditulis dan disutradarai oleh TJ Gnanavel, dan dibintangi oleh Suriya Sivakumar sebagai pemeran utama pengacara Chandru, Prakash Raj, Rajisha Vijayan, Lijomol Jose, Rao Ramesh dan K Manikandan.
Didorong keinginan menemukan tontonan menarik bukan keluaran Hollywood untuk mengisi kebosanan di akhir pekan kali ini, akhirnya membawa penulis kepada judul film Tamil yang ada di layanan OTT Amazon Prime Video ini. Rasa penasaran atas rating temporernya yang sangat fantastis, memaksa penulis kali ini menjatuhkan pilihan pada film ini.
Film berlatar tahun 1995 ini menyoroti kasus yang berdampak besar pada kehidupan Sengeni (Jose), seorang wanita dari suku Irular yang terbelakang dan seorang pengacara asal Chennai bernama Chandru (Suriya). Konflik bermula saat pihak kepolisian mencari suami Sengenni, Rajukannu (K Manikandan) atas tuduhan sebagai pelaku utama kasus hilangnya beberapa perhiasan di rumah sosok berpengaruh. Pemicunya, usut punya usut hanya sebatas dikarenakan Rajukannu mengunjungi lokasi kejadian di hari itu untuk menangkap ular yang masuk ke dalamnya.
Tidak menemukan sosok yang dicari, Sengeni dan kakak laki-lakinya lah yang dibawa polisi. Dalam proses investigasi itu mereka mendapat perlakuan tidak manusiawi dari para polisi. Baru saat Rajukannu akhirnya muncul, Sengeni dibebaskan.
Sang suami dan dua pria lain dari suku itu yang ikut diringkus sebagai pelengkapnya mendapat siksaan brutal dari pihak kepolisian. Keesokan harinya Sengeni mendengar kabar bahwa sang suami dan dua ‘rekannya’ itu kabur dan menghilang. Mencium adanya ketidakberesan, Sengeni atas bantuan aktivis Mithra (Vijayan) mendatangi, Chandru, seorang pengacara yang namanya tengah menanjak sebagai pembela kaum yang tertindas. Bersedia memperjuangkan kasus Sengeni. Ia pun mulai mengajukan permohonan kasus dan melakukan pengusutan. Namun, hal itu tidak serta merta berjalan lancar, karena pihak tergugat rupanya sudah bersiap menghadapi gugatan itu dengan segala upaya untuk memastikan kekalahan sang pengacara.
Apakah Chandru akan bisa menyingkap nasib sebenarnya yang menimpa Rajukannu dan dua ‘kaki tangannya’ itu? Apa yang dilakukan Chandru saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? Akankah keadilan ditegakkan? Anda harus menonton film untuk mengetahuinya.
Walau ini notabene merupakan karya debutan, Gnanavel kentara benar sangat percaya diri dari apa yang disajikannya di sini. Ia tidak membuang waktu dalam penceritaannya. Sejak awal, mudah sekali untuk menebak apa politik yang ingin ia kedepankan di sini secara gamblang. Tidak hanya soal ketidakadilan, perihal bagaimana tekanan kuat yang dihadapi pihak kepolisian untuk mengusut kasus sesegera mungkin demi reputasi hingga memicu tindakan tidakbertanggungjawab juga diperlihatkan secara gamblang di sini.
Menonton Jai Bhim sedikit banyak mengingatkan realitas pahit yang sering dibaca dalam berita-berita, tentang kasus-kasus ketidakadilan yang kerap menimpa masyarakat kecil. Apa yang diangkat Gnanavel di sini bukan perihal yang hanya sekali dua kali kita dengar, lihat maupun baca. Hal ini yang membuat sajian Jai Bhim begitu relevan.
Sebagai film drama hukum, Jai Bhim mungkin tidak memiliki teknik bercerita yang inonatif atau alur cerita yang tidak biasa. Namun, harus diakui sangat efektif dalam menunjukkan apa yang ingin digambarkan oleh sang sineas melalui filmnya ini.
Hal lain yang penulis pribadi sukai tentang film ini adalah bahwa sajiannya tidak berupaya untuk disajikan bombastis. Film ini tersaji sederhana dan terkesan apa adanya. Tidak ada adegan atau bahasan dramatisasi berlebihan, memerlihatkan perbedaan perlakuan bagaimana polisi memperlakukan terdakwa dari kasta yang lebih tinggi misalnya guna menitikberatkan kebobrokan yang ada.
Untuk ukuran durasi, Jai Bhim seperti kebanyakan film-film dari tanah India, memiliki durasi panjang, yakni 164 menit. Namun, meski beberapa adegan di paruh awalnya mungkin bisa sedikit disajikan lebih pendek, namun secara keseluruhan sajiannya hampir tidak ada adegan yang sia-sia. Ditunjang penampilan menawan Suriya sebagai ujungtombak utamanya, inilah nyawa paling signifikan di film ini selain tentunya kepiawaian Gnanavel menguntai cerita lewat sorotan kameranya.
Dan terbukti, formula ini sangat mumpuni. Dalam debut penyutradaraannya, Gnanavel telah berhasil mencapai kombinasi yang tepat untuk menangani masalah sosial yang penting, dibungkus dengan kisah investigasi efektif, dan salah satu adegan pengadilan penuh intrik yang intens. Salah satu hidden gem 2021 yang menurut penulis layak mendapat sorotan besar.
Jai Bhim bisa disaksikan secara streaming di Amazon Prime Video