- The Elephant Man (1980)
David Lynch berhasil menerjemahkan ratusan lembar buku The Elephant Man and Other Reminiscences yang berisi kisah ahli bedah Frederick Trevers dengan seorang pria bernama John Merrick yang menderita cacat bawaan kepalanya yang membuatnya mendapat julukan si manusia gajah. Mampu menyuguhkan drama yang menyentuh film berformat hitam-putih yang diamini sebagai karya Lynch paling mainstream ini sukses menarik simpati baik di sektor apresiasi maupun dalam hal raihannya, dengan perolehan pundi-pundi lebih dari lima kali lipat bujet produksinya yang hanya sebesar $5 juta . Film ini mendapat delapan nominasi Oscar meski tidak satupun berhasil diraih.
- Amadeus (1984)
Di tangan sineas Miloš Forman, skrip kisah mengenai salah satu babak hidup salah satu komposer dunia paling kondang hasil garapan penulis naskah Peter Schaffer ini berubah menjadi dokumentasi menarik tentang rivalitas antara Mozart dengan Antonio Salieri dalam menjadi yang paling terkemuka di ranah komposisi musik klasik. Filmnya berhasil meraih delapan anugerah Oscar dari sebelas nominasi yang diberikan padanya.
- Goodfellas (1990)
Thriller kriminal hasil penyutradaraan Martin Scorsese ini mengangkat kisah mafia Italia di New York, Henry Hill. Berbeda dengan Copolla dalam Godfather yang berfondasikan novel fiksi karya Mario Puzo dan lebih mengambil sisi mitos dan romantisme seorang mafia, Scorsese mengambil pendekatan pragmatis dengan menggunakan kekerasan sebagai elemen yang menyatu dengan film, juga long shot dan tracking shot yang sulit, tapi dilakukan, untuk memberikan kesan dinamis. Meski gagal mengantarnya ke podium Oscar, kinerja Scorsese di sini baik konten maupun gaya pengeksekusiannya menjadi rujukan banyak film lain maupun serial televisi.