Penantian panjang akhirnya berakhir sudah. Gladiator fight yang ditunggu akhirnya bisa dinikmati.
Awal film yang mengambil setting flash back di malam tragis yang dialami oleh Bruce Wayne kala kecil sudah memberi kesan dark seperti film-film Batman terdahulu.
Lalu disambung kejadian di metropolis yang memicu konflik antara Batman dan Superman pun dibuat selogis mungkin yang membuat plot terkesan dramatis dan lambat. Namun disitulah kekuatannya.
Menyatukan dua superhero dengan latar dan kekuatan yang berbeda bahkan berasal dari dunia yang berbeda tidaklah mudah. Namun Snyder berhasil melakukannya.
Dengan alasan yang kuat, Batman berniat menghancurkan Superman. Namun dengan alasan yang ‘tak seberapa’, Batman akhirnya membantu Superman. Ya, kesamaan nama ibu yang mengakhiri konflik mereka memang terkesan ‘maksa’. Tapi alasan itulah yang membuat mereka really look like human.
Beberapa scene cameo dari superhero yang akan muncul di Justice League bukan hanya sekedar tempelan semata. Kemunculan mereka mampu membuat celah plot untuk cerita selanjutnya.
Yang paling jadi perhatian ialah akting Ben Affleck sebagai Batman. Meski sempat diragukan, ia sukses memerankan Batman versi ‘tua’ yang penuh konflik dan agak dramatis.
Jesse Eisenberg cukup terampil memerankan Lex Luthor meski di beberapa scene, aktingnya terlihat ‘maksa’ bahkan mengingatkan saya pada joker. But he’s cool as always!
Bahkan Gal Gadot yang sempat juga diragukan tampil ciamik dengan tubuh proporsional dan kostum keren serta akting yang tak kalah memukau!
Terakhir dukungan track – track keren dari Hans Zimmer makin menambah semarak nuansa gelap film ini. Is she with you? jadi favorite saya.
Meski banyak pro kontra dalam penyambutan film ini karena rating yang tak seberapa. Film ini tetap mampu menghibur. See you next time DC hero!