Perhelatan Academy Award ke-93 akan berlangsung akhir bulan ini setelah penayangannya ditunda di tahun lalu. Sederet film akan bersaing untuk mendapatkan gelar terbaik di kategorinya masing-masing.
Namun, yang terbaik tak selalu luput dari kritik publik seiring dengan berkembangnya masyarakat. Bahkan momen-momen dalam film yang pernah menjadi favorit banyak orang, bisa berubah menjadi kurang disukai dari waktu ke waktu.
Sebut saja momen ketika Sandy, diperankan oleh Olivia Newton John dalam Grease (1978), yang mengubah penampilannya agar terlihat sepadan dengan Danny, diperankan John Travolta, di akhir kisahnya.
Atau ketika gagak dalam kartun keluaran Disney, Dumbo, secara harfiah dipanggil The Jim Crows.
Dua film ini membuktikan bahwa film terbaik pada masanya, kadang tak lagi dinilai sesuai dengan masa saat ini. Berikut daftar 10 film pemenang Oscar yang dinilai bermasalah di tahun ini dikutip dari Independent.
Green Book (2018)
Film mengenai persahabatan antara dua orang berbeda ras ini ramai menjadi topik pembicaraan ketika mulai dirilis beberapa tahun lalu. Bahkan film ini memboyong penghargaan dalam Academy Award ke 91 untuk kategori Best Picture.
Berkisah tentang Dr Don Shirley (Mahershala Ali), seorang pianis kelas dunia berkulit hitam, dengan pengawalnya Tony Lip (Viggo Mortensen), seorang Italia-Amerika. Don Shirley digambarkan sebagai seorang ‘Magical Negro’ yang mengubah seorang kulit putih menjadi manusia yang lebih baik.
Namun film ini justru menuai kritik karena dinilai terlalu picik dalam menggambarkan hubungan antar-ras.
IndieWire menulis, “Komedi American buddy biasanya memberikan waktu layar yang sama untuk masing-masing karakter. Kecuali jika salah satu karakter berkulit hitam, dan hampir ada di sepanjang [film] untuk membantu rekan kulit putihnya dalam upaya menuju keselamatan.”
Dallas Buyer Club (2013)
Film ini berhasil membawa Jared Leto sebagai pemenang Oscar untuk kategori Aktor Pendukung Terbaik pada 2014. Justru saat ini keterlibatannya dalam film Dallas Buyer Club menjadi kritik dan pertanyaan bagi sebagian pengamat film.
Pasalnya, dalam film ini Leto berperan sebagai Rayon, seorang transgender yang menderita HIV/AIDS, padahal jelas-jelas dia adalah seorang cisgender. Hingga saat ini hal tersebut masih menjadi pertanyaan bagi kritikus film.
Selain itu, peran Rayon dalam film ini hanya dianggap sebagai ‘kendaraan’ bagi pemeran utamanya, Ron Woodroof (Matthew McConaughey) untuk mengatasi homofobia dan transfobianya.
Dalam film ini Ron merupakan seorang penderita AIDS pada pertengahan 1980-an yang mendistribusikan obat-obatan farmasi yang tidak disetujui kepada penderita penyakit yang sama.
“Rayon bukanlah manusia, dia adalah fungsi,” tulis Paris Lees di The Independent pada saat itu.
Annie Hall (1977)
Citra film ini sudah sama sekali berubah sejak pertama kali ditayangkan. Awalnya, film ini dinilai sebagai salah satu komedi romantis paling disukai pada abad ke-20. Pada perhelatan Oscar ke-50, film ini pun memborong empat dari lima nominasi yang diikutinya.
Pamor film ini terus turun seiring dengan masalah yang mendera Woody Allen, sutradara sekaligus pemeran utamanya, yang dituduh telah melakukan pelecehan seksual atas anak angkatnya, Dylan Farrow.
Terutama setelah HBO menayangkan dokumenter mengenai peristiwa tersebut dengan judul Allen v. Farrow, sehingga makin memberatkan posisi Allen dan film ini.
Tak hanya film ini, namun karya Allen lainnya seperti Manhattan (1979) yang menceritakan tentang kisah pria usia 40-an yang menjalin hubungan dengan siswa berusia 17 tahun, juga mendapatkan sorotan.
Pola seperti film ini terus berulang dalam karya Allen lainnya, termasuk Annie Hall. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan di mata publik. Termasuk karena adanya kalimat tentang penganiayaan anak dalam film ini, yang juga dituduhkan kepada sang sutradara kondang ini.
Allen, yang sampai saat ini masih menyangkal tuduhan tersebut, telah mendapatkan kecaman dari sejumlah aktor dan sutradara seperti Kate Winslet, Colin Firth, Timothee Chalamet, Rachel Brosnahan, Rebecca Hall, dan Greta Gerwig.