Satu hal yang paling mengejutkan dari film dokumenter garapan Laura Poitras ini adalah fakta bahwa segala hal mengenai “The government is watching you all the time” memang benar adanya. Bahkan, sebelum kemunculan Edward Snowden, sudah banyak isu bertebaran bahwa pemerintah Amerika melalui National Security Agency (NSA) telah memantau masyarakatnya lewat aktivitas di internet, seperti Facebook, e-mail, pencarian di Google dan YouTube. Apakah selama ini masyarakat benar-benar hidup layaknya Jim Carrey dalam The Truman Show (1998)? Kecurigaan itulah yang mengarahkan sineas 51 tahun ini untuk membuat dokumenter terkait domestic surveillance sejak tahun 2012, sampai suatu ketika sebuah e-mail di bulan Januari 2013 membawanya ke sesuatu yang jauh lebih berbahaya, di mana seorang yang menamai dirinya Citizenfour menawarkan diri untuk membuka segala rahasia tentang tindakan ilegal NSA.
Sekuens awal filmnya berjalan cukup lambat, yang mayoritas diisi dengan perdebatan pihak NSA atas berbagai tuduhan di dalam persidangan, sampai ketika sosok Citizenfour menunjukkan wajah aslinya. Ialah Edward Snowden, pria berusia 29 tahun ini merupakan seorang analis dan system administrator yang pernah bekerja di berbagai lembaga inteligen seperti CIA dan tentunya NSA. Daripada di-set dalam nuansa coutroom drama, sang sineas lebih memilih kesederhanaan bertutur, di mana lebih banyak berfokus pada obrolan di kamar hotel di Hong Kong yang membuat Citizenfour terasa begitu intim mengiringi pengungkapan satu per satu fakta dari mulut Snowden. Di situlah semua kejutan serta ketegangan terjadi, segala rasa yang tidak pernah terduga bakal muncul seakan menampar penontonnya bahwa fakta yang terdengar tidak mungkin ini sesungguhnya memang terjadi.
Mengejutkan sekaligus mengerikan saat mengetahui semua teori konspirasi yang sekilas tidak lebih dari kisah fiksi ini ternyata berupa kenyataan. Citizenfour seolah menjadi tamparan kuat yang menyadarkan penontonnya untuk membuka mata pada segala kenyataan yang ada di saat kemajuan teknologi serta internet yang begitu merajalela. Dikemas dengan apik dan informatif membuat filmnya sukses menorehkan beragam pujian kritikus, terbukti lewat keberhasilannya meraih penghargaan Best Documentary Picture di ajang Academy Awards 2015 serta rating yang berhasil dituainya di RottenTomatoes sebesar 98% review positif.