Ini adalah artikel opini dari komunitas Cinemags dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa menulis artikel opini sendiri di sini.
Selamat pagi semuanya, atau mungkin siang atau sore. (Tergantung kapan artikel ini diterbitkan =D). Langsung saja kita simak apa si sebenarnya yang ada di pikiran saya. Jujur saya kagum dan terheran-heran dengan berbagai reaksi orang terhadap penayangan film dengan rating 17+ yang baru-baru ini sedang tayang di berbagai media sosial, yaitu film Deadpool yang tayang sejak 10 Februari 2016. Banyak yang kagum dengan keunikan aksi Ryan Reynolds sebagai Wade Wilson saat mengenakan kostum ketat nan-sexy berwarna merahnya, namun ada juga yang berkomentar sebaliknya. Yang ingin saya bahas di sini adalah, terdapat sebagian orang berpendapat secara terang-terangan untuk menarik peredaran atau penayangan film ini. Tujuan dari artikel yang saya tulis ini adalah untuk mengajak kita semua introspeksi dan merefleksikan diri kita sebelum kita berpendapat. Dalam menulis, saya membagi pendapat saya menjadi beberapa poin penting.
Manfaatkan Fungsi Film Rating
Saya cukup gerah melihat beberapa orang seakan-akan menghakimi film Deadpool sebagai film yang dapat merusak moral generasi pemuda-pemudi Indonesia. Padahal nyatanya di situ terpampang dengan jelas bahwa sudah diberikan rating R atau terbilang Restricted oleh MPAA. MPAA merupakan salah satu organisasi yang berperan penting dalam peredaran film, dengan kepanjangan Motion Pictures Association of America. Berdasarkan sumber berikut: http://www.mpaa.org/film-ratings/, saya lampirkan gambar keterangan beberapa film rating.
Dapat dilihat, keterangan film rating R menyatakan film mengandung konten dewasa, sehingga pihak orang tua harus bijak untuk mencari tahu isi film tersebut sebelum mengajak anak-anak mereka, baik yang sudah tergolong remaja, atau belum.
Manfaatkan Momen Menonton Bersama Keluarga Sebagai Edukasi
Banyak komentar yang dilontarkan di media sosial bahwa film Deadpool harus ditarik dari peredaran dan lain sebagainya. Saya berusaha untuk tidak menghakimi anda yang mungkin setuju dengan pendapat untuk menghentikan peredaran film tersebut, tetapi saya mengajak kalian untuk melakukan edukasi kepada orang-orang sekitar anda (barangkali anak atau saudara anda yang masih tergolong muda). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa manusia selalu haus dengan rasa ingin tahu, misal ada beberapa anak-anak yang antusias sekali untuk menonton film Deadpool. Apabila demikian, saya menyarankan kepada kita semua untuk melaksakan kepedulian kita dengan mempelajari rating film tersebut terlebih. Jadikanlah momen ini dimana anda dapat mengedukasi anak-anak anda yang ingin tahu. Ditambah, sebagai orang tua atau saudara yang sudah mengenal dekat keluarga anda, dimulai dari andalah untuk tetap mengiyakan permintaan mereka untuk menonton film ini bersama-sama, atau menjanjikan menonton film ini saat mereka sudah dewasa.
Hargai Karya Orang, Dengan Tidak Bertindak Agresif
Sekali lagi saya tidak ingin menghakimi anda yang berpendapat untuk menghentikan peredaran film dengan rating 17+. Namun, saya ingin mengajak kita semua untuk menjadi pribadi yang menghargai karya orang lain, dari seluruh aspek, kelebihan dan kekurangan. Film ini sudah difilter sedemikian rupa sehingga mendapatkan rating 17+, yang artinya film ini sudah ditujukan untuk kalangan tertentu. Jangan hanya karena kita yang tidak waspada, kita secara agresif berkomentar untuk menarik film tersebut. Jadikan momen ini pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak memilih tontonan kedepannya. Sebuah gambaran sederhana, tontonlah film seperti anda mengkonsumsi minuman keras misalnya bir atau wine. Jika anda tidak ingin anak atau keluarga anda mabuk, laranglah mereka untuk tidak mengkonsumsi, bukan menghakimi perusahaan yang memproduksi bir atau wine untuk menutup pabrik mereka. Jika ditutup, bagaimana dengan karyawan yang bekerja di dalam pabrik tersebut?
Sekian pendapat saya, saya mohon maaf bila terdapat salah kata-kata. Sekian dari saya terima kasih.