Sudah bukan rahasia lagi kalau film adiwira sekarang tengah menjadi primadona film dunia. Dahulu hanya disukai segelintir kalangan, yakni anak-anak dan para penyuka komik, sekarang hampir semua penonton film umumnya menyukainya, meski notabene mereka tidak pernah membaca komiknya sebelumnya, atau dikarenakan sekadar faktor siapa yang memerankannya. Film adiwira biasanya tidak dibuat dengan target meraih Oscar, tetapi untuk penggemar buku komik yang akan berduyun-duyun ke bioskop untuk menyaksikan karakter favorit mereka menjadi hidup di layar lebar. Untuk itu, patut dipertanyakan tolok ukur kesuksesan film bergenre adiwira, terutama berkenaan dengan kalangan bukan penyuka komik apalagi kritikus film. Dengan beragamnya film-film adiwira yang kemudian hadir, menjadi menarik mengapa satu film adiwira dibenci sementara yang lain menuai pujian. Jadi tanpa basa-basi lagi, berikut adalah 10 film adiwira besar yang paling dibenci sepanjang masa oleh pelbagai kalangan, terutama kritikus.
- Green Lantern (2011)
Berkat performa sebagai tokoh antihero Deadpool, Ryan Reynolds terbukti telah mendapatkan cinta dan reputasi positif dari penggemar film adiwira di mana-mana, tetapi peran adiwira besar pertamanya, yakni Green Lantern yang dulu ia perani gagal mengesankan banyak kalangan dan justru menuai banyak kecaman. Film adiwira paling dibenci ini dicap berisik, diproduksi berlebihan, storylinenya dangkal, dan dianggap menyia-nyiakan anggaran besar yang dikucurkan untuknya seraya merusak mitologi saga komiknya. Tidak berhenti di situ, untuk aspek aktingnya, chemistry Reynolds dengan lawan mainnya Blake Lively juga mendapat sorotan bahwa keduanya tidak cukup meyakinkan sebagai pasangan, meski kemudian ironisnya justru di kehidupan nyata, selepas pernikahannya gagal dengan Scarlett Johansson, Ryan Reynolds dan Blake Lively kini malah menjadi salah satu pasangan paling serasi dan rukun di Hollywood sampai sekarang.
- Superman III (1983)
Sebagai saga adiwira besar Hollywood pertama dan perintis film-film adiwira ke depannya, sejatinya saga Superman tentu memiliki banyak kekurangan, namun berkat penampilan meyakinkan Christopher Reeve yang sangat ideal sebagai Superman, di dua film pertamanya itu berhasil tertutupi. Namun, memasuki installment ketiganya, hal ini kurang menolong. Akibatnya, seri film Superman yang sejatinya campy, menjadi lebih konyol di sini. Di sini, Superman berhadapan dengan seorang jenius komputer yang membangun superkomputer hidup yang menyerang Superman dengan sinar Kryptonite dan secara misterius mengubah seorang wanita menjadi cyborg. Superman III menjadi salah satu film adiwira paling dibenci karena sajiannya ibarat tamparan pada penggemar Superman yang tadinya mengharapkan sajian yang setidaknya mendekati kualitas yang sudah dicapai dalam film keduanya, bukan menjurus komedi seperti yang disajikan Richard Lester di sini.
- Superman IV: The Quest for Peace (1987)
Superman III konyol, tetapi franchise Superman Christopher Reeve ini akhirnya mencapai titik terendahnya karena Superman IV: The Quest for Peace yang dirilis empat tahun setelahnya. Meski notabene menghadirkan sosok tokoh antagonis yang merupakan tandingan sepadan Superman, Superman IV mendapat banyak kecaman karena film ini menampilkan beberapa efek khusus terburuk dalam franchise. Film adiwira paling dibenci ini juga secara efektif mengakhiri penampilan sinematik Man of Steel hingga 2006, ketika Bryan Singer merilis Superman Returns. Sebenarnya, dalam banyak hal, tone ringan dan cerah dari film ini oleh kalangan kritikus dicap tidak ubahnya merupakan kebalikan dari sajian Batman v Superman yang terlalu serius dan kelam. Mungkinkah perpaduan kedua film ini akan menghasilkan film adiwira yang sempurna?