Tidak ada perihal yang sederhana. Itu adalah paparan sederhana yang tidak hanya mewakili hasil besutan sutradara Charlie Kaufman, tetapi juga berlaku untuk mendeskripsikan karakteristiknya, yang sering menampilkan sosok karakter yang terdiri dari banyak hal sekaligus, dan terkadang tidak sama sekali. Pada tahun 2004, Kaufman meraih Oscar bidang skenario terbaik untuk filmnya, Eternal Sunshine of the Spotless Mind, sebuah sajian tentang kisah perpisahan yang secara substansial lebih dari itu. Kini melalui film paling gresnya, I’m Thinking of Ending Things, ia menyuguhkan sebuah kisah yang tidak kalah anehnya, menarik, indah, dan sangat menantang.
Berdasarkan novel karya Iain Reid, film ini menawarkan alur cerita yang cukup mudah, seperti kebanyakan cerita Kaufman. Aktris pendatang baru yang bermain apik, Jessie Buckley berperan sebagai seorang wanita muda, yang namanya sulit diketahui karena selalu berganti tak ubahnya kenyataan di sekitarnya. Ia dalam perjalanan bersama kekasihnya, Jake (Jesse Plemons) yang pulang ke rumah orangtuanya, meski sebenarnya dirinya tengah berpikir ulang tentang hubungannya ini.
Terjebak di sana selain karena tempatnya terpencil serta adanya badai salju bersama kedua orangtua sang kekasih (yang dimainkan oleh Toni Collette dan David Thewlis), wanita muda ini mulai memertanyakan segala hal yang ia ketahui dan pahami selama ini, baik itu mengenai sang kekasih, dirinya sendiri, maupun apa yang terjadi pada dunia.
I’m Thinking of Ending Things, seperti kebanyakan karya sutradara Charlie Kaufman, kisahnya menjebak. Adaptasi dari novel terkenal Iain Reid ini mengambil pendekatan surealis untuk meneliti kondisi manusia. Surealisme inilah yang membuat Kaufman… Kaufman. Siapa pun yang pernah melihat Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Being John Malkovich atau Synecdoche New York pasti bisa membuktikannya. Salah satu aspek yang paling menantang dari film ini adalah mencoba menempatkannya dalam sebuah kategori. Film Kaufman menentang klasifikasi. Mereka ada. Filmnya bukan untuk penonton film rata-rata. Sebagian besar akan memutar film dan melihat kisah tentang seorang wanita yang bertemu orangtua pacarnya di hari bersalju, yang berubah menjadi malam yang berbahaya. Namun, tidak ada yang sesederhana itu dengan Kaufman.
Seperti halnya dijumpai pada film-film arahannya yang terdahulu, adegan pembuka I’m Thinking of Ending Things diawali dengan start yang lambat, dengan kamera statis Kaufman mengikuti percakapan para karakternya. Pelan tapi pasti, Kaufman membawa audiensnya ke sajian yang tidak biasa dan tensi yang terus meningkat. Dari awalnya percakapan ringan yang kemudian berangsur-angsur merambah ke topik-topik yang lebih berbobot. Meski demikian, kentara benar bagi audiens bahwa ada udara suram yang menyelimuti mereka, ada konflik tumbuh yang siap meledak saat tiba waktunya.
Kaufman semakin membingungkan penonton dengan secara mulus merangkai monolog luar dan dalam Buckley ke dalam narasi. Momen-momen tertentu tampak seperti terjadi dalam waktu nyata, tetapi kebanyakan I’m Thinking of Ending Things terasa seperti terjadi di masa lalu.
Buckley dan Plemons bermain solid dalam film dan terlihat sangat berhubungan bahkan dalam urutan paling aneh. Toni Collette (Hereditary) dan David Thewlis (Wonder Woman) berperan sebagai orangtua Jake dalam film tersebut. Mereka terlihat seperti orangtua pada umumnya, tetapi seperti kebanyakan karya Kaufman, itu berubah agak cepat. Tanpa peringatan, film tersebut mulai menampilkan orangtuanya pada tahapan yang berbeda dalam kehidupan mereka yang bakal membuat audiens berpikir mengenai apa tujuan yang dimaksudkan sang sineas.
I’m Thinking of Ending Things adalah pekerjaan Kaufman yang paling rumit hingga saat ini. Hebatnya, hadir di Netflix memungkinkan audiens berkesempatan untuk menonton ulang beberapa kali untuk mempelajari lebih dalam tentang karya ini. I’m Thinking of Ending Things sejatinya jelas bukan tontonan untuk banyak orang, namun bagi mereka yang menginginkan kisah yang tidak biasa dan menantang intuisi, tidak ragu lagi ini adalah tontonan yang tepat.
I’m Thinking of Ending Things dapat disaksikan secara streaming di Netflix sejak tanggal 4 September 2020