Sudah menjadi rahasia umum plot twist dapat mendongkrak atau menghancurkan kualitas film: jika penempatannya tepat sasaran dan film yang bagus akan menjadi hebat, tetapi jika meleset, twist yang buruk niscaya menggagalkan dua jam penceritaan dan kinerja karakter dalam satu adegan saja. Di tengah-tengah itu ada film-film konyol dengan plot twist jenius yang pintar dan tidak terduga.
Walaupun film-film ini kebanyakan diakui punya kualitas rendah dan kurang berhasil menarik simpati audiens general, namun berhasil mengejutkan audiens dengan twist tajam, pintar, dipikirkan secara matang dan tentunya mengejutkan. Hasilnya, memang tidak selalu berhasil untuk menyelamatkan keseluruhan film, namun setidaknya bisa menunjukkan ada level kreatif tinggi di dalam proses pengerjaan filmnya. Pada akhirnya, liku-liku ini sama efektifnya karena plot twist ini menyebabkan pemirsa menjadi bersemangat dan mulai memperhatikan adegannya. Berikut daftar film-film konyol dengan plot twist jenius yang dimaksud.
The Boy
Film horor ini berkisah tentang seorang pengasuh asal Amerika yang pergi ke Inggris di mana ia mendapati bukan mengasuh anak laki-laki keluarga Brahms, melainkan boneka seukuran manusia yang menyerupai anak laki-laki keluarga itu yang sudah lama meninggal karena kebakaran. Untuk sebagian besar film, penonton dituntun untuk percaya bahwa boneka Brahms adalah boneka arwah, dengan gaya paduan Annabelle dan Child’s Play, dan mulai meneror Greta. Namun, di paruh ketiga terungkap bahwa putra Brahms tidak hanya berhasil selamat namun juga telah tinggal di balik dinding mansion sejak saat itu. Film konyol dengan plot twist jenius ini sukses mengecoh penonton, dengan apa yang tadinya dikira adalah versi lemah dari Annabelle berubah menjadi sesuatu yang lain sama sekali. Sayangnya sekuelnya, Brahms: The Boy II, mengacaukan apa yang sudah dibangun di film pertamanya, dengan menjadikan Brahms entitas iblis yang merasuki bonekanya.
Saw V
Setelah Saw pertama memberikan twist mengejutkan yang sangat brilian – bahwa sang biang kerok Jigsaw adalah sosok yang berbaring di sepanjang film, setiap installment berikutnya mendapati dirinya terikat tugas untuk membuat kejutannya sendiri, klimaks yang berliku. Di film babak kelimanya, di tengah indikasi saga ini sudah kelelahan menghadirkan kejutan, promosi film ini membual dengan tagline yang isinya menantang intelegensi audiens untuk bisa menebak twist apa apa yang ada kali ini. Namun, saat filmnya rilis, twist sederhana yang elegan dari Saw V adalah bahwa tidak ada satu pun – – penonton dibiarkan menunggu kejutan yang tidak pernah datang, dan kemudian filmnya… berakhir. Sesuai dengan pemasaran film konyol dengan plot twist jenius ini, penonton tidak bisa percaya bagaimana itu berakhir, tidak peduli bahwa sisa film sejauh ini adalah entri yang paling membosankan dan dilupakan dari franchisenya.
The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 2
Mengingat bahwa film Twilight adalah adaptasi dari seri novel, sejatinya hasil akhirnya sudah jelas sesuai sajian di novelnya. Tapi, tim kreator kali ini berhasil menyelipkan sebuah narasi pintar yang membuat adaptasi filmnya lebih menarik. Paruh ketiga film ini menampilkan pertempuran terakhir yang epik ketika klan Cullen, vampir lainnya, dan para werewolf Quileute bekerjasama untuk menghadapi Volturi yang jahat. Adegan perang brutal ini notabene mengejutkan karena sama sekali menyimpang dari novelnya, dengan banyak korban berjatuhan, tidak terkecuali banyak karakter pentingnya. Tapi kejutan tidak berakhir di sana, karena kemudian terungkap bahwa perang itu tak lain hanyalah gambaran masa depan yang ditunjukkan Alice untuk meyakinkan Aro bahwa pertempuran itu tidak sepadan dengan akibatnya, dan seperti di buku, ia pergi tanpa insiden lebih lanjut. Mempertimbangkan betapa anti-klimaks akhir buku ini, ini adalah cara yang sangat licik (tapi relevan mengingat kemampuan istimewa Alice-red) untuk memberikan akhir yang penuh aksi, meskipun sebenarnya tidak terjadi. Bagi yang menyaksikan di bioskop pasti akan mengingat momen film konyol dengan plot twist jenius ini yang membuat fans sempat histeris.
Orphan
Film horor psikologis tahun 2009 Orphan berkisah tentang pasangan (Vera Farmiga dan Peter Sarsgaard) yang, setelah kelahiran mati anak mereka, memutuskan untuk mengadopsi seorang gadis Rusia berusia 9 tahun, Esther (Isabelle Fuhrman). Sama seperti The Boy, Orphan dipasarkan dan disajikan untuk mengarahkan pemirsa ke jalan yang salah, mengharapkan Esther menjadi psikopat anak pembunuh dalam tone Children of the Corn. Meskipun sebagian besar menganggap sebagai film B, Orphan mengemas twist yang cukup brilian, karena terungkap bahwa Esther sebenarnya adalah wanita berusia 33 tahun dengan kelainan hormon langka yang menyebabkannya menyerupai anak kecil. Ini adalah pengungkapan yang sangat keterlaluan dan tidak terduga sehingga menyuntikkan energi ke dalam film konyol dengan plot twist jenius ini tepat ketika ceritanya mulai terasa terlalu klise dan membosankan.
Berlanjut ke sini