Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.
Note: spoiler alert!
Film Deadpool, merupakan film yang berbeda dari film superhero biasanya. Film ini tidak menceritakan Wade, seorang mutan yang ingin menyelamatkan dunia dan menjadi pahlawan super. Film ini malah menceritakan Wade, seorang mutan yang ingin terlihat tampan lagi. Ya, menjadi mutan membuat Wade menjadi sosok yang buruk rupa dan ia merindukan ketampanannya.
Meski dulu Wade adalah anggota pasukan spesial, yang dikeluarkan, kemudian ia membantu menangani orang-orang jahat disekitarnya, Ia tidak mau dianggap pahlawan. Setelah ia menjadi seorang mutan yang imortal, tingkah Wade seperti anak-anak. Tingkahnya yang seperti anak-anak inilah membuat film ini penuh tawa.
Berbeda dengan karya Marvel lainnya, film ini merupakan action comedy. Adegan bertengkar Deadpool dan musuhnya sangat menegangkan, namun tetap lucu. Adegan bertengkar ini dimulai sejak opening scene, yang langsung membuat perhatian penonton ke layar. Alur cerita ini dibuat tidak sepenuhnya maju, melainkan ada flashback sebelum Wade menjadi Deadpool. Hal yang berbeda juga adalah Deadpool sendiri sadar bahwa ia berada di dalam film dan beberapa dialog dilanturkan kepada penonton.
Film ini juga bukan film superhero karena Deadpool tidak menyelamatkan dunia. Deadpool hanya ingin menyembuhkan penyakitnya dan menjadi tampan lagi. Deadpool sendiri tidak mau dianggap sebagai superhero, meski X-Man ingin merekrutnya.
Hal yang menarik dari Deadpool seperti pada film Marvel lainnya adalah post-credit scene yang muncul sebanyak 2 kali. Jadi bagi yang ingin menonton, jangan pulang sebelum credits-nya selesai!