Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.
Note: spoiler alert!
“You don’t have to be a superhero to get a girl. The right girl will bring out the hero in you”
Deadpool
Siapa yang tidak pernah merasakan bahagia bersama orang yang dicintai? Berada disamping mereka, terlebih kekasih kita adalah hal yang membuat mereka akan selalu tersenyum. Namun ketika sebuah musibah terancam memisahkan kita dengan orang yang kita cintai dan diberi pilihan untuk sembuh atau meninggalkan mereka, mana pilihan yang akan kalian ambil? Menyesalkah kalian dengan pilihan tersebut?
Setelah tampil mengecewakan dalam “X-Men Origins: Wolverine”, Ryan Reynolds kembali mendapat kesempatan yang sudah ia nanti-nantikan sepanjang kariernya yakni memerankan sang anti-hero kocak namun badass dari Marvel Comics, Deadpool. Disutradarai oleh Tim Miller, Deadpool turut menghadirkan Morrena Baccarin,T.J.Miller,Ed Skrein,Gina Carano,Stefan Kapacic dan Brianna Hildebrand.
Wade Wilson adalah seorang mantan anggota Special Force yang beralih profesi menjadi tukang pukul yang mengharapkan imbalan. Hidupnya berubah setelah dirinya divonis menderita kanker paru-paru stadium akhir yang cukup membuat kekasihnya, Vannesa Carlysle sedih. Kesempatan untuk Wade sembuh hadir ketika dirinya ditawarkan sebuah eksperimen yang tanpa diduga malah mengubah tubuhnya dengan kemampuan healing factor yang cepat serta lebih kuat. Dengan tubuh barunya, Wade berusaha memburu orang yang sudah membuat dirinya terlihat “aneh” tersebut. Namun ada halangan baru dari Colossus dan Negasonic Teenage Warhead. Belum lagi adanya Ajax dan Angel Dust yang mencari-cari Wade.
Apa hubungan mereka berempat dengan Wade Wilson/Deadpool?
Berhasilkah misi Wade mencari biang keladi yang sudah membuat dirinya menjadi seperti itu?
Review Film Deadpool
Setelah mengecewakan banyak penonton dalam X-Men Origins Wolverine di mana sosok Deadpool dijuluki Weapon X dan tampilannya sangat berbeda dengan apa yang terlihat dalam komiknya, Deadpool seolah menjadi ajang eksis bagi Ryan Reynolds. Mengapa menjadi ajang eksis Reynolds? Reynolds nampaknya memang terlahir untuk menjadi Deadpool dan selera humornya yang agak “sarkastik” mulai dari menyinggung Hugh Jackman, Old and New X-Men sampai pihak studio yang tidak punya biaya pun menjadi bahan celotehan sepanjang film. Penonton makin dibuat puas melihat aksi Colossus yang benar-benar sesuai dengan versi komiknya. Untuk Negasonic Teenage Warhead, Brianna Hildebrand benar-benar mencuri perhatian lewat aktingnya yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Sebagai pemanis, Morrena Baccarin sebagai Vannesa benar-benar membuat Deadpool layaknya Love Story. Dan Ed Skrein seolah membayar kritikan pasca akting buruknya dalam Transporter Refueled dengan aktingnya yang mengesalkan sebagai Ajax. Tidak ketinggalan kembalinya cameo The Father of Marvel, Stan Lee yang kali ini lebih kocak dan sosok Leslie Uggam sebagai nenek Al yang buta makin menambah kocaknya suasana dalam Deadpool.
Adegan gore-nya cukup memuaskan meski ada satu adegan yang disensor di Indonesia. Original soundtrack dalam film ini terkesan nyeleneh. Tengok saja adanya lantunan tembang lawas “Careless Whisper” dari George Michael. Dan yang cukup unik, Deadpool seakan mengajak penonton berinteraksi bahkan di dua post-credit scene nya yang bakal membuat kalian yang rela menanti harus menahan tawa sekaligus kesal seolah “diusir” oleh Merc With A Mouth (ya, meskipun ia memberi satu rahasia besar untuk sekuelnya, tetap saja kalian akan kesal. hahaha). Setidaknya pesan dalam “Deadpool” dapat menginspirasi para pasangan yang tengah menjalin hubungan terlebih hampir tibanya Valentine’s Day karena sisi romantisnya juga cukup terasa selain action-nya yang tergolong “brutal” dan tidak layak konsumsi bagi anak-anak di bawah 17 tahun.
Rating: 5/5