Monster selalu punya daya tarik tersendiri di layar lebar. Mereka bisa jadi cermin ketakutan terdalam manusia, simbol kekuatan tak terkendali, atau sekadar makhluk buas yang menguji batas keberanian kita. Dari kisah horor atmosferik hingga aksi blockbuster penuh ledakan, dekade terakhir telah melahirkan deretan film monster yang tak hanya menakutkan, tapi juga berkesan dan inovatif.
Sepuluh tahun terakhir adalah masa keemasan baru bagi film monster—teknologi visual yang semakin maju memungkinkan lahirnya wujud mengerikan dengan detail luar biasa, sementara para sineas berani memadukan kisah monster dengan drama emosional, satire sosial, hingga mitologi baru. Hasilnya? Film-film yang bukan hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga membuat kita merenung, bersorak, bahkan terharu.
Berikut adalah 10 film monster terbaik dalam 10 tahun terakhir (versi Cinemags) yang berhasil mencatatkan diri sebagai karya ikonik, menakutkan sekaligus memikat.
1. Shin Godzilla (2016)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Hideaki Anno & Shinji Higuchi; ensemble aktor Jepang (mis. Hiroki Hasegawa dkk.).
Ringkasan: Ketika makhluk raksasa misterius muncul di lepas pantai Jepang, pemerintah, ilmuwan, dan birokrat berjuang merespons—film ini mengikuti upaya koordinasi krisis lebih dari sekadar perburuan monster.
Elemen menonjol: Godzilla didesain ulang menjadi sosok yang benar-benar mengganggu dan “alien”; narasi berfokus pada birokrasi, komunikasi, dan kegagalan institusi. Visualnya memadukan CGI modern dengan gaya dokumenter pemerintahan.
Kenapa nonton: Karena bukan hanya horor monster biasa — ini satire politik dan studi krisis dengan atmosfir menyesakkan yang jarang ada di film kaiju modern.
2. Kong: Skull Island (2017)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Jordan Vogt-Roberts; Tom Hiddleston, Brie Larson, Samuel L. Jackson, John Goodman.
Ringkasan: Sebuah ekspedisi era 1970-an menuju pulau tak berlabel menemukan ekosistem prasejarah yang penuh makhluk, termasuk Kong — filmnya memadukan petualangan, aksi, dan pertarungan monster spektakuler.
Elemen menonjol: Desain pulau dan makhluk yang kaya imajinasi; setting 1970-an memberi nuansa anti-perang dan komentar singkat soal eksploitasi alam. Adegan-adegan aksi besar dan koreografi kaiju yang dramatis jadi daya tarik utama.
Kenapa nonton: Untuk sensasi petualangan monster besar yang berenergi tinggi dan worldbuilding MonsterVerse yang memuaskan para penggemar kaiju.
3. The Shape of Water (2017)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Guillermo del Toro; Sally Hawkins, Doug Jones, Michael Shannon, Richard Jenkins.
Ringkasan: Di era Perang Dingin, seorang wanita bisu yang bekerja sebagai pembersih di laboratorium rahasia menjalin hubungan emosional dengan makhluk amfibi yang ditahan di sana—kisah ini memadukan fantasi, romansa, dan tragedi.
Elemen menonjol: Desain makhluk yang sangat detail (Doug Jones sebagai pemeran fisik), produksi desain yang puitis, dan gaya visual khas del Toro. Film ini memenangkan beberapa Oscar termasuk Film Terbaik dan Sutradara.
Kenapa nonton: Karena membuktikan film “monster” bisa menjadi alegori cinta, empati, dan perbedaan—indah secara visual sekaligus menyentuh.
4. A Quiet Place (2018)
Sutradara / Pemeran utama singkat: John Krasinski; Emily Blunt, John Krasinski, Millicent Simmonds.
Ringkasan: Dunia dikuasai oleh makhluk yang berburu melalui bunyi; sebuah keluarga harus hidup dalam keheningan total untuk bertahan. Film membangun ketegangan lewat aturan sederhana: jangan membuat suara.
Elemen menonjol: Desain suara dan penggunaan diam sebagai alat bercerita—sound design di sini bukan sekadar teknik, melainkan karakter utama. Juga menonjolkan dinamika keluarga dan pengorbanan.
Kenapa nonton: Ketegangan murni dan konsep orisinal membuatnya menjadi contoh brilian bagaimana sedikit premis kuat + eksekusi rapih bisa melahirkan horor yang efektif dan emosional.
5. The Meg (2018)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Jon Turteltaub; Jason Statham, Li Bingbing.
Ringkasan: Sekelompok peneliti bawah laut dikejutkan oleh kembalinya megalodon—hiu purba raksasa—yang mengancam kru dan dunia permukaan. Film ini mengambil nada blockbuster/ B-movie.
Elemen menonjol: Skala hiu dan adegan aksi yang dirancang sebagai tontonan popcorn; efek visual yang menonjolkan besarnya ancaman.
Kenapa nonton: Untuk hiburan tanpa pretensi—adegan hiu raksasa, Jason Statham, dan sensasi “serba besar” yang menyenangkan bagi penonton yang ingin aksi simpel dan seru.
6. Godzilla: King of the Monsters (2019)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Michael Dougherty; Kyle Chandler, Vera Farmiga, Millie Bobby Brown.
Ringkasan: Ketika beberapa Titan bangkit dan ancaman global meningkat, Godzilla berhadapan dengan rival-rival legendaris seperti King Ghidorah—konflik skala epik menyelimuti manusia dan makhluk raksasa.
Elemen menonjol: Pertarungan kaiju skala besar, desain monster ikonik, serta soundscape yang menegaskan rasa kagum dan kehancuran. Kritik berfokus pada subplot manusia yang kurang kedalaman, tetapi adegan monster mendapat pujian.
Kenapa nonton: Untuk penggemar kaiju yang mendambakan duel monster klasik dengan efek modern dan momen set-piece yang impresif.
7. Underwater (2020)
Sutradara / Pemeran utama singkat: William Eubank; Kristen Stewart, Vincent Cassel, T.J. Miller, Mamoudou Athie.
Ringkasan: Setelah gempa yang memusnahkan fasilitas pengeboran dasar laut, sekelompok kru harus melarikan diri sambil menghadapi makhluk-makhluk misterius di kedalaman—film menggabungkan horor klaustrofobik dan elemen mitos laut.
Elemen menonjol: Nuansa gelap, klaustrofobik, dan rasa terisolasi; nuansa Lovecraftian yang menekankan ketidakpastian dan skala ancaman yang asing. Atmosfer menonjol lewat lighting bawah laut dan ruang sempit.
Kenapa nonton: Bila Anda suka horor bawah laut yang mencekam dan sensasi takut terhadap yang tak terlihat di kegelapan laut dalam.
8. Love and Monsters (2020)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Michael Matthews; Dylan O’Brien, Jessica Henwick, Michael Rooker.
Ringkasan: Tujuh tahun setelah dunia dilanda monster-mutasi, Joel (Dylan O’Brien) berkelana menempuh perjalanan berbahaya lewat lanskap penuh makhluk untuk bertemu kembali dengan pacarnya—film menggabungkan romansa, komedi, dan petualangan.
Elemen menonjol: Tone ringan dan hangat, karakter-karakter yang mudah disukai, serta penggunaan practical effects/animatronik yang memberi pesona pada monster. Film menyajikan coming-of-age dan optimism di tengah kehancuran.
Kenapa nonton: Untuk versi “feel-good” dari film monster: penuh hati, humornya pas, dan pas untuk penonton yang butuh keseimbangan antara aksi dan emosi.
9. Godzilla vs. Kong (2021)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Adam Wingard; ensemble termasuk Millie Bobby Brown, Rebecca Hall, Alexander Skarsgård.
Ringkasan: Pertarungan epik antara dua ikon—Godzilla dan Kong—terjadi di tengah konflik manusia yang mencoba mengeksploitasi rahasia Hollow Earth; film memadukan aksi kolosal dengan skala global.
Elemen menonjol: Skor dramatis, VFX besar-besaran, koreografi pertempuran kaiju yang intens, dan beberapa momen yang memang ditujukan untuk fan service. Kritik sering mengarah ke narasi manusia yang sederhana, tetapi set-piece monster sangat memuaskan.
Kenapa nonton: Untuk pengalaman blockbuster murni: ledakan, pertempuran raksasa, dan kepuasan melihat dua legenda beradu kekuatan.
10. Nope (2022)
Sutradara / Pemeran utama singkat: Jordan Peele; Daniel Kaluuya, Keke Palmer (beserta pemeran pendukung lain).
Ringkasan: Di sebuah ranch di California, saudara kandung Haywood menyaksikan kejadian aneh di langit—Nope mengeksplorasi fenomena, obsesi manusia terhadap tontonan spektakuler, dan harga yang harus dibayar ketika manusia mengejar ketenaran.
Elemen menonjol: Penggabungan genre sci-fi, horor, dan satire sosial; visual serta pengalaman menonton yang dibangun dengan cermat—Jordan Peele memakai monster/alien sebagai medium untuk komentar lebih luas tentang hiburan, eksploitasi, dan trauma keluarga. Sinematografi dan staging adegan spektakuler menciptakan suasana yang terus menggelitik.
Kenapa nonton: Karena selain menakutkan, Nope penuh ide—ia menantang penonton untuk berpikir soal apa yang kita kagumi dan apa yang kita korbankan demi tontonan.
Penutup
Dari Godzilla yang terus berevolusi sebagai simbol bencana, hingga makhluk misterius dalam Nope yang mengajak kita merenung soal obsesi manusia terhadap spektakel, film-film monster dekade terakhir membuktikan bahwa genre ini tidak pernah kehilangan relevansi. Teknologi modern mungkin membuat para monster tampil semakin nyata dan menakutkan, namun yang membuat mereka abadi adalah bagaimana kisahnya berbicara tentang manusia—ketakutan, harapan, dan perjuangan bertahan hidup.
Monster bukan sekadar makhluk raksasa yang menghancurkan kota atau memburu mangsanya. Mereka adalah refleksi dari dunia kita sendiri, kadang menakutkan, kadang menyedihkan, dan sering kali—tak terhindarkan.















