Berikut adalah review film Darah Daging dari salah satu pemenang kuis Gala Premiere
Ngobrolin Film Darah Daging 2019 : Bukti Kasih Sebenarnya
Jumat, 06 Desember 2019
Senang sekali rasanya kembali berkesempatan menikmati sajian hangat dari layar bioskop Indonesia, berkat lomba yang diadakan Cinemags pada akun IG mereka. Saya memang hanya sedikit beruntung, melihat jawaban yang saya kirim mepet dengan detik-detik kuis hampir berakhir. Segera saja sepulang kerja, saya meluncur ke Epicentrum, Kuningan, Jakarta.
Sinopsis
Darah Daging berkisah tentang Arya, Rahmat, dan Fikri, yang berusaha mencari jalan untuk membayar biaya operasi demi menyelamatkan nyawa sang ibu. Arya dan Rahmat sebenranya telah mencoba mengumpulkan uang dengan mengambil beberapa pekerjaan tambahan, namun dana yang dibutuhkan belum juga terkumpul. Sementara adik mereka, Fikri, baru saja lulus kuliah dan masih bekerja magang sebagai pegawai bank.
Jalan berkerikil yang mereka susuri sebelumnya sudah terasa terlalu tajam, namun kini jalan itu seolah tak lagi ada. Mereka tak ingin lagi kehilangan, sedang satu-satunya peluang yang dapat dipikirkan untuk menyelamatkan sang ibu adalah dengan merampok sebuah bank. Rahmat kemudian mengajak Salim, seorang sahabat yang juga tengah dilanda kesulitan, untuk bergabung.
Empat orang amatir dan tanpa perencanaan, Salim berpikir untuk mengajak Borne yang sekaligus dapat menyediakan senjata bagi mereka. Tengah hari selanjutnya, lima orang dewasa mendatangi lokasi bank yang menjadi sasaran. Pada rencana awal yang disepakati, Arya tak ingin ada korban, namun sebuah keputusan gegabah membuat Borne melepaskan tembakan. Sayangnya, beberapa peluru menyasar dada salah satu dari mereka.
Bertahun kemudian telah lewat dari kejadian perampokan bank, Salim, satu-satunya yang diceritakan berhasil bertahan, mendapat kunjungan dua orang gadis muda. Salah seorang dari mereka mengaku tengah mencari sudut pandang tambahan untuk novel yang sedang ditulisnya. Salim dan sang gadis muda terlibat pembicaraan serius tentang masa 14 tahun silam. Salim tak menyangka bahwa kebenaran yang ia yakini dahulu, menjadi penyesalan terbesar bagi hidupnya yang akan berakhir 10 hari lagi.
Pendapatku setelah menonton…
Darah Daging merupakan salah satu film yang membuat dada saya sesak selepas keluar dari gedung bioskop. Jalan cerita yang sebenarnya tak terlalu istimewa, namun dapat disajikan dengan cara yang buat saya cukup menarik. Meski sepertiga film ini dipenuhi aksi tembak menembak dan kejar-kejaran yang bikin bosen, tapi masih berhasil menimbulkan rasa penasaran yang membuat saya tetap duduk bertahan.
Durasi film ini sebenarnya termasuk singkat, hanya 84 menit. Itu pun karena banyaknya adegan yang ditampilkan secara slow motion. Bayangkan jika tidak, mungkin film ini hanya akan memakan waktu 60 menit saja. Cara film ini bertutur juga cukup menarik, di mana bukan dengan lontaran kalimat yang saling bersahutan namun banyak mengandalkan adegan flasback untuk membangun satu cerita yang utuh. Darah Daging juga sepi dari percakapan berisi pesan moral atau nasihat orang tua terhadap masa depan anak-anaknya.
Tak perlu membandingkan scene tembak menembak di film ini dengan hasil karya para sineas Hollywood. Wajar saja jika terlihat kurang alami, toh yang diceritakan adalah para perampok amatir yang sebelumnya hanya bekerja sebagai kuli kasar di proyek perumahan.
Oiya, plot twist di film ini cukup menjanjikan untuk menjawab semua pertanyaan yang timbul di benak para penonton. Sudah bisa saya tebak sebenarnya, namun sempat tak cukup memberi keyakinan bahwa memang itulah yang sungguh terjadi.
Sekarang pertanyaannya adalah, “Sudah sejauh apa saya memberi bukti kasih sebenarnya tanpa banyak kata-kata?”
Judul : Darah Daging
Sutradara : Sarjono Sutrisno
Rilis : 5 Desember 2019
Genre : Drama, Action
Produser : Sarjono Sutrisno,
Produksi : Skylar Pictures
Distributor : –
Durasi : 84 menit
Pemain : Ario Bayu, Tanta Ginting, Donny Alamsyah, Estelle Linden, Arnold Leonard, Rangga Nattra, Karina Suwandi
Sumber artikel Ngobrolin Film Darah Daging 2019 : Bukti Kasih Sebenarnya