Jika tiada aral melintang, film keluarga ASHIAP MAN akan segera tayang di bioskop pada tanggal 10 Februari 2022
Film ASHIAP MAN , menceritakan mengenai Zulkarnaen (Atta Halilintar) yang sedari kecil terobsesi tokoh pahlawan yang selalu diceritakan oleh ayahnya, Pak Ibrahim (Arswendy Bening Swara).
Aisyah (Aurelie Hermansyah) adalah satu-satunya orang yang selalu mendukung Zul untuk menjadi ksatria pembela kampung mereka.
Suatu hari Zul bertemu seorang gadis misterius bernama Kiara (Nasya Marcella), yang membuat Zul kagum. Namun setelah Zul gagal menyelamatkan ayahnya, Zul patah semangat. Bisakah Zul sebagai Ashiap Man menjadi pahlawan? Dan siapa yang akan dipilih Zul, Aisyah atau Kiara?
Berikut ini adalah trailernya
Terkait akan film ini, berikut adalah beberapa catatan yang mendapatkan perhatian
Catatan Produser – Chand Parwez Servia
Dalam kehidupan sering terjadi ketidak adilan, dan di berbagai belahan bumi selalu hadir tokoh kesatria pembela. Sejak lama saya ingin membuat film tentang ksatria yang berkekuatan di atas rata-rata atau pahlawan super versi Indonesia.
Semangat yang ingin disampaikan adalah #SemuaBisaJadiPahlawan sebagaimana tingkatan keimanan seseorang dalam Islam. Yakni, melawan kejahatan dengan hati, dengan ucapan, dan yang tertinggi keimanannya adalah melawan dengan tindakan.
Muatan kearifan lokal adalah pendekatan penulisan skenario juga desain produksinya, bukan hadirkan superhero seperti di film-film Hollywood yang menangani bukan hanya masalah di dunia tetapi hingga alam semesta bahkan multiverse.
ASHIAP MAN hadir setelah brainstorming dengan Atta Halilintar yang menyampaikan keinginannya untuk membuat karya yang bisa menginspirasi anak-anak, remaja, dan keluarga Indonesia untuk lebih peduli sesama, peduli lingkungan, dan menyuburkan benih-benih kebangsaan.
Karakter Zul sebagai Ashiap Man sangat biasa, dan bisa mewakili kita sekalian. Bukan karakter istimewa yang jauh, dan sulit untuk diidentifikasikan ke diri kita. Agar dekat sebagai tontonan bareng-bareng keluarga, dan kental dengan dasar-dasar pendidikan ahlak.
Alhamdulillah karya yang menginspirasi ini selesai syuting setelah sempat terhenti oleh pandemi tanpa harus kompromi atas kualitas yang ingin kita berikan kepada penontonnya. Keseriusan dan dedikasi Atta Halilintar untuk karyanya ini perlu dikasih acungan jempol, dan keluwesannya memerankan Zul sebagai Ashiap Man mengingatkan saya kepada almarhum Benyamin S dan Dono Warkop ketika jadi jagoan di film-film lawas yang sangat berkesan bagi saya.
Sebagai produser, saya sangat maklum banyak pengamat film yang salah kaprah dan mencoba membandingkan ASHIAP MAN dengan karya-karya dari Marvel ataupun DC yang bukan jadi
referensi kami sejak awal membuat karya ini. Benar bahwa sangat besar peranan dari karya-karya tersebut dalam menciptakan mimpi banyak orang untuk serta-merta jadi pahlawan berkekuatan super, padahal dalam kenyataannya tidak demikian.
Pandemi yang membuat film ASHIAP MAN akhirnya siap tayang di waktu ini menjadi keberkahan tersendiri, karena kita sekalian terbuka kesadarannya bahwa para jagoan super pun tidak berdaya melawan virus Covid-19. Mungkin inilah era pahlawan akar rumput bertumbuh untuk mengatasi masalah internal lingkungannya,
dan ciptakan kepedulian sosial yang bermanfaat juga nyata.
Harapan saya film yang lulus sensor untuk semua umur ini jadi tontonan yang memupuk benih- benih jiwa ksatria, sekaligus menebalkan keimanan kita hingga berani melawan kezaliman.
ASHIAP MAN menjadi debut Atta Halilintar sebagai sutradara juga hadirkan Aurelie Hermansyah sebagai Aisyah yang berlanjut jadi pasangan suami istri, dan film ASHIAP MAN sekaligus jadi persembahan manis untuk kehadiran anggota baru keluarga Atta + Aurel. Film ini juga diperkuat oleh: Nasya Marcella, Gritte Agatha, Yudha Keling, Rizky Billar, Arswendy Bening Swara, Elma Theana, Marcelino Lefrandt, Samuel Rizal, Fateh Halilintar, Saleha Halilintar, Qahtan Halilintar, Ence Bagus, Suty Karno, Maell Lee, Yayan Ruhian, Ferry Irawan, Nafa Urbach, Panji Petualang, Gilang Bhaskara, Ashanty Hermansyah, Arsy Hermansyah, Musdalifah Basri, Nayla D Purnama, dan penampilan khusus Raffi Ahmad + Nagita Slavina. Dari skenario yang ditulis Cassandra Massardi
ASHIAP MAN melibatkan tim produksi andalan antara lain, DOP: Padri Nadeak dan Jimmy Opa,
Desain Produksi: Oscart Firdaus, Penata Busana: Aldie Harra, Editor: Ryan Purwoko, Musik: Andhika
Triyadi, CGI dan Co Sutradara: Herdanius Larobu a.k.a Capluk, Komedi Konsultan: Gilang Bhaskara
dan Colorist: P’Nu dari Kantana Post-Bangkok. ASHIAP MAN juga dihiasi 2 lagu dari Atta Halilintar,
berjudul Teman Tapi Cinta dan Bangkit.
Saya ingin mengajak dengan kerendahan hati untuk kita sambut simpatik karya kreator tanah air untuk keluarga Indonesia, ASHIAP MAN yang bisa disaksikan di bioskop-bioskop se-tanah air mulai 10 Febuari 2022.
Catatan Co Sutradara – Herdanius Larobu
Suatu saat Atta Halilintar berkata pada saya, dia ingin membuat ASHIAP MAN menjadi film yang serius. Film yang menginspirasi banyak orang, yang membuat anak hormat dan sayang pada orang tua, yang membuat penontonnya mencintai lingkungan dan bangsanya. Film yang membuat orang bisa tertawa sekaligus juga menangis haru.
Sebuah cerita kepahlawanan yang membawa unsur lokal yang kental, pahlawan yang mempunyai kekuatan karena kemauan dan tekadnya sehingga menginspirasi penonton bahwa #SemuaBisaJadiPahlawan.
Skala cerita film heroik ini besar karena melibatkan banyak peran pendukung dan ekstras warga.
Set lokasinya yang realistik kampung dan kali di perkotaan juga mengharuskan kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak lingkungan setempat. Secara teknis ide film ini menjadi rumit karena ada banyak perkelahian, api kebakaran dan bahkan ledakan! Semua harus dilakukan di tempat set asli dan bukan studio.
Perencanaan berbulan-bulan dilakukan sebelum proses syuting dimulai. Hal yang memberatkan adalah Atta sebagai sutradara juga harus berperan sebagai tokoh utama. Ia perlu melakukan reading peran dan latihan koreo fighting di saat tim mempersiapkan kebutuhan lain.
Penyesuaian naskah, pembuatan kostum, pembangunan set, pengadaan properti, breakdown naskah,
breakdown shot list dan banyak lagi koordinasi lainnya harus dilakukan di saat bersamaan. Karena
itulah saya ada dan membantu Atta dalam perannya sebagai sutradara. Semua dipersiapkan serapih mungkin untuk proses syuting awal yang diperkirakan dalam 24 hari syuting.
Ketika memasuki minggu pertama syuting berita bahaya covid-19 beredar semakin kencang. Dan benar saja di hari syuting ke-11 kita harus membekukan semua kegiatan karena alasan keamanan dan kesehatan nasional. Hari itu adalah hari yang rumit dan sedih untuk kami semua para crew dan pemain. Jadwal kerja yang sudah tersusun harus diabaikan. Set rumah dan pasar harus dihancurkan sebelum waktunya. Kita harus berpisah dahulu sebelum pekerjaan selesai.
Ada sebuah quote yang saya ingat, “Jika ingin berjalan cepat, jalanlah sendiri. Jika ingin berjalan jauh, jalanlah bersama-sama.”
Perkataan itulah yang sudah melandasi cara kami bekerja. Crew yang banyak yang sudah berkumpul untuk pekerjaan film yang besar akhirnya kembali berkumpul. Diawali dengan meeting online yang sangat intens kami semua sepakat untuk tetap melanjutkan pekerjaan sampai selesai. Kepemimpinan Atta sebagai sutradara membawa semangat untuk semua crew mulai BANGKIT kembali. Film ASHIAP MAN tercatat dalam sejarah sebagai salah satu film yang kembali syuting setelah peraturan gelombang covid-19 pertama berlalu. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat kami semua kembali bekerja dan berkarya untuk memberikan yang terbaik.
Bersama dukungan dan amanah yang baik dari pihak Starvision, usaha dan doa dari banyak crew dan pemain, akhirnya kami semua bisa menyelesaikan pembuatan film ASHIAP MAN.
Catatan Penulis – Cassandra Massardi
#SemuaBisaJadiPahlawan
Sebuah pernyataan yang sangat sederhana, namun tidak ada yang menyangka begitu kita semua masuk ke dalam situasi pandemi yang sangat tidak diinginkan ini, itulah yang terjadi. Kita semua seperti mendapat wake up call, kalau semua orang punya tanggung jawab sama besarnya di muka bumi ini, hal yang sudah dirasakan oleh Zul, tokoh utama di dalam ASHIAP MAN, yang sedari kecil keinginannya hanya satu. Menjadi pahlawan.
Zul, yang bekerja sehari-sehari sebagai pengantar galon air, ingin membuat dirinya menjadi berarti, dengan melakukan hal-hal kecil yang dianggap remeh oleh orang sekitarnya. Empati Zul yang besar terhadap masalah orang lain justru membuat ia terlihat “berbeda” dan menjadi bahan tertawaan.
Di saat sekarang ini, di mana terlihat bukti nyata di kehidupan kita ternyata banyak yang tega mencari keuntungan dari kesusahan orang lain, empati adalah kekuatan super yang terbukti bisa menyelamatkan nyawa manusia lain. Apa kita tidak bosan menjadikan orang yang terkaya, tergoodlooking, terpopuler menjadi idola? Mungkin sekarang saatnya kita menengok, Zul-Zul yang ada di sekitar kita. Yang bisa tulus dalam kesederhanaan. Atau, mungkin sekarang saatnya kita menjadi Zul. Ashiap!