Rencana Warner Bros. Discovery dan DC Comics untuk merilis film Superman garapan James Gunn pada musim panas ini menghadapi tantangan serius. Estet Joseph Shuster, salah satu pencipta karakter Superman bersama Jerry Siegel, menggugat studio tersebut untuk mencegah rilis film di sejumlah wilayah penting, termasuk Kanada, Inggris Raya, Irlandia, dan Australia. Menurut laporan dari Deadline, gugatan ini diajukan oleh eksekutor estet Shuster, Mark Warren Peary, yang menyatakan bahwa Warner Bros. tidak memiliki hak distribusi film di wilayah-wilayah tersebut. Estet Shuster menuntut ganti rugi dan tindakan hukum untuk menghentikan pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh studio.
Masalah ini berakar pada undang-undang hak cipta asing. Pada tahun 1938, Shuster dan Siegel menyerahkan hak cipta Superman ke pendahulu Warner Bros., yang mencakup sebagian besar negara. Namun, di wilayah-wilayah tertentu seperti Kanada dan Inggris, hukum setempat mengatur bahwa hak cipta dapat kembali ke pencipta 25 tahun setelah kematian mereka. Karena Shuster dan Siegel masing-masing meninggal pada tahun 1992 dan 1996, estet Shuster mengklaim bahwa Warner Bros. telah melanggar hak cipta selama beberapa tahun terakhir dengan merilis konten Superman tanpa izin langsung dari mereka.
Warner Bros. telah menyatakan bahwa mereka “secara fundamental tidak setuju dengan dasar gugatan ini” dan siap untuk melawan di pengadilan. Namun, gugatan ini datang di waktu yang tidak tepat bagi studio. Superman akan menjadi film pertama dalam DC Universe (DCU) yang dipimpin oleh James Gunn dan Peter Safran, dan diharapkan menjadi pondasi untuk membangun alam semesta sinematik baru DC. Film ini juga menandai kembalinya Superman ke layar lebar setelah era Henry Cavill, dengan David Corenswet memerankan Clark Kent.
Antusiasme penggemar terhadap film ini sangat tinggi. Trailer pertama Superman menjadi yang paling banyak ditonton dan dibahas dalam sejarah DC dan Warner Bros., dengan lebih dari 250 juta views dan satu juta postingan media sosial dalam 24 jam. Kemungkinan penundaan rilis di beberapa wilayah tentu menjadi berita buruk bagi studio, meskipun mereka tampak yakin dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
Film Superman versi James Gunn terinspirasi dari berbagai materi sumber, mulai dari komik pertama hingga serial animasi Superman: The Animated Series. Trailer yang dirilis memperlihatkan tekanan besar yang dihadapi Superman sebagai pelindung Bumi, kisah cintanya dengan Lois Lane (Rachel Brosnahan), pekerjaannya di Daily Planet, serta ancaman dari Lex Luthor (Nicholas Hoult) yang kejam. Gunn menggambarkan film ini sebagai kisah tentang perjuangan seorang pahlawan dalam kehidupan sehari-harinya, terutama mengingat betapa rumitnya kehidupan tersebut.
Selain Luthor, ancaman lain datang dari Angela Spica, alias The Engineer (María Gabriela De Faría), salah satu antagonis utama film ini. Film ini juga akan menampilkan beberapa pahlawan DC lainnya seperti Hawkgirl (Isabela Merced), Green Lantern Guy Gardner (Nathan Fillion), Metamorpho (Anthony Carrigan), dan Mr. Terrific (Edi Gathigi), yang mengisyaratkan perluasan alam semesta DCU.
Saat ini, Superman dijadwalkan tayang di bioskop pada 11 Juli 2024. Namun, dengan gugatan hak cipta yang masih berlangsung, nasib rilis film di beberapa negara masih menjadi tanda tanya. Apakah Warner Bros. akan berhasil melewati rintangan ini, ataukah penggemar harus menunggu lebih lama untuk menyaksikan kembali Man of Steel di layar lebar? Hanya waktu yang akan menjawab.