Sonic the Hedgehog
Semesta satu ini memang penuh kejutan. Namun sebelumnya, kilas balik dahulu dengan Sonic the Hedgehog 2 (2022)
Kilas Balik
Sonic The Hedgehog 2 difokuskan pada proses terbentuknya tim Sonic
Ada Sonic, Tails dan Knuckles . Mereka semua memiliki kepribadian yang unik dan jika digabungkan ternyata membentuk menjadi kekuatan tersendiri
Baca juga :Review Sonic The Hedgehog : Jim Carrey sangat antusias berperan sebagai Dr.Robotnik
Alur Kisah
Pada Sonic the Hedgehog 3 , alur kisahnya pada Sonic, Knuckles, dan Tails menghentikan kehancuran dunia dari karakter Shadow (Keanu Reeves).
Shadow selama puluhan tahun terkurung dalam penjara Guardian Units of Nation (G.U.N.) di laut lepas Jepang, berhasil melarikan diri.
Setelah puluhan tahun tersiksa akibat eksperimen Gerald Robotnik (Jim Carrey), Shadow kemudian berniat membalaskan dendam ke umat manusia.
Rencana jahat tersebut lalu dilakukan Shadow di Tokyo, kota metropolitan terdekat dari penjara yang selama ini mengurungnya.
Tiga serangkai Sonic (Ben Schwartz), Knuckles (Idris Elba), dan Tails (Colleen O’Shaughnessey) kemudian dipanggil Direktur Rockwell (Krysten Ritter) untuk menghentikan kegilaan Shadow di Tokyo.
Ketiganya kemudian melakukan perjalanan ke Tokyo untuk mencari dan menghentikan Shadow, namun apa yang mereka temukan di sana jauh lebih kompleks.
Tokyo bukan hanya jadi tempat kegilaan Shadow berlangsung, tetapi juga simbol dari tantangan yang harus mereka atasi, baik secara fisik maupun emosional.
Terlebih, ketika menghadapi Shadow, kecepatan Sonic yang legendaris tak selalu bisa diandalkan.
Review Film Sonic the Hedgehog 3 (2024)
Secara keseluruhan film ini kembali mengangkat sisi kepahlawanan dan penyelamatan dunia dari kehancuran secara menyeluruh.
Tidak ada pembeda yang terlalu jauh , dari sisi cerita , jika dibandingkan dengan film lawasnya.
Sehingga dapat dikatakan pengulangan ini menjadi biasa dan titik fokus bergeser pada penampilan dari aktor Keanu Reeves sebagai pengisi suara Shadow.
Melalui suaranya yang khas, penonton dibawa untuk menyelami apa rasanya menjadi sosok yang kehilangan manusia yang menerima jati dirinya apa adanya.
Rasa kehilangan ini, juga melebar menjadi tanda tanya , akan putusan yang ia ambil. Ini berulang kali ia pertanyakan kepada dirinya sendiri , karena merasa apa yang ia lakukan salah.
Ini seolah menjadi pesan , bagi anak-anak yang menonton film ini, agar tetap memperhatikan hati nurani saat mengambil sebuah keputusan.
Perdebatan yang terjadi dalam diri Shadow, tidak ditampilkan dengan cara menggurui.
Namun diberikan melalui adegan-adegan seru dengan banyak aksi di dalamnya, sehingga lebih menyerupai sebuah permainan.
Penulis skenario Josh Miller terlihat sangat memahami dunia anak-anak, sehingga berhasil memikat dan meletakkan film ini sebagai tontonan keluarga.
Film ini sudah dapat ditonton di bioskop terdekat