Di tengah supremasi film-film adiwira asal Hollywood (terutama dari lini Marvel dan DC) yang sedang menjadi primadona para penikmat film, judul-judul di bawah ini membuktikan bahwa tidak semua film adiwira bagus selalu merupakan hasil produksi Hollywood. Film-film adiwira dari pelbagai belahan dunia ini punya kisah yang brilian dan tak jarang menawarkan sajian yang berbeda untuk genre film aksi para pahlawan super. Berikut ini film-film adiwira non Hollywood yang kami anggap terbaik hingga saat ini.
Lucy
Seorang gadis asing yang tinggal di Hong Kong mengalami nasib naas ketika ia diperdaya menjadi kurir obat terlarang misterius komplotan kriminal asal Korea oleh pria yang disukainya. Awalnya putus asa, insiden yang menyebabkan substansi itu terisap ke tubuhnya malah menyebabkan sang gadis berevolusi menjadi manusia istimewa yang mampu memfungsikan kemampuan otaknya hingga 100%. Film aksi fiksi ilmiah yang disutradarai sineas Prancis visioner Luc Besson serta didukung oleh Scarlett Johansson dan Choi Min-sik ini tidak hanya punya formula yang kontras berbeda dengan film adiwira asal Hollywood, namun juga punya ending sangat mengejutkan yang sempat marak menjadi bahan diskusi banyak kalangan.
Minnal Murali
Agak sedikit menentang alur stereotipe formula film adiwira pada umumnya, Minnal Murali tidak hanya sekadar berfokus pada tokoh protagonis utamanya saja. Namun juga memberikan porsi lumayan berimbang yang sangat dibutuhkan untuk penokohan sosok antagonisnya. Minnal Murali lebih memiliki esensi sejati dari konteks budaya lokalnya, yang membuatnya terasa lebih orisinal dari dua pendahulunya. Untuk penyuka film adiwira yang ingin menyaksikan sajian yang berbeda, Minnal Murali adalah pilihan yang menarik. (Baca review panjang mengenai film ini di sini)
The Heroic Trio
Menggabungkan elemen supranatural dan adiwira, The Heroic Trio berkisah tentang seorang wanita yang sejak kecil dimanipulasi menjadi pelayan bagi makhluk misterius jahat bernama Evil Master yang menculiknya saat ia masih bayi. Hingga akhirnya wanita itu mengetahui asal usul dirinya yang sebenarnya. Sejak saat itu sang wanita yang kemudian bersekutu dengan saudari perempuannya dan teman masa kecilnya untuk menghentikan makhluk jahat tersebut. Heroic Trio yang diujungtombaki oleh Michelle Yeoh dan Maggie Cheung ini kala itu menuai pujian karena tema feminis yang didikedepankannya dan juga desain produksinya, hingga akhirnya film adiwira non Hollywood ini dianggap ikonik karena menjadi tonggak genre fantasi di industri film Hong Kong.
Psychokinesis
Dalam film thriller adiwira Korea Selatan besutan Yeo Sang-ho (Train to Busan), Ryu Seung-Ryong berperan sebagai penjaga keamanan bank dan ayah setengah baya yang memperoleh kekuatan telekinesis super setelah minum dari mata air ajaib. Ia lalu menggunakan kemampuan adiwiranya itu untuk melindungi putrinya yang terasing dan lingkungan tempat tinggalnya dari skema jahat sebuah perusahaan konstruksi. Film adiwira non Hollywood ini menuai apresiasi positif terutama dari kalangan kritikus yang menitikberatkan kepiawaian sang sineas menyuguhkan film ala adiwira namun dengan atmosfer yang sangat membumi.
The Black Lightning
The Black Lightning berkisah tentang seorang remaja biasa yang kehidupannya berubah drastis sejak mendapat hadiah mobil tua dari ayahnya di hari ulangtahunnya. Apa yang disangkanya mobil biasa ternyata adalah hasil eksperimen rahasia yang menjadi rebutan banyak pihak. Dengan fasilitas luar biasa yang ada di kendaraan itu, sang remaja kemudian menggunakannya untuk menumpas kejahatan. Kisah Herbie, Spider-Man, Transformers, dan Superman dijadikan satu rasanya pas untuk mendeskripsikan isi sajian dari film adiwira non Hollywood asal Rusia ini.
Berlanjut ke bagian II