Menggambarkan hierarki semasa sekolah yang seringkali kejam tak harus ditampilkan lewat bullying dramatis yang banyak disuguhkan sejumlah film, karena dalam kisahnya yang sebenarnya sederhana, The Kirishima Thing dinilai mampu menyajikan salah satu aspek pahitnya kehidupan SMA, terutama di Jepang, yang realistis lewat para karakter dan aktor-aktris mudanya yang mampu tampil natural. Datang dari sineas yang dikenal lewat film-film komedinya, termasuk black comedy Funuke Show Some Love, You Losers! (2007) yang memperkenalkan namanya pada dunia internasional, Yoshida banyak mengejutkan para penggemarnya dengan film bertajuk asli Kirishima, Bukatsu Yamerutteyo yang bernuansa serius dan cukup suram seiring bergulirnya cerita ini.
Diadaptasi dari novel bertajuk sama karya Ryo Asai yang ditulisnya semasa kuliah di Waseda University, drama ini menuturkan kisahnya dalam lima hari, di mana hari Jumat yang mengawalinya disampaikan ulang dari lima sudut pandang karakter yang berbeda-beda. Ada Ryoya (Kamiki), anggota klub film yang ingin menjadi sutradara dan terobsesi dengan George A. Romero, serta Aya (Ohgo), ketua klub musik yang setiap hari berlatih saxophone dan memendam rasa pada Hiroki (Higashide), siswa populer mantan anggota klub baseball yang pandai dan berbakat dalam banyak hal. Ada pula kekasih Hiroki yang posesif, Sana (Matsuoka) beserta tiga teman perempuannya dalam geng siswi populer, Risa (Yamamoto), Mika (Shimizu), dan Kasumi (Hashimoto). Kekasih Risa sekaligus siswa terpopuler satu sekolah yang tercantum dalam judul, Kirishima, bahkan tak terlihat batang hidungnya sepanjang film, namun kabar bahwa dirinya tiba-tiba mengundurkan diri dari klub voli dan menghilang menjadi benang merah dan penggulir roda cerita yang mempengaruhi keseharian dan interaksi di antara mereka semua secara tak langsung.
Kisahnya bergulir dengan tak terburu-buru, dan sinematografi Kondo Ryuto membantu transisi atmosfer dari ceria menjadi lebih gelap kala absennya Kirishima membawa dampak yang lebih mendalam pada para karakternya. Di samping ending-nya yang mungkin terasa agak artifisial, akting mumpuni para aktor mudanya juga membuat The Kirishima Thing dianugerahi predikat Best Film, Best Director, dan Best Editing di ajang Awards of the Japanese Academy di samping tiga nominasi yang juga disabetnya.