Sudah bukan rahasia lagi kalau film adiwira sekarang tengah menjadi primadona film dunia. Dahulu hanya disukai segelintir kalangan, yakni anak-anak dan para penyuka komik, sekarang hampir semua penonton film umumnya menyukainya, meski notabene mereka tidak pernah membaca komiknya sebelumnya, atau dikarenakan sekadar faktor siapa yang memerankannya. Film adiwira biasanya tidak dibuat dengan target meraih Oscar, tetapi untuk penggemar buku komik yang akan berduyun-duyun ke bioskop untuk menyaksikan karakter favorit mereka menjadi hidup di layar lebar. Untuk itu, patut dipertanyakan tolok ukur kesuksesan film bergenre adiwira, terutama berkenaan dengan kalangan bukan penyuka komik apalagi kritikus film. Dengan beragamnya film-film adiwira yang kemudian hadir, menjadi menarik mengapa satu film adiwira dibenci sementara yang lain menuai pujian. Jadi tanpa basa-basi lagi, berikut adalah 10 film adiwira besar yang paling dibenci sepanjang masa oleh pelbagai kalangan, terutama kritikus.
- Batman v Superman: Dawn of Justice (2016)
Film adiwira yang satu ini lumayan kontroversial, karena kubu pengagum dan penghujat yang nyaris sama besarnya. Tergantung pada siapa Anda bertanya, film yang kerap disebut BvS ini bisa menjadi film adiwira yang solid dengan beberapa kekurangan atau film adiwira buruk sangat menyiksa yang nyaris mengakibatkan rencana WB untuk mengembangkan jagat sinema DC Extended Universe berantakan. Sungguhpun demikian, ditinjau dari pelbagai aspek, kebenaran yang ada memang ada di antara kedua sudut pandang ini. Meski dihujat banyak kalangan, terutama kebanyakan kritikus, BvS adalah peraih #4 film dengan perolehan pembukaan tertinggi seluruh dunia dari semua film sepanjang masa. Film adiwira paling dibenci garapan Zack Snyder ini sebenarnya memiliki banyak aspek spektakuler, seperti visual artistik khas Snyder, adegan laga dan perdana dua tokoh adiwira ikonik Batman vs Superman, hingga ke ajang perkenalan Wonder Woman, sayangnya, yang paling meninggalkan impresi ke banyak kalangan adalah penempatan tindak lanjut referensi komik yang sejatinya brilian namun dianggap sebagai hal yang konyol, belum lagi dengan alur ceritanya yang bagi sebagian kalangan susah dipahami.
- Fantastic Four (2005)
Sepuluh tahun sebelum upaya rebootnya lewat garapan Josh Trank, pihak Fox sempat menghadirkan versi ringan dari keluarga adiwira paling terkenal di jagat Marvel. Dibintangi Ioan Gruffud sebagai Reed Richard/ Mr. Fantastic, Jessica Alba sebagai Sue Storm/ Invisible Woman, Chris Evans sebagai Johnny Storm/ Human Torch, dan Michael Chiklis sebagai Ben Grimm/The Thing, Fantastic Four menuai banyak kecaman terutama dikarenakan faktor penuturan kisahnya yang teramat dangkal, meski dari raihan komersialnya, pendapatan box office globalnya terhitung lumayan pada saat itu. Film Adiwira paling dibenci ini juga sempat membuahkan sekuel, Fantastic Four 2: The Rise of Silver Surfer, yang ibarat makin mengabsahkan kedangkalan saga ini, sehingga Fox sempat kemudian memvakumkan franchise ini sebelum nantinya menghadirkan versi rebootnya.
- Suicide Squad (2016)
Seolah-olah BvS bukanlah hukuman yang cukup untuk penggemar DC dalam satu tahun, saat Suicide Squad yang notabene sangat dinanti-nantikan juga ternyata menjadi film adiwira yang meraih konsensus mengecewakan dari segi sajiannya. Dan, seperti BvS, permasalahan Suicide Squad banyak terletak di perihal plot dan temponya, ketimbang visualnya yang sejatinya luar biasa. Kekecewaan ini umumnya dikarenakan sajian film ini tidak seapik apa yang ditampilkan dalam trailernya yang begitu epik. Terlepas dari pemeran yang mengesankan tampil lumayan mencakup Will Smith, Margot Robbie, dan Viola Davis, Suicide Squad disorot karena plotnya yang campur aduk dan adegannya yang seperti banyak tambalan (yang usut punya usut diakui sang sineas David Ayer dikarenakan banyak campur tangan pihak studio). Padahal, secara raihan Suicide Squad sangat lumayan dengan perolehan komersial yang besar dan keberhasilan raihan satu Oscarnya.