Batman v Superman: Dawn of Justice adalah sebuah film yang bukan hanya dinantikan oleh jutaan penggemar komik (komik DC terutama), tapi juga merupakan sejarah tersendiri karena ini adalah kali pertama dunia menyaksikan Superman, Batman dan Wonder Woman berada dalam satu film. Jadi wajar saja kalau ekspektasinya tinggi. Bahkan mereka yang belum pernah membaca komik sekalipun setidaknya mengenal ketiga nama superhero tadi, terutama Superman dan Batman.
Hasilnya? Tidak terlalu bagus. Tapi juga tidak seburuk cercaan kritikus film.
Menonton film BvS, rasanya seperti menonton potongan video klip yang digabung menjadi satu. Ceritanya tidak mengalir, alias patah-patah. Ketika kita sudah mulai terbawa oleh cerita yang tengah dibawakan, tanpa belas kasihan film ini memotongnya begitu saja dan membawa kita ke cerita lain dengan tokoh dan latar yang berbeda. Hal ini terjadi hampir disepanjang film. Belum lagi adanya adegan-adegan yang terlalu dipaksakan seperti adegan ‘mimpi dalam mimpi’-nya Bruce Wayne yang sangat tidak perlu dan mengalihkan perhatian kita dari alur cerita yang memang sudah kemana-mana.
Motivasi setiap tokoh, dengan mengecualikan Batman dan Wonder Woman, patut dipertanyakan. Kenapa Lex Luthor begitu membenci Superman? Kenapa Superman begitu membenci Batman? Apakah Superman sudah lupa dengan kejadian di Metropolis dimana dia, dengan asyiknya, menghancurkan gedung-gedung (dengan ratusan atau bahkan ribuan orang-orang di dalamnya) hanya untuk mengalahkan satu orang? Apa haknya mempertanyakan motif Batman dalam memerangi kejahatan ketika cara dia sendiri (dalam memerangi kejahatan) bahkan jauh lebih buruk dari Batman yang dalam film ini digambarkan sebagai seorang veteran yang sudah merasakan pahitnya berkarir sebagai penumpas kejahatan. Seharusnya judulnya dirubah saja menjadi Batman: Dawn of Justice karena keberadaan Superman terasa hanya sebagai pendukung saja. Dan apa saya saja yang merasa kalau Jesse Eisenberg sebagai Lex Luthor salah casting?
Beberapa plot hole juga membuat penonton geleng-geleng kepala (tidak bisa saya sebutkan di sini dengan alasan spoiler tentunya). Dan jangan lupa kemunculan Doomsday yang sayangnya sudah dibocorkan dalam trailer yang dirilis oleh pihak WB sendiri.
Lantas tidak adakah ‘kebaikan’ dalam film ini? Untungnya ada.
Visualisasi khas Zack Snyder yang megah dan dramatis kembali ‘bersinar’ di sini. Dan hal itu dipertegas oleh soundtrack arahan Hans Zimmer yang ciamik. Bruce Wayne/Batman-nya Ben Affleck, menurut saya, merupakan highlight dari film BvS. Ben Affleck terlihat sangat meyakinkan sebagai tokoh legendaris dari kota Gotham ini, secara fisik maupun pembawaan karakter. Tanpa kostum Batman pun Ben Affleck tampak sangat mengintimidasi. Adegan paling keren dari total durasi film 2.5 jam-an (menurut saya lagi) adalah ketika Batman menghadapi kumpulan penjahat dalam gedung kosong yang sepintas kita lihat dalam trailer-nya. Semua alur cerita yang melibatkan Bruce Wayne/Batman sangat menarik untuk diikuti. Wonder Woman-nya Gal Gadot, walaupun tidak begitu meyakinkan, merupakan angin segar ditengah nuansa film yang kelam dan sendu. Adegan klimaks antara tritular Justice League lawan Doomsday juga patut ditunggu, terutama ketika Wonder Woman muncul tiba-tiba ditengah pertarungan. Dan jangan lupa dengan cameo dari ‘calon’ anggota Justice League yang lain, terutama Barry Allen/The Flash.
Secara keseluruhan Batman v Superman: Dawn of Justice tidak begitu buruk. Setidaknya tidak separah Fantastic Four-nya Fox. Masih ada beberapa hal yang bisa kita nikmati dari film ini.
Seperti yang sudah disebutkan oleh beberapa kritikus dan penggemar, Batman v Superman: Dawn of Justice adalah Iron-Man 2 nya DC/WB, berantakan dan mungkin fungsinya ‘hanya’ sebagai pondasi atau jembatan untuk DC Extended Universe (MCU-nya DC). Dan tentunya tidak akan menghentikan langkah DC/WB dengan DCEU mereka. Apalagi setelah melihat performa Ben Affleck sebagai Batman dan aksi Gal Gadot sebagai Wonder Woman, saya yakin banyak penonton yang menantikan film solo mereka di masa yang akan datang.
Skor dari saya, 6.5/10. Tidak begitu buruk.