Bagaimana rasanya jika Anda melihat seseorang yang mirip secara fisik dengan Anda di dunia maya dan menemukan bahwa orang tersebut adalah saudara kembar yang semenjak bayi terpisah dari Anda? Ini bukan sekadar sebuah cerita fiktif, hal tersebut benar dialami oleh Anais Bordier dan Sarah Futerman, dua saudari kembar yang tinggal di benua berbeda jauh dari tanah kelahiran mereka. Futerman adalah seorang aktris yang sedang meniti karir di Los Angeles, Amerika Serikat sementara Bordier adalah seorang fashion designer di London, Inggris.
Kisah ini dimulai ketika teman-teman Bordier menunjukkan sebuah video di YouTube yang menampilkan Futerman sebagai salah satu aktrisnya. Bordier yang tercengang dengan kemiripan dirinya dengan sang aktris berusaha mencari tahu secara online dan menemukan beberapa fakta yang membuatnya berasumsi bahwa Futerman merupakan saudari kembar yang tidak pernah diketahui keberadaannya dan lahir di Korea Selatan serta diadopsi oleh dua keluarga berbeda 26 tahun yang lalu. Bordier kemudian menghubungi Futerman langsung melalui situs jejaring sosial Facebook dan memberi semua data dirinya untuk memastikan apakah benar Futerman merupakan saudarinya.
Bak gayung bersambut, Futerman kemudian mengajak berkomunikasi melalui internet dan menemukan fakta-fakta baru yang semakin memperkuat kecurigaan bahwa mereka adalah sepasang saudari kembar. Kedua saudari ini kemudian berniat untuk saling bertatap muka satu sama lain, dan Futerman yang merupakan seorang aktris di Hollywood memiliki ide untuk mendokumentasikannya menjadi sebuah film.
Hasilnya? Sebuah film dokumenter indah yang memperlihatkan perjalanan kedua saudari ketika bertemu di London dan kemudian berlanjut ke Los Angeles serta berakhir di pusat adopsi tempat mereka terpisah di Korea Selatan. Di tempat ini juga keduanya melakukan tes DNA yang membuktikan secara klinis bahwa mereka memang benar sepasang saudari kembar. Lokasi terakhir di dalam film dokumenter ini merupakan titik emosional tertinggi di dalam film yang disutradarai oleh Futerman langsung. Dari sisi teknis, film ini memiliki proses editing yang sangat rapi mengingat berbagai adegan diambil dari berbagai sumber seperti kamera smartphone, handycam, dan sumber gambar lainnya. Jeff Consiglio selaku editor Twinster patut mendapat pujian berkat kemampuan penyuntingannya yang membuat film ini memenangkan penghargaan Special Jury Recognition for Editing di SXSW 2015.