Penyelenggaraan Festival Film Dokumenter (FFD) 2022 secara resmi telah selesai. Setelah digelar di tujuh tempat selama enam hari berturut-turut sejak 14 November 2022, acara malam penutupan FFD dilaksanakan di Gedung ex Bioskop Permata, Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, pengumuman peraih penghargaan Program Kompetisi FFD 2022 diumumkan:
International Feature–Length Documentary Competition | Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional
Penghargaan kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional FFD 2022 dianugerahkan
kepada I Remember (Watashi wa Oboeteiru) (Shuhei Hatano, 2022).
Selama 224 menit, I Remember menceritakan tentang sepuluh orang yang membicarakan ingatan. Film ini terdiri dari fragmen kenangan individu mereka dari kehidupan yang mencakup tahun-tahun sebelum perang hingga saat ini. Dari kelahiran dan masa kanak-kanak hingga pekerjaan dan pengalaman mereka memulai keluarga sampai hari ini, bersama dengan kenangan tentang wilayah Tottori.
Penghargaan Jury’s Special Mention dalam kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional
FFD 2022 dianugerahkan kepada 1970 (Tomasz Wolski, 2021). Dokumenter Polandia ini memberikan pemaparan dan sudut pandang mengenai pecahnya protes di Warsawa pada akhir 1970. Melalui rekaman arsip dan animasi, 1970 dihadirkan melalui perspektif para penindas. Indonesia Feature–Length Documentary Competition | Kompetisi Dokumenter Panjang Indonesia
Penghargaan kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Indonesia FFD 2022 dianugerahkan kepada Motherland Memories (Tano Na Uli, Hagodanganki) (Moses Parlindungan O., 2022).
Film ini mempresentasikan kegigihan seorang tokoh adat Batak bernama Ompung Putra Boru yang menelusuri kisah hidupnya lewat arsip foto yang saling berhubungan dengan masa lalu dan masa kini. Ompung Putra Boru menjadi tokoh sentral yang berjuang dengan pertaruhan perannya sebagai istri, ibu, penyembuh, dan pejuang tanah adat di desanya dan desa tetangganya.
Short Documentary Competition | Kompetisi Dokumenter Pendek Penghargaan kategori Kompetisi Dokumenter Pendek FFD 2022 dianugerahkan kepada Teguh (Riani Singgih, 2021). Film ini menceritakan seorang mantan polisi yang berjuang untuk memerdekakan haknya setelah diberhentikan secara tidak hormat karena orientasi seksualnya. Cerita ini menunjukan kisah hubungan antara Teguh dan Tonny yang menjadi pondasi atas perjuangan mereka melawan ketidakadilan ini.
Student Documentary Competition | Kompetisi Dokumenter Pelajar Penghargaan Jury’s Special Mention kategori Kompetisi Dokumenter Pelajar FFD 2022 dianugerahkan kepada Wek Wek (Lukman Maulana, 2022). Melalui kacamata pembuat film muda, film ini mempresentasikan Sukirman, seorang penggembala bebek, dan kehidupannya. Pasukan bebek Sukirman dan para penggembalanya hidup berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain.