Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga tak luput dari potensi penyakit kanker.
Data terkini dari WHO menunjukkan bahwa secara global, sekitar 400,000 anak-anak dan remaja terdiagnosa kanker setiap tahunnya.
Ketika seorang anak terdiagnosa kanker, situasi mereka menjadi sangat sulit dan menantang baik secara fisik maupun emosional. Berangkat dari pengalaman pribadi dan semangat untuk memberikan pendampingan psikis bagi anak penderita kanker, Nur Very Hani Susanto membentuk komunitas Sahabat Anak Kanker.
Diinisiasikan sejak tahun 2015 di kota Malang, Jawa Timur, langkah ini berawal ketika Very bersama istri mendampingi buah hati mereka menjalani kemoterapi.
“Di Malang, yayasan atau komunitas seperti ini tidak ada. Akhirnya saya dan istri mulai mencari informasi sendiri,” ujar Very.
Ketika ia mempelajari tentang kanker pada anak, Very menemukan bahwa aktivitas bermain dapat berdampak positif bagi psikis anak-anak yang tengah melalui masa pengobatan. Mainan milik putra Very yang dibawa ke rumah sakit rupanya menarik perhatian pasien anak lainnya serta tim tenaga kesehatan.
Anak-anak yang menjalani rawat inap sangat antusias saat waktu bermain tiba. Di sela waktu perawatan, Very juga berbincang dan berbagi semangat dengan para orang tua pasien. Upaya Very untuk memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker melalui bermain bersama membuahkan hasil.
Dukungan pun mulai mengalir — donasi mainan, pemberian fasilitas ruangan bermain untuk pasien anak dengan kanker di rumah sakit, hingga kehadiran relawan dari beragam profesi, seperti dokter dan psikolog.
“Tujuan kami satu — memberikan dukungan dan pendampingan secara psikis bagi keluarga maupun anak-anak yang tengah berjuang melawan kanker. Misi dan suara komunitas kami semakin didengar berkat teknologi seperti Facebook. Melalui Page dan Group di Facebook, kami menjangkau keluarga- keluarga yang membutuhkan, berbagi semangat, menggalang donasi, dan juga mengajak lebih banyak relawan untuk bersama-sama memberikan dukungan moril bagi anak-anak penderita kanker,” kata Very.
Tak hanya berbagi semangat, komunitas Sahabat Anak Kanker juga membagikan aktivitas terkini bersama anak-anak pejuang kanker, edukasi seputar perawatan kanker pada anak, serta keseruan menjadi relawan melalui Facebook Group dan Page.
Selain itu, komunitas juga memanfaatkan Group untuk mengkoordinasikan pertemuan dan diskusi secara offline bersama tim relawan. Very menambahkan, di masa mendatang komunitas ini berencana untuk membangun Rumah Main. Rumah ini akan memiliki konsep seperti taman bermain yang dilengkapi dengan berbagai aktivitas, serta
akomodasi bagi keluarga pasien yang ingin menginap sementara karena harus menempuh perjalanan
jauh dari tempat tinggalnya ke rumah sakit.
Selain melakukan kunjungan dan pendampingan bagi keluarga pasien, komunitas Sahabat Anak Kanker juga rutin menyelenggarakan kelas-kelas kreatif, diantaranya kelas menggambar, membuat kerajinan tangan, dan mendongeng. Setiap dua bulan sekali, Very bersama para relawan mengajak anak-anak untuk berwisata seperti mengunjungi kebun binatang, menonton pertandingan sepak bola, hingga menonton film di bioskop. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan protokol medis yang ketat dan didampingi oleh dokter dan perawat.
Menurut Very, aktivitas seperti ini memberikan kekuatan dan semangat bagi anak-anak ketika harus berhadapan dengan jarum suntik, obat-obatan, dan proses terapi yang panjang. “Kini, anak-anak jadi sering bertanya ke orang tuanya, kapan mereka akan ke rumah sakit lagi, karena mereka sangat menantikan waktu untuk bertemu dan bermain dengan teman-teman sebayanya.”
Berkat kegigihan Very dalam mengembangkan komunitas melalui Facebook, komunitas Sahabat Anak Kanker kini telah memiliki kemitraan dengan sejumlah rumah sakit di daerah Malang dan Batu, akademi keperawatan, dan fakultas kedokteran di beberapa universitas, seperti Universitas Brawijaya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi, sambung Very, yaitu masih adanya stigma bahwa penyakit kanker menular. Stigma keliru ini menghambat interaksi anak-anak beserta keluarga mereka dengan komunitasnya.
Melalui kegiatan komunitas yang ia bagikan di Facebook, Very berharap dapat mengikis stigma tersebut, serta membantu para pejuang kanker untuk memperoleh dukungan yang dibutuhkan.
Kisah dari komunitas Sahabat Anak Kanker ini merupakan bagian dari kampanye #Indonesiaku, sebuah kampanye publik yang akan mengangkat berbagai kisah dan inspirasi dari komunitas dan pelaku usaha di Indonesia. Kampanye yang berlangsung selama setahun penuh ini bertujuan untuk membangun semangat kebersamaan, berbagi motivasi yang baik serta menyebarkan dampak positif yang mereka ciptakan dengan memanfaatkan teknologi-teknologi Meta, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger. (cinemags)