Sejak Cinderella di tahun 2015, Disney terus mengadaptasi live action dari katalog film animasi klasik sukses mereka. Mereka juga tidak berhenti memodifikasi pakemnya, meski hal itu menjadikan kebanyakan hasil adaptasi live action ini menuai hasil beragam. Dan itulah yang begitu kentara di rilisan terbarunya ini, Cruella. Seperti halnya yang pernah mereka lakukan dalam Maleficent, installment adaptasi live action terbaru ini meyuguhkan kisah origin salah satu tokoh antagonis paling ikonik mereka, Cruella De Vil dari 101 Dalmatians.
Dibesut oleh Craig Gillespie, film Cruella mengetengahkan kisah seorang gadis muda kreatif bernama Estella (Emma Stone) yang kemudian terjerumus kehidupan kriminal di kota London akibat tragedi masa kecilnya. Bertekad untuk membangun reputasinya sendiri, ia mulai bekerja di butik fesyen terkemuka, Liberty, di mana buah kreativitasnya berhasil menarik perhatian insan fesyen legendaris. Baroness von Hellman (Emma Thompson), dan jadi anak didiknya. Akan tetapi, Estella kemudian mengetahui keterkaitan sang mentor dengan tragedi masa lalu yang dialaminya. Akibatnya, semua berubah, Estella mulai menjalankan aksi heist, sabotase, dan plot kekacauan, untuk mencapai tujuan balas dendam yang dalam prosesnya memicu sisi gelapnya.
Film Cruella mengeksplor kisah pemberontakan dan awal perjalanan karier seorang pelaku fesyen ikonik ini, dalam komposisi kisah yang ibarat paduan antara Devil Wears Prada, Hustle, dan Joker. Fondasi ini tak pelak ibarat tanda perpisahan dari kecenderungan formula film-film rilisan Disney, dengan pernyataan tegas dari sang sineas.
Pasalnya, tone film Cruella lebih kelam dari biasanya, dan secara agak mengejutkan sajiannya lebih menyasar pada penonton dewasa alih-alih anak-anak, seraya membuktikan Cruella secara visual merupakan yang paling berbeda dan menyimpang dari biasanya. Inspirasi gaya punk era 70an penuh dengan pemberontakan, seperti intensitas makin memanasnya perang fesyen antara Baroness dan Cruella. Namun, secara visual dan detail Gillespie sangat menawan. Hampir semua unsur dalam film ini baik adegan, soundtrack, gaya rambut, pun juga wardrobe yang dikenakan punya peranan tersendiri di film ini, baik secara perhitungan maupun simbol.
Dengan titik berat ini, skenario hasil racikan Dana Fox dan Tony McNamara terbukti memberikan sajian yang fun, penuh dengan adegan aksi dan jiwa film heist, serta beberapa humor yang di luar dugaan. Minusnya adalah durasi yang lumayan panjang menjadikan pace ceritanya menjadi sedikit bermasalah, terutama di paruh keduanya.
Performa menawan duo Emma yang menjadi dua pemain kuncinya membuat filmnya secara keseluruhan sangat menghibur. Dijamin audiens akan sangat menikmati perseteruan antara keduanya.
Masalah terbesar film Cruella adalah apa yang disajikan di sini tidak benar-benar berkomitmen sebagaimana yang audiens harapkan. Sebagai film yang ditujukan sebagai kisah origin tokoh antagonis ikonik, adalah tidak adanya momen yang benar-benar menunjukkan awal mula tokoh ini menjadi Cruella yang sudah terpatri di ingatan banyak kalangan. Tokoh Cruella di sini meski ada beberapa adegan petunjuk sana-sini, lebih cenderung dipresentasikan dalam batas antara tokoh antagonis dan antihero.
Sejatinya Gillespie menghadirkan konklusi kisah yang akan dipahami oleh fans berat atau kalangan yang mengerti sumber kisah klasiknya. Namun, itu disajikan dalam simbolisasi dan semangat tren Hollywood masa kini. Pasalnya, dalam upaya untuk bisa menghasilkan origin story yang endingnya sudah diceritakan 25 tahun sebelumnya, sang sineas membuat beberapa modifikasi bebas, termasuk membangun keterkaitan dunia para karakter yang terlalu mendekati batas ketidaksengajaan atau agak dipaksakan.
Secara keseluruhan, film Cruella harus diakui tidak benar-benar memperkuat mitologi kisah klasik yang berawal dari novel karya Dodie Smith ini, namun untuk sebuah sajian hiburan berkelas, film berdurasi 134 menit ini menurut penulis pribadi sangat menghibur dan merupakan salah satu yang terbaik tahun ini di lini dongeng fantasi.
Film Cruella tayang di bioskop tanah air sejak 26 Mei 2021