Tema comedy-superhero pada dekade 2000-an, menemui masa popularitasnya di hati penggemar, khususnya kalangan geek. Awalnya, genre tersebut hanyalah sebagai bentuk spoof semata terhadap film action-superhero yang dinilai terlalu serius. Terbukti dengan suksesnya beberapa film jenaka di mana si pemeran utama berlagak sok pahlawan seperti Superhero Movie (2008) dan Kick-Ass (2010). Sedikit flashback di pertengahan tahun 2000-an, terdapat dua film yang mengangkat tema pahlawan remaja berkuatan super yang dibuat dengan pendekatan komikal, yakmi Sky High (2005) dan Zoom (2006). Banyak kemiripan dalam kedua filmnya, mulai dari karakter hingga topik yang diangkat dalam film. Untuk detail dan jelasnya, mari kita bahas perbandingan antara kedua film ini. Keempat aspek yang akan dibahas: Story, Superheroes, Costume, dan Budget/Gross.
Plot Story. Untuk sisi cerita, kedua film ini sama-sama mengadaptasi tema superhero remaja. Sky High menceritakan tentang seorang remaja laki-laki yang terlahir dari pasangan superhero, tapi tak bisa memaksimalkan bakat alami yang diturunkan dari orangtuanya hingga memaksanya untuk bersekolah di tempat yang tak biasa, yakni akademi tempat manusia berkemampuan khusus. Sedikit memiliki persamaan, Zoom berkisah tentang veteran pahlawan super yang telah pensiun dari dunia keadilan. Ia didapuk sebagai tutor oleh pihak divisi militer Amerika Serikat untuk mencari potensi bibit baru. Calon generasi baru inilah yang kelak akan menyelamatkan dunia bersama. Jika dikaji lebih dalam, alur kisah Sky High dan Zoom tidaklah jauh berbeda. Cheesy dan tak berat, cukup menghibur di kala senggang. Namun, jika harus memilih, maka alur cerita Sky High lebih dapat dinikmati karena lebih menghibur dibandingkan Zoom.
Superheroes. Di kedua film ini, karakter pahlawan super ditampilkan berkelompok yang terdiri dari muda-mudi dengan spesialisasi kekuatan yang berbeda. Representasi remaja yang ditampilkan pun beragam, mulai dari si bad boy, good boy, ugly boy, hingga charming girl. Ada yang awalnya ditampilkan antagonis, namun lambat laun lumer menjadi pribadi yang menyenangkan. Mereka saling bekerja sama dengan si pelakon protagonis utama guna mengalahkan kejahatan. Di Sky High si pemeran utama, Will (Michael Angarano) memiliki kekuatan super bak Superman. Pada karakter pendukung lainnya juga tak kalah perkasa, ada sang pyrokinetik, technopathy, dan invisible man. Sebenarnya klise, tak ada yang istimewa dari karakter kedua sinema namun jika diadu, kekuatan dari para superhero Sky High layak unggul dari Zoom.
Costume. Berbicara superhero, maka tak luput pandangan movie mania terhadap kostum yang dikenakan oleh para aktor dan aktrisnya. Di Sky High, tak banyak yang mencolok, semua cast utama tidak merubah style superhero-nya secara signifikan. Hanya saja bergaya casual layaknya manusia normal pada umumnya. Sedangkan Zoom, tampil dengan suit superhero yang seragam. Menambah kesan pahlawan super pastinya. Namun, Bila keduanya disandingkan, maka Zoom lebih pantas diapresiasi.
Budget/Gross. Dari segi perolehan keuntungan, Sky High lebih unggul dibanding Zoom. Dengan bujet sebesar $35 juta, film produksi Walt Disney Picture ini sanggup meraih laba $86.369.815 juta dari peredarannya di seluruh belahan dunia. Sedangkan Zoom, film produksi Revolution Studios, bermodalkan bujet yang serupa dengan Sky High, yakni $35 juta, hanya meraih $12,5 juta. Sedari membandingkan keduanya lewat empat kategori di atas, Sky High dan Zoom tetaplah film yang comedy-superhero yang cukup menghibur. Namun, secara keseluruhan rasanya Sky High lebih unggul tipis dibanding kompetitornya.
Sky High Film Zoom
3 Story 2
3 Superheroes 2
2 Costume 3
3 Budget/Gross 2
3 Final Score 2