Film NKCTHI dapat dikatakan merupakan salah satu film yang menjadi buah bibir penonton dan netizen pencinta film di awal tahun 2020 ini.
Bagaimana tidak, film yang terinspirasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Marchella FP ini telah melakukan promo besar-besaran, dari road show, pemasangan iklan secara besar dan mencolok di beberapa penjuru kota, dipersiapkannya sejumlah bioskop yang menyediakan teks teman tuli (bahasa Indonesia) hingga promo-promo tiket yang dapat dinikmati oleh penonton.
Setelah akhirnya mengadakan syukuran di lokasi kantor PH Visinema, karena menyentuh angka 2 juta penonton, gebrakan terakhirpun dilakukan dengan menayangkan versi director’s cut.
Pro dan kontra pun mewarnai penayangan versi terakhir ini.
Pada akhirnya, rasa penasaran juga lah yang membuat penonton akhirnya datang untuk menonton versi yang satu ini.
Bertempat di Plaza Indonesia , acara mini gala premiere pun digelar dan lokasi di seputar bioskop di set sedemikan rupa, menampilkan foto-foto saat syuting berikut komentar para kru yang terlibat dalam proses produksi film ini.
Hasil karya Aurora yang banyak muncul dalam adegan film pun , kembali ditampilkan untuk konsumsi penonton dan pengunjung yang hadir
Dari semua tampilan ini, kembali pertanyaan pun timbul.
- Apakah sebenarnya yang hendak ditawarkan dan menarik bagi penonton , agar menonton kembali versi director’s uncut ini?
- Penambahan durasi hanyalah sebanyak 7 menit dari film versi awal yang telah tayang sebelumnya. Apakah fungsi penambahan durasi ini, akan dapat memberikan sesuatu efek lebih kepada penonton?
Menjawab pertanyaan ini , Angga Dwimas Sasongko pun menyampaikan kepada penonton sebelum pemutaran film bahwa director’s cut adalah versi editing film yang belum disesuaikan dengan permintaan pihak lain seperti produser dan tim marketing. Film secara keseluruhan akan berdurasi lebih panjang karena tidak mengalami pemotongan sesuai permintaan produser dan tim marketing.
Perlahan setelah film selesai ditonton pun , jawaban yang dapat diberikan hanyalah film ini sebenarnya mengembalikan penafsiran mengenai arti kehidupan yang penuh dengan sandiwara dan topeng, hingga pada suatu titik terjadilah sebuah peristiwa yang membuat semua terbuka , serta mengembalikan kesadaran bahwa masing-masing karakter film sebenarnya adalah cermin pengalaman semua penonton dan kru .
Lagu Isyana dan penampilan Isyana pada awal dan akhir cerita merupakan kunci dari semua alur cerita film ini dan dengan versi director’s cut ini . semua memang lebih jelas terpaparkan. karena cerita ini sebenarnya cermin pengalaman semua penonton dan kru , maka tentunya secara emosi tanpa disadari film ini meninggalkan kesan pro dan kontra tersendiri dan rasa penasaran itu bisa jadi terjawab dalam versi penambahan durasi 7 menit saja.
“Tentang memori, gagal, tumbuh, patah, bangun, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan semua ketakutan manusia pada umumnya”
“Cerita ini berasal dari kamu, kami buat untuk kamu dan kita semua “, Anggia Kharisma