Babak terbaru saga Furious, Fast and Furious 9 belum lama ini hadir bioskop tanah air, menghadirkan aksi paling gres Dominic Toretto dan kawanannya melakukan misi spionase lintas dunia. Namun, di sini kami tidak membahas soal itu. Melainkan menapak tilas perjalanan awal saga aksi kebut-kebutan mobil yang sukses makin melambungkan nama Vin Diesel dan alm Paul Walker ini yang pada bulan ini merupakan perayaan 20 tahunnya.
Dan, nyatanya sulit untuk menilik ulang tentang film babak pertama saga Furious ini tanpa menyinggung kisah sukses yang ditorehkan saga ini secara keseluruhan. Dengan saat ini sudah mendulang raihan total mencapai $6 miliar di peredaran seluruh dunianya, siapa yang menyangka cikal bakal dari salah satu franchise paling komersial Hollywood ini berawal dari film yang awalnya dipandang sebelah mata.
Dominic Toretto (Vin Diesel) dan krunya melakukan rangkaian aksi pencurian di LA yang memicu seorang agen FBI bernama Brian O’Conner melakukan penyamaran untuk menyelidiki para pencuri yang modus operandinya menggunakan mobil-mobil berkecepatan tinggi. Dalam proses penyelidikan itu, O’Conner malah berhasil menjalin pertemanan dengan Toretto – dan lebih penting lagi, ibarat menemukan keluarga. Akibatnya, terjadi pertentangan batin dalam diri O’Conner apakah ia akan tetap menyelesaikan misi awalnya yakni menangkap Dom dan kawan-kawannya yang sudah menjadi orang-orang terdekatnya, ataukah malah menodai reputasi kerjanya dengan lebih memilih keluarga barunya ini.
Pada awal perilisannya, dikarenakan kesamaan formula penceritaannya, banyak kalangan yang membandingkan dan bahkan mendeskripsikan film ini sebagai hasil daur ulang kreatif dari Point Break. Walaupun demikian, pencapaian film ini jauh lebih baik dari hasil remake Point Break sungguhan.
Para pemain the Fast and the Furious memiliki chemistry yang meyakinkan, dan itu terlihat jelas oleh audiens. Sedangkan, sebagai film yang menjadi batu loncatan dari franchise yang kini kita kenal sekarang, film ini berhasil meninggalkan perpespektif yang solid mengenai berapa banyak franchise ini berkembang sejak kisah awalnya yang terbilang sederhana dan itu tidak akan berhasil tanpa jajaran pemain intinya dan chemistry mereka.
Adapun salah satu poin penting keberhasilan dari saga Furious adalah betapa universalnya hal itu. Sajian film ini terbukti mudah diterima kalangan awam sekalipun (meski notabene mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tinggi tentang mobil) karena yang ditonjolkan adalah aksi gila kebut-kebutannya.
Bahkan film pertamanya ini masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan, dan benar-benar berkembang dengan energi yang dimiliki para pemeran ini. Audiens dapat merasakan persahabatan yang terjalin di Walker dan Diesel sejak pertama kali mereka bertemu, terlebih lagi dengan cinta antara Jordana Brewster dan Walker. Ini adalah salah satu contoh cemerlang dari komposisi jajaran pemain yang berhasil.
Sedangkan, untuk saga yang hingga saat ini berjalan – sudah menunjukkan tanda kelelahan, tetapi masih ada kesenangan yang bisa didapat. Mumpung masih belum turun drastis, ada baiknya saga Furious sebaiknya segera dituntaskan, minimal seri utamanya. Saga Furious adalah saga yang karena sumbangsihnya layak mendapat apresiasi positif, terlepas pencapaian babak paling barunya yang dinilai banyak kalangan di bawah ekspektasi; dan fakta bahwa itu semua bermula dari sebuah film aksi berskala kecil dan sekarang menjadi franchise raksasa yang mampu bersaing dengan saga besar lain seperti Star Wars, James Bond, Harry Potter, hingga Marvel adalah sesuatu yang luar biasa dan jauh di luar perkiraan.