Sebuah rahasia besar yang mempunyai dampak bagi kehidupan umat manusia, terungkap setelah terkubur puluhan tahun.
Sebuah konspirasi menutupi kejahatan , terungkap berkat kegigihan satu orang bernama Robert Billot (Mark Ruffalo)
Film Dark Waters mengambil seting waktu maju mundur , diawali dari pengenalan di tahun 1998 sebuah rapat internal kantor hukum Taft Stettinius & Hollister saat Robert Bilot diperkenalkan sebagai partner kantor hukum yang baru , menjadi alur waktu mundur tahun ke tahun 1951 di daerah Parkersburg, Amerika Serikat saat perusahaan DuPont mulai membeli PFOA (yang oleh perusahaan disebut C8) dari 3M untuk digunakan dalam pembuatan Teflon.
3M menemukan PFOA hanya empat tahun sebelumnya; itu digunakan untuk menjaga lapisan seperti Teflon dari penggumpalan selama produksi. Pada waktu itu , PFOA tidak diklasifikasikan oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai zat berbahaya. 3M mengirimkan pula sebuah rekomendasi kepada DuPont mengenai tata cara membuang PFOA, yaitu dengan dibakar atau dikirim ke fasilitas limbah kimia.
Instruksi DuPont sendiri menyatakan bahwa itu tidak akan disiram ke air permukaan atau selokan. Namun fakta di lapangan adalah selama beberapa dekade berikutnya, DuPont memompa ratusan ribu pon bubuk PFOA melalui pipa pembuangan fasilitas Parkersburg ke Sungai Ohio.
Perusahaan membuang 7.100 ton lumpur berlubang PFOA ke sebuah lubang yang sengaja digali secara khusus di wilayah perumahan Washington Works, yang dari lubang pembuangan bahan kimia itu bisa meresap langsung ke tanah. PFOA memasuki tabel air setempat, yang memasok air minum ke komunitas Parkersburg, Wina, Little Hocking dan Lubeck – yang dihuni dari 100.000 orang penduduk secara keseluruhan.
Bilott mengetahui dari dokumen bahwa 3M dan DuPont telah melakukan penelitian medis rahasia tentang PFOA selama lebih dari empat dekade.
Pada tahun 1961, peneliti DuPont menemukan bahwa bahan kimia tersebut dapat meningkatkan ukuran hati pada tikus dan kelinci. Setahun kemudian, mereka mereplikasi hasil ini dalam studi dengan anjing. Struktur kimia PFOA yang unik membuatnya sangat tahan terhadap degradasi. Ini juga terikat dengan protein plasma dalam darah, yang beredar melalui masing-masing organ dalam tubuh.
Pada 1970-an, DuPont menemukan bahwa ada konsentrasi tinggi PFOA dalam darah pekerja pabrik di Washington Works. Mereka tidak memberi tahu E.P.A. pada saat itu.
Pada tahun 1981, 3M – yang terus berfungsi sebagai pemasok PFOA ke DuPont dan perusahaan lainnya – menemukan bahwa konsumsi zat tersebut menyebabkan cacat lahir pada tikus. Setelah 3M membagikan informasi ini, DuPont menguji anak-anak karyawan hamil di divisi Teflon mereka. Dari tujuh kelahiran, dua memiliki cacat mata. DuPont tetap tidak mempublikasikan informasi penting ini kepada publik.
Pada tahun 90-an, Bilott menemukan, DuPont memahami bahwa PFOA menyebabkan kanker testis, pankreas dan tumor hati pada hewan laboratorium.
Satu studi laboratorium menyarankan kemungkinan kerusakan DNA dari pajanan PFOA, dan sebuah studi tentang pekerja terkait pajanan dengan kanker prostat.
Aaat mengetahui laporan ini, DuPont akhirnya bergegas mengembangkan alternatif untuk PFOA.
Sebuah memo antar kantor yang dikirim pada tahun 1993 mengumumkan bahwa ‘‘ untuk pertama kalinya, kami memiliki kandidat yang layak ’yang tampaknya kurang beracun dan tetap berada di dalam tubuh untuk durasi waktu yang jauh lebih pendek”.
Diskusi diadakan di kantor pusat perusahaan DuPont untuk membahas peralihan ke kompleks baru. DuPont memutuskan untuk tidak melakukannya. Risiko itu terlalu besar: Produk yang diproduksi dengan PFOA adalah bagian penting dari bisnis DuPont, senilai $ 1 miliar dalam laba tahunan.
Penemuan penting untuk kasus Tennant adalah ini: Pada akhir 1980-an, ketika DuPont semakin khawatir tentang dampak kesehatan limbah PFOA, ia memutuskan perlu menemukan tempat pembuangan sampah untuk lumpur beracun yang dibuang di properti perusahaan.
Untungnya perusahaan telah membeli 66 hektar dari seorang karyawan tingkat rendah di fasilitas Washington Works , dan tempat ini dapat menjadi tempat pembuangan yang sempurna bagi pembuangan limbah.
Fakta-fakta nyata penting diatas , digarap penulisan naskahnya untuk film oleh Mario Correa dan Matthew Michael Carnahan, berdasarkan sebuah artikel tulisan Nathaniel Rich yang diterbitkan di majalah The New York Times pada tahun 2016 dengan judul “The Lawyer Who Became DuPont’s Worst Nightmare” . Adapun film disutradarai oleh Todd Haynes yang dikenal melalui film-filmnya antara lain Superstar: The Karen Carpenter Story (1987) , Carol (2015) , Wonderstruck (2017)
Rangkain dialog dan gambar-gambar yang menyederhanakan sebuah proses hukum yang berjalan bertahun-tahun , penonton dibuat memahami kesulitan, intrik politik dalam pemerintahan hingga kondisi rumah tangga Bilott dan juga para penduduk yang terkena dampak dari rahasia besar ini.
Deretan bintang ternama pun turut berperan serta dalam film ini, seperti : Anne Hathaway , William Jackson Harper, Tim Robbins, Bill Pullman, Bill Camp, Scarlett Hicks turut mendukung . Menariknya akan ada beberapa “cameo” yang akan muncul dan ikut serta berakting dalam film, membuat film ini menjadi semakin nyata dan menohok hati nurani penonton.
Banyaknya istilah-istilah dalam hukum dan kimia, mungkin akan membuat film ini menjadi film yang peruntukannya terbatas . Namun dengan ramuan rangkain dialog dan akting para bintang ternama, mampu menarik simpati para penonton dan setia mengikuti alur cerita hingga akhir, untuk akhirnya menemukan rahasia besar yang mempunyai dampak bagi kehidupan umat manusia. (cinemags/NutyLaraswaty)