Saga Twilight bisa dikatakan sebagai salah satu seri novel laris yang sangat sukses, itu adalah fakta yang sulit dibantah. Namun, tidak bisa dikesampingkan pula bahwa karya fenomenal Stephenie Meyer ini punya beberapa titik lemah dalam aspek penuangan kisahnya, salah satunya, untuk ukuran kisah vampir melawan werewolf kisah ini minim adegan aksi dan kekerasan. Untungnya, film-film hasil adaptasinya berhasil menyelipkan lebih banyak darah dan kekerasan yang (kebanyakan) tidak hanya berhasil membuat plotnya lebih tajam namun juga meningkatkan kisah saga tersebut.
Meskipun film yang membuat Robert Pattinson dan Kristen Stewart bintang besar ini berusaha untuk tetap akurat dengan novel sumbernya, adaptasinya masih berhasil menambahkan beberapa kekerasan dan aksi dengan menggambarkan di layar beberapa adegan penting yang terjadi di luar layar dalam buku. Berikut pemaparan bagaimana adaptasi Twilight menjadikan saga filmnya lebih menarik ketimbang saga novelnya.
Bagaimana adaptasi film Twilight menambah porsi adegan kekerasan
Film -film Twilight sangat setia pada materi novelnya, yang berarti setiap sineasnya harus cerdik dalam menambahkan lebih banyak gore ke dalam cerita, dengan beberapa pengkhianatan terhadap atmosfer novelnya. Trik utama yang digunakan sutradara Catherine Hardwicke, David Slade, dan Bill Condon adalah menggambarkan adegan dari novel yang karakternya tidak hadir, tetapi kemudian dijelaskan, secara onscreen dengan segala adegan kekerasannya. Contohnya adegan serangan James pada Edward dan Bella dan pertarungannya hingga mati disajikan utuh di filmnya, yang dalam novelnya diceritakan itu sebelum pertarungan terjadi adalah POV Bella sesaat sebelum ia jatuh pingsan. Pun juga adegan yang di novelnya hanya dideskripsikan lewat dialog sekilas, disajikan adegan visualisasinya, seperti kisah masa lalu Rosalie.
Di mana Saga Twilight menambahkan lebih banyak gore
Ada banyak momen sepanjang adaptasi di mana film Twilight menambahkan lebih banyak kekerasan dengan berlama-lama di adegan kelam yang hampir tidak disentuh oleh novel sumbernya. Misalnya, di Eclipse, balas dendam Rosalie lebih rinci daripada di novel dan pertempuran klimaks antara klan Cullen yang bergabung dengan para werewolf Quileute dan pasukan vampir baru Victoria dituangkan secara kronologis alih-alih hanya berupa cerita sekilas (versi novel). Di dua kasus itu, ini adalah adegan yang sangat penting yang malah kurang mendapat perhatian di novelnya (kisah asal usul Rosalie hanya diceritakan dalam beberapa paragraf saja di Eclipse), sementara adegan perang itu hampir seluruhnya terlewat karena penggunaan POV Bella yang sedang diamankan saat perang pecah (ingat adegan tenda?). Kedua perubahan itu menguntungkanEclipse, dengan kisah masa lalu kelam Rosalie sering dipilih oleh penggemar sebagai salah satu adegan terkuat di seluruh seri dan pertempuran menjadi bagian padat dari aksi keras yang mengejutkan.
Mengapa penambahan adegan kekerasan di Saga Twilight berhasil
Karena pengadaptasian Twilight secara de facto loyal pada materi novelnya, tidak ada yang bisa menuding bahwa pihak kreator mengambil terlalu banyak kebebasan kreatif. Namun, menambahkan beberapa momen kekerasan membantu menambah porsi adegan aksi saga ini dan menjadikannya lebih dekat dengan karakter franchise blockbuster berbujet besar, ketimbang saga romansa remaja berskala kecil dengan vampir dan werewolf sebagai unsur tambahannnya. Ambil contoh latar belakang klan Denali, saga ini sejatinya tidak kekurangan aspek yang memungkinkan pembangunan jagatnya yang ambisius dan imersif, namun penuangan novelnya masih terhambat untuk cerita skala kecil yang dimulai dan diakhiri di kota kecil Forks. Tak ayal penambahan adegan perang besar di akhir Eclipse, membantu saga ini terasa lebih seperti proyek fantasi skala besar.
Di mana penambahan adegan kekerasan di Twilight Saga beresiko dan menjurus kelewatan
Meskipun menambahkan aksi dan adegan berdarah ke cerita Twilight yang awalnya tidak berbahaya umumnya menciptakan serial yang lebih dewasa dan menarik, ada kalanya hal ini menghadirkan resiko besar dan menjurus kelewatan. Mengubah akhir yang bahagia dari Breaking Dawn Part 2 menjadi pertempuran berdarah dengan banyak kematian karakter utama ditambahkan, hanya untuk kemudian mengungkapkan itu semua adalah twist dan tetap berpegang pada akhir sentimental novel, jelas merupakan alasan untuk memasukkan beberapa momen trailer komersial pada film yang notabene minim konflik fisik dan aksi. Ini sejatinya adalah trik murahan namun meski banyak yang menghujat, pada masanya pertaruhan ini berhasil memberikan salah satu momen sinematik paling reaktif di bioskop.