Mungkin Esok Lusa atau Nanti
Kolam Ikan Pictures dengan bangga mempersembahkan Film Drama Romantis “Mungkin Esok Lusa Atau Nanti” (MENANTI).
Mengambil setting lokasi di Selo, Jawa Tengah dan Istanbul Turki, diharapkan film ini mampu menarik perhatian penonton dengan alur cerita yang menyentuh dan sarat dengan pesan positif.
Trailer MENANTI
Trailer dengan sinematography ini menceritakan mengenai arti BUCIN , namun sarat pesan positif.
Cast dan Kru MENANTI
Meski diperankan oleh beberapa bintang baru, seperti Natasya Nurhalima, Bilal Fadh, Tegar Iman dan Devi Permata Sari.
Namun aktor dan aktris senior juga ikut meramaikan film ini, sebut saja Olga Lydia, Akbar Kobar, Terry Putri, Intan Erlita dan Farid Aja.
Karya sutradara Iwan Kurniawan
View this post on Instagram
Review Mungkin Esok Lusa atau Nanti
Cinemags bersempatan menonton terlebih dahulu dan mendapati film ini sangat berbeda dengan drama pada umumnya.
Pembeda pertama adalah bagaimana dialog dalam film ini dibuat selayaknya karakter sedang membacakan puisi dalam sebuah teater dan ini menggugah hati.
Melalui dialog atau monolog yang dihadirkan karakter dalam film, puisi bisa hidup dan merangkum perasaan dengan efektif.
Ini semua merupakan bentuk eksistensi puisi yang melebur menjadi satu, dan bagi penikmat sastra – puisi , ini menjadikan sesuatu yang indah.
Kemudian sinematography yang dihadirkan juga memukau.
Sebenarnya hal ini sudah terlihat di trailer yang telah beredar. Namun saat adegan-adegan muncul yang memberikan pesona bagi mata.
Maka karya ini menjadi naik tingkat dan menggugah perasaan.
Nampaknya sutradara Iwan Kurniawan, benar-benarmenghadirkan sesuatu cerita yang berbeda bagi generasi z.
Sebagai penutup review Mungkin Esok Lusa atau Nanti , Cinemags ingin menyoroti pesan yang dihadirkan melalui film ini.
Membicarakan BUCIN yang mungkin hadir pada tipikal karakter melankolis . Ia akan membawa dan menghargai pesan dan janji , hingga sepenuh perasaannya.
Namun untunglah , film ini memberi pesan positif dan arahan bagaimana mengatasi akan hal ini.
Hal ini sesuai dengan pengumuman dari awal produksi film ini, yaitu
“Sesuai dengan misi Kolam Ikan untuk selalu membawa pesan positif di semua karyanya, Film ini berangkat dari pesan-pesan baik, seperti – khoirunnas anfa’uhum linnas – sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Refleksi pesan ini terlihat dari peran-peran dalam film ini, baik Ning, Dewo dan Radit, dan dibungkus dalam keseluruhan jalan cerita di film ini,” tambah Iwan.
Komedi yang dihadirkan terasa khas Jawa dan membawa nostalgia era Srimulat.