Film Women From Rote Island
Merupakan film Produksi dari Bintang Cahaya Sinema, Langit Terang Sinema – Produser: Rizka Shakira.
Mendapatkan piala Citra 2023 sebagai Film Cerita Panjang Terbaik , menggeser harapan film Budi Pekerti yang telah di nominasikan pada FFI 2023 dan juga keberhasilannya dalan festival-festival bergengsi di luar negeri
Sontak pencinta film Indonesia pun , mulai bertanya-tanya apakah yang membuat film ini berhasil menarik perhatian juri FFI 2023?
Sinopsis Women From Rote Island
Sembilan hari setelah kematiannya, Abraham belum dimakamkan.
Demi memenuhi pesan terakhir Abraham: “Tidak ada pemakaman sebelum Martha pulang.”
Kepulangan Martha (Irma Novita Rihi) dari Sabah, Malaysia, tentu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi keluarga, terutama Orpha (Merlinda Dessy Adoe) sang ibunda dan Bertha (Keziallum Ratu Ke) adiknya.
Namun, setelah dua tahun di luar negeri, Martha ternyata depresi berat akibat pemerkosaan yang dialaminya saat bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit.
Sebagai kepala keluarga, Orpha pun harus menjadi perempuan tangguh.
Tapi, karena lingkungan kurang kondusif, Martha pun kembali menjadi korban pelecehan seksual.
Film Women From Rote Island yang berlokasi di Batu Termanu, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini merupakan produksi perdana PH Langit Terang Sinema.
Menurut penulis naskah dan sutradara, Jeremias Nyangoen, film yang awalnya berjudul Mama Martha (Wanita di Ladang Gula) tersebut didedikasikan bagi para perempuan korban pelecehan dan kekerasan seksual.
Selain itu juga dibuat untuk para ibu yang berjuang mencari keadilan bagi anak-anak korban kejahatan seksual di NTT.
Sebelumnya, Jeremias terlibat dalam sejumlah film dengan setting Indonesia Timur:
- Atambua 39 Derajat Celcius (2012),
- Di Timur Matahari (2012),
- Denias,
- Senandung Di Atas Awan (2006), dan
- Rumah Merah Putih (2019).
Trailer Women From Rote Island
Tahun ini, FFI 2023 mengangkat tema Citra.
Tema ini terinspirasi dari sajak ‘Citra’ karya Usmar Ismail yang memiliki makna ‘bayangan’ atau ‘imaji’.
Sehingga dengan terpilihnya film ini, seolah memastikan bahwa gaung jeritan para Ibu yang mencari keadilan sedang didengarkan, dan akan meninggalkan bayangan kegelapan .
Bayang yang merupakan potret masayarakat Indonesia, yang selama ini “tabu” untuk dibahas, ataupun diupayakan untuk dimaklumi atau di damaikan.
Ini adalah saat hal yang “tabu” diungkap dan diberi keadilan.