Visinema Pictures telah sukses menyelenggarakan Press Screening dan Press Conference Film Generasi 90an : Melankolia yang diselenggarakan pada Selasa, 15 Desember 2020 berlokasi di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta.
Acara yang berlangsung ini memberikan sebuah pemahaman baru akan misi ke depannya Visinema Pictures , yaitu menjadi “Entertaiment & IP Development Company “, bukan sebagai Production House atau perusahaan yang hanya membuat film saja. Angga Dwimas Sasongko menyampaikan bahwa biasanya pemindahan cerita dari buku ke medium layar lebar adalah dari story to story , namun Visinema tidak mau melakukan hal yang sama . IP Game dalam setiap film yang dikeluarkan oleh Visinema adalah bagaimana caranya mengembangkan sesuatu dari buku menjadi sesuatu hal berbeda
Berhadapan dengan IP Development seperti NKCTHI, Generasi 90an menjadi IP Game yang ingin Visinema terus kembangkan dan coba supaya dapat dilihat bahwa dunia perpindahan dari medium ke medium yang lain ini mempunyai “thousand of possibilities” . Setelah Generasi 80 an:Melankolia bisa jadi nanti akan ada Generasi 90 an jenis lainnya, karena Generasi 90 an ini menjadi semacam Co Title. Kemudian karakter-karakter yang dalam buku bisa jadi menjadi animasi. Bahkan film ini dengan web series berbeda, ini menunjukkan bahwa sebenarnya story telling pada IP Game mempunyai ribuan kemungkinan, yang kalau kita cuma mau stuck dengan materi aslinya, menjadi tidak lagi membuka kemungkinan terhadap hal-hal yang ajaib ketika dia pindah dari kertas ke sinema, dijelaskan lebih lanjut secara mendalam oleh Angga Dwimas Sasongko
Intinya bahwa secara keseluruhan alur cerita dalam film ini memberikan sudut pandang baru dari novel karya Marchella FP selaku penulis .
Film Generasi 90an: Melankolia bercerita tentang upaya menghadapi rasa kehilangan yang hadir secara tiba – tiba dan merenggut nyawa orang – orang terdekat. Cerita film ini dekat dengan apa yang sedang terjadi saat ini, dimana banyak orang yang sedang berjuang untuk bertahan menghadapi kehilangan.
Abby (Ari Irham), anak muda yang se dang mencari jadi diri dan selalu menjadikan kakaknya, Indah (Aghniny Haque) sebagai sosok yang ia kagumi. Tiba-tiba, Abby harus menerima kenyataan bahwa kakaknya hilang dalam se buah kecelakaan pesawat. Di dalam kesedihannya, ia menemukan Sephia (Taskya Namya), sahabat kakaknya sebagai sosok pengganti Indah. Namun apakah benar kehadiran Sephia bisa membantu Abby mengikhlaskan kakaknya atau justru membuat Abby semakin kehilangan dirinya.
Selain dihadiri oleh Angga Dwimas Sasongko selaku produser, Irfan Ramli yang menjadi sutradara, dan Marchella FP sebagai penulis dari Generasi 90an, Ari Irham, Taskya Namya, Aghniny Haque, Jennifer Coppern, dan Wafda Saifan yang menjadi pemain tampak hadir dalam pemutaran tersebut. Film ini juga dilengkapi dengan penampilan dari para aktor hits pada era 90-an seperti Gunawan dan Marcella Zalianty.
“Kita cuma pengen bilang kalo temen–temen di luar sana yang sedang merasa kehilangan, kalian gak sendirian. Film ini akan menjadi pengingat bahwa kita pernah ada di situasi sulit, hilang arah, and that’s ok. Selama bisa bertahan, kita pasti bisa melewati kesulitan hidup ini”, ungkap Taskya Namya yang berperan sebagai Sephia.
Dalam rangka promosi film Generasi 90an: Melankolia sudah mengadakan Roadshow Gala Premier di beberapa kota, dimulai di Jakarta, Jogja, Semarang, Cirebon, dan Bandung. Antusi-
asme penonton di daerah tinggi sekali, terlihat dari penjualan tiket yang ludes habis terjual di setiap kotanya. Visinema dan pihak bioskop menjalankan protokol kesehatan dengan ketat
selama melaksanakan roadshow dan pemutaran film berlangsung.
“Tau bahwa film ini akhirnya tayang di akhir tahun membuat saya merasa mendapatkan kesempatan istimewa untuk menjadi teman penutup tahun–waktu yang biasanya dipakai untuk merefleksikan banyak hal yang terjadi dalam satu tahun terakhir. Saya berharap film ini bisa menjadi hiburan yang memberi kesan mendalam, menjadi cermin yang memantulkan diri kita sebagai yang telah berjuang melampaui segala kesulitan dan kehilangan yang tiba-tiba terjadi tahun ini. Film ini adalah surat cinta untuk masa remaja saya, untuk keluarga dan pada akhirnya untuk kehidupan ini. Mari menikmati film ini dengan mengikuti semua protokol kesehatan yang berlaku supaya bioskop menjadi tempat yang aman untuk kita semua.”, ungkap Irfan Ramli selaku sutradara
Ditambahkan pula bahwa pesan yang ingin disampaikan melalui film ini adalah kesedihan dan hal-hal buruk pastilah akan terjadi dalam hidup manusia , namun pastinya manusia selalu punya jalan untuk menghadapainya dan keluar dari semua permasalahan yang ada . Hal ini terasa juga dalam dirinya secara personal dan juga sebagai penulis film ini, karena tahun ini dengan adanya pandemi COVID-19 menjadi tahun yang teramat berat.