Twins film adalah istilah untuk menyebut dua atau lebih film bertema sama yang diproduksi oleh studio yang berbeda. Memang suatu yang menarik untuk membandingkan sebuah film yang bertemakan sama dan mempunyai storyline, akting para aktor dan aktris, visual effect,dan total seberapa besar biaya yang mereka keluarkan untuk membuat film tersebut dan berapa pendapatan yang mereka hasilkan dari film-film tersebut. Dua film yang akan dibandingkan kali ini ialah Cliffhanger (1993) dan Vertical Limit (2000); dua film yang bertemakan pendakian gunung nan menegangkan dan sanggup membuat jantung berdebar kencang.
Story
Dari segi cerita sebenarnya hampir sama,tapi jelas berbeda. Cliffhanger menceritakan tentang Sekelompok pencuri dipimpin Eric Qualen membajak pesawat tujuan Denver yang membawa uang $100 juta. Sayangnya, rencana untuk memindahkan koper berisi uang ke pesawat lain gagal total sehingga koper tersebut jatuh ke pegunungan Rocky. Mereka kemudian meminta bantuan tim pendaki keadaan darurat Gabe dan Hal di mana Gabe sendiri masih trauma melakukan pendakian akibat kecelakaan beberapa waktu lalu. Sekarang uang jutaan dolar dan hidup mereka bergantung pada usaha mereka sendiri. Walau alurnya bisa ditebak, namun plot cerita dalam Cliffhanger cukup menarik apalagi disajikan dengan tensi yang tinggi. Sedangkan Vertical Limit menceritakan tentang ini bercerita tentang seorang pendaki gunung yang bernama Peter Garrett (Chris O’Donnell) harus menyelamatkan adiknya, Annie Garrett (Robin Tunney) dan timnya (Bill Paxton dan Nicholas Lea) di K2, puncak gunung tertinggi nomor dua di dunia. Beberapa tahun sebelumnya, kakak-beradik ini sempat mengalami kecelakaan pendakian yang mengenaskan. Peter terpaksa memotong tali pengikat ayahnya untuk menyelamatkan adiknya dan dirinya sendiri. Banyak hal yang disampaikan dalam film ini, antara lain: kepemimpinan, manajemen, kepedulian, kasih sayang, teman sejati, kepasrahan, perjuangan yang tiada henti (tidak ada kata menyerah), komunikasi, dan solidaritas. Keduanya mempunyai cerita yang berbeda tapi memiliki keunggulan masing-masing. Jika dibandingkan dari sisi naskah, apa yang tersaji dalam Cliffhanger sejatinya lebih menarik karena tidak hanya memiliki adrenalin tinggi, ceritanya juga menghibur
Acting
Cliffhanger mempunyai pemeran utama yang namanya sudah tak asing lagi bagi para penikmat film. Siapa yang tak kenal Sylvester Stallone? Kepiawaiannya sebagai aktor laga sudah tidak diragukan lagi. Stallone bermain sangat cemerlang dalam filmnya, ia menjadi sosok sentral dalam filmnya. Sedangkan, Vertical Limit menggandeng aktor muda Chris O’Donnell. Walaupun terbilang masih muda dan terpaut umur yang cukup jauh dengan Stallone, namun performa aktingnya dalam film tersebut patut mendapat apresiasi. Sayangnya, bila dibandingkan dengan sang rambo, pemeran Robin dalam Batman & Robin (1997) ini masih kalah kelas. Maka, penilaian yang terbaik layak jatuh kepada Stallone.
The Mountain
Kategori ini layak dimenangkan oleh Vertical Limit yang ber-setting di K2 Mountain, gunung tertinggi kedua di dunia dengan ketinggian yang mencapai 8.611 M. Sedangkan, Cliffhanger mengambil setting di pegunungan Colorado, yakni Rocky Mountain yang hanya memiliki ketinggian 4.401 m saja. Berbanding jauh dengan latar K2 Mountain. Maka, poin jatuh pada Vertical Limit.
Budget/Gross
Dari segi biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang didapat, Cliffhanger berhasil unggul bila dibandingkan dengan Vertical Limit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi Cliffhanger hanya berkisar di angka $65 Juta dan mendapatkan pendapatan yang cukup tinggi, yaitu $255,325,036. Berbeda dengan Vertical Limit yang menelan biaya sebesar $75 juta, lebih besar $10 juta dari biaya pembuatan Cliffhanger, tetapi mendapatkan pendapatan di bawah Cliffhanger, yakni sebesar $215,663,859. Setelah menimbang empat kategori di atas, Cliffhanger layak unggul tipis dari Vertical Limit.
Cliffhanger |
Film |
Vertical Limit |
3,5 |
Story |
3 |
3,5 |
Acting |
3 |
3 |
The Mountain |
4,5 |
4 |
Budget/Gross |
3 |
3,5 |
Final Score |
3 |