Manusia dengan segala kelemahannya berjuang melawan kejahatan dibalik jubah Hitam dan kegelapan malam. Bertahun-tahun berjuang sendirian, lantas datang Dewa dari langit datang untuk memusnahkan kejahatan. Tapi keadilannya dipertanyakan. Dewa yang maha Agung tidak akan pernah maha Baik, sedangkan Dewa yang Maha Baik tidak akan bisa maha Agung.
Film ini sudah dinanti ribuan penggemar kedua belah pihak. Kubu Superman dan Kubu Batman. Tapi perlu ditekankan sebelum membahas review, film ini bukan sequel Man of Steel. Film ini lepas dari sana, juga kemungkinan besar film ini prequelnya Justice League. Walaupun setting cerita mengambil waktu dari Man of Steel.
Dari awal film kita disuguhkan dengan adegan kematian orang tua Bruce Wayne. Semua digambarkan dramatis, dengan efek slowmotion ciamik. Mulai dari tarikan pelatuk, dorongan peluru, hingga ledakan mesiunya. Angle yang diambil dari sisi Martha juga menakjubkan.
Film berjalan maju dengan sisi Bruce dan Clark saling mengisi. Apa pemacu Batman berspekulasi buruk mengenai Superman. Begitu pula sebaliknya. Mereka saling mencari, berusaha saling mengenal sebagian sisi mereka. Walau hal ini menggiring pada kesalahpahaman antara keduanya.
Film ini ada 3 plot utama yang dijejalkan jadi satu, menurut saya, pertama tentang kebaikan kita yang disalah artikan oleh orang lain. Yang kedua adalah Baik saja tidak cukup, cerdas menilai situasi dan orang lain juga penting. Jika tidak ingin kebaikan kamu diadu domba dengan kebaikan orang lain. Terakhir, kebaikan tidak bisa berdiri sendiri. Bantuan sekecil apapun berharga, membantu kita mengingat bahwa bukan hanya kita yang sedang berjuang.
Tapi plot ini membuat film terkesan dipaksakan. Seakan cerita yang dibangun dipaksakan. Membuat kesan alur yang terlalu cepat. Masalah yang mengawang dan banyak plothole yang harus dipahami penonton.
Lex Luthor di sini juga jauh berbeda dengan karakter komik. Penjahat yang karismatik, elegan, cerdas dan kaya adalah kesan dari karakter Lex sebelumnya. Di film ini karakter Lex dibuat psycho dan perkataan yang berantakan. Termasuk juga cara berpenampilannya yang kurang Dandy. Sedikit mengecewakan, tapi kesan jahatnya masih sama.
Menurut saya sih nilainya 79. Karena penonton tidak bisa murni melihat film ini sebagai film tunggal pembuka Justice League. Masih tetap mengaitkan dengan film Batman dan superman sebelumnya. Tapi saya ga bisa kasih nilai jelek. Kenapa? Karena visual effect, konsep plot tentang prinsip, dan kemanusiaannya dapet banget.
Sebagai pondasi pembangun DC universe, film ini membuka dengan luar biasa. Baik secara kualitas dan penjualannya di seluruh dunia. Saya menunggu film prequel selanjutnya dari DC, Suicide Squad.