Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Review Film Deadpool – Tokoh yang Tidak Patut Dicontoh, Namun Sangat Diidolakan

by Kent
February 12, 2016
in User News
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Review Film Deadpool - Tokoh yang Tidak Patut Dicontoh, Namun Sangat Diidolakan

Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.

linebreak

“I can’t save my life, but I can save hers. Is that what superheroes do?”

-Wade Wilson

Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya Deadpool rilis di Indonesia lebih cepat dari negara asalnya. Saya sudah menonton film ini pada hari pertama rilis, and now I’m going to give you a short review of the movie.

Deadpool. Saya tidak terlalu mengenal tokoh ini sebelum beberapa tahun lalu, di saat ada isu bahwa Deadpool akan difilmkan. Walaupun tokoh ini begitu terkenal di komik, Deadpool memang kurang populer di kalangan pencinta film. Bahkan banyak yang tidak menyadari bahwa Deadpool (juga diperankan oleh Ryan Reynolds) pernah muncul pada film X-Men Origins: Wolverine pada 2009.

But guess what? Setahun terakhir ini entah kenapa semua orang mendadak mengenal Deadpool. Tokoh ini tiba-tiba diidolakan banyak orang, entah itu fans Marvel atau bukan, pencinta film atau bukan. Internet dipenuhi dengan celotehan orang-orang yang menanti-nanti munculnya sang “kostum merah”. Mungkin termasuk Anda.

Tenang, saya tidak akan men-judge Anda sebagai anak kekinian, fans musiman atau apa. Saya tidak heran ketika semua orang termasuk Anda tertarik untuk menonton film Deadpool. Yes, I am talking about the marketing technique, it’s perfect!

Poster-poster yang sangat menarik, trailer-trailer yang super lucu, dan kalimat-kalimat persuasif yang sangat memikat membanjiri semua media massa di seluruh dunia. Saya berani berkata bahwa marketing adalah salah satu faktor terpenting dari sebuah film, dan tim pemasaran Deadpool melakukannya dengan sangat sempurna. Mereka membuat Deadpool menjadi idola baru bagi masyarakat.

Okay, sekarang mari beralih ke konten dari film Deadpool.

Pertama, secara umum this movie is FANTASTIC. Tim Miller sang sutradara berhasil menciptakan film origin dari Deadpool dengan sangat ciamik. Sang tokoh disajikan dengan sangat apik, sangat sesuai dengan karakter aslinya yaitu, konyol, cerewet, slengean, dan super kocak. Saya pun bersyukur Deadpool diperankan oleh Ryan Reynolds yang sangat berhasil memerankan tokoh tersebut. Tokoh-tokoh protagonis pendukung seperti Vanessa (Morena Baccarin), Weasel (TJ Miller) dan sang antagonis Ajax (Ed Skrein) serta Angel Dust (Gina Carrano) pun memiliki chemistry yang kuat antara satu sama lain.

Kedua, the jokes. Lelucon-lelucon satir yang dikeluarkan sungguh cerdas dengan penyampaian punchline yang benar-benar meninju perut. Selain itu, timing dikeluarkannya jokes-jokes tersebut pun tepat. Tidak ada satupun lelucon di film ini yang mengganggu bahkan merusak scene yang sedang berlangsung. Tingkat kelucuan film ini tersebar di sepanjang film, tidak hanya dibagian-bagian tertentu saja. Semuanya dikeluarkan dengan tidak terduga, namun sangat pas, dan lucu. Seandainya Deadpool mengikuti ajang stand-up comedy, no doubt, he will kill the stage.

Ketiga, point of view  berbeda dari yang lain. Selain kemampuan regenerasi dan weapon-expert, Deadpool memiliki satu “kekuatan super” yang tidak dimiliki oleh superhero manapun. Seperti yang saya sampaikan di judul, Deadpool tahu bahwa dia sedang difilmkan. Ya, tokoh ini sadar kamera, dan tak jarang mengajak penonton untuk berkomunikasi face-to-face di tengah cerita, bahkan saat bertarung. Entah kenapa, saya sebagai penonton merasa seperti mengobrol langsung dengan dia. Deadpool terasa benar-benar hadir di theater, dan ini benar-benar memorable.

Terakhir, adegan-adegannya. Percayalah ini sama sekali bukan film anak-anak, walaupun lucu. Adegan-adegan yang disajikan penuh omongan kasar, darah dan kekerasan. Namun jangan khawatir, walau beberapa adegan disensor, hal tersebut sama sekali tidak mengganggu. Metode sensor yang dilakukan tidak memotong adegannya, melainkan men-zoom di bagian tertentu untuk menghilangkan “sesuatu” yang dinilai tidak pantas. Bagi saya ini bukan masalah, dan kebrutalan Deadpool masih ditampilkan dengan sangat baik.

Satu hal yang sangat saya apresiasi dari film ini adalah plot cerita yang “dibiarkan” klise dan tipikal. Alur ceritanya bisa tertebak dan berakhir seperti film-film superhero biasanya.

Lho, lalu kenapa diapresiasi?

Haha, saya yakin ini disengaja. Karena, cerita yang berat justru akan merusak seluruh kelucuan yang dibangun susah payah sejak awal, bahkan karakter khas sang hero akan ikut-ikutan rusak. Ya, inti film ini bukan pada alur cerita, melainkan pada Deadpool itu sendiri. Film ini cenderung mengenalkan kepada penonton tentang siapakah Deadpool dan bagaimana karakternya (yang sangat sangat lucu itu).

Oh iya, saya tidak akan berkomentar banyak mengenai post-credit scene. Intinya, those are (ya, ada dua post-credit scene) the best post-credit scenes I’ve ever seen in my whole life. Scene yang sangat menyebalkan namun memorable, dan berhasil menipu seluruh penonton yang ada di studio. Ya, literally menipu. Gila. Great job for the post-credit scenes, Tim!

Kesimpulannya, the movie is more than I expected. Saran saya, segera tonton film ini sebelum tingkat kelucuannya berkurang gara-gara spoiler tentang Deadpool yang sebentar lagi akan berkeliaran di internet. Jangan ragu untuk menonton, because I’m sure you will love him so much. And if you already do, you will do more.

And don’t ever leave the room until the last post-credit scenes 🙂

Tags: Review Film Deadpool
Previous Post

Penampakan Pertama dari Para Smurf di Smurfs: The Lost Village

Next Post

Review Film Deadpool – Not a Superhero Movie

Related Posts

Academy
Articles

Pengakuan Academy Membanggakan ! Balinale Diakui Sebagai ‘Festival Berkualifikasi Oscar®’

24/10/2024
CATCHPLAY+
Action

CATCHPLAY+ Jalin Kerjasama dengan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata)

13/12/2023
Wulan Guritno
Movie Articles

Wulan Guritno tentang Jakarta vs Everybody, ini Film Edukasi

08/04/2022
Rich Brian NIKI Warren Hue
Action

Rich Brian, NIKI, dan Warren Hue bangga terlibat Shang-Chi

22/09/2021
Next Post

Review Film Deadpool - Not a Superhero Movie

Unfortunately, an error occurred:
Cinemags
Cinemags
• 1.7K Subscribers • 381 Videos • 526K Views
Official Account of Cinemags "More than Movie Magazine"
  • Uploads
1 

Popular 24 Hours

  • Traveloka CGV

    Sebelum Nonton, Kenali Dulu Ragam Kelas di Bioskop CGV

    30354 shares
    Share 12141 Tweet 7588
  • Liam Neeson Kembali Beraksi dalam Trailer Perdana Ice Road: Vengeance

    509 shares
    Share 204 Tweet 127
  • Sejarah Pendek Jagat Sinema Komik The Old Guard

    453 shares
    Share 181 Tweet 113
  • 10 Sekuel Superhero yang Lebih Unggul dari Film Aslinya

    401 shares
    Share 160 Tweet 100
  • Sekuel Dari Vidio Original Series Paling Rusuh Sepanjang Masa, The Sexy Doctor Is Mine, Segera Tayang!

    450 shares
    Share 180 Tweet 113
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • About Us
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags