Greenland adalah film bencana Hollywood paling gres yang disutradarai oleh Ric Roman Waugh dan naskahnya ditulis oleh Chris Sparling. Film ini dibintangi oleh Gerard Butler, Morena Baccarin, Roger Dale Floyd, Scott Glenn, David Denman, dan Hope Davis. Film ini berkisah tentang upaya survival sebuah keluarga saat komet yang bisa menghancurkan planet akan menghantam Bumi.
Film ini notabene merupakan rilisan tahun 2020. Namun, dikarenakan pandemi Covid-19, untuk bioskop di tanah air, Greenland baru akan tayang pada hari Rabu, 10 Maret 2021. Dan, seperti biasa, sebelum momen perilisan resminya di tanah air, diadakan terlebih dahulu sesi pemutaran terbatasnya untuk kalangan media, film enthusiast dan segenap undangan yang dilangsungkan di Cinema XXI Mal Kota Kasablanka pada hari Sabtu 6 Maret 2021. Berkenaan dengan tema yang dikedepankan dalam filmnya, panitia menghadirkan sesi mini talkshow sekitar 15 menit bersama Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), yang pada kesempatan itu membagi beberapa informasi tentang astronomi.
Kembali ke filmnya, Greenland berkisah tentang John Garrity, seorang arsitek berdarah Skotlandia yang tinggal di Atlanta, Georgia bersama istrinya yang terasing, Allison, dan putra mereka yang menderita diabetes, Nathan. Ia kembali ke rumah dari pekerjaan untuk berdamai dengan keluarganya setelah berkonflik dengan istrinya. Keluarga Garrity bersiap untuk mengadakan pesta ulangtahun Nathan dengan tetangga mereka sambil menyaksikan kabar tentang momen lewatnya komet antarbintang, bernama Clarke.
Saat berbelanja persiapan pesta, John dan Nathan melihat armada jet pengangkut kargo militer terbang dalam formasi yang membuat mereka bingung. Saat di dalam toko, John menerima panggilan telepon otomatis yang aneh dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, yang memberitahukan bahwa ia dan keluarganya telah dipilih sebelumnya untuk penampungan darurat di Greenland.
Khawatir dengan ini, John bergegas pulang, untuk mengabarkan informasi ini pada keluarganya. Sayangnya, keberadaan para tetangganya membuat hal ini menjadi rumit. ketegangan meningkat saat pecahan komet memasuki atmosfer di siaran langsung televisi. Gelombang kejut mengguncang daerah itu dan meniup jendela saat pecahan itu, yang sebelumnya diantisipasi akan mendarat di Samudra Atlantik, rupanya menabrak Tampa, Florida dan meratakan banyak negara bagian.
John sekali lagi menerima panggilan otomatis, yang juga ditampilkan di televisi di depan keluarga dan tetangganya dengan instruksi untuk berada di Pangkalan Cadangan Udara Dobbins untuk melakukan penerbangan evakuasi. Ketakutan, tetangga mereka menyerbu keluar rumah untuk dekat dengan keluarga mereka sementara Garrity bergegas untuk berkemas dan pergi. Situasi semakin tegang saat mobil John dihadang para tetangganya yang menyadari bahwa mereka tidak mendapat hak istimewa seperti yang diterima John dan keluarganya.
Sebelum mereka terpaksa meninggalkan rumah, tetangga mereka, Dale memberi tahu bahwa Clarke adalah sekelompok besar objek yang diperkirakan akan bertabrakan dengan Bumi selama dua hari ke depan, dengan fragmen terbesar yang bisa menghancurkan Bumi. Maka, saat dunia di ambang kehancuran, John Garrity harus berjuang keras dan berpacu dengan waktu di tengah massa yang marah karena tidak seberuntung mereka untuk memastikan keselamatan istri dan putranya dalam perjalanan melintasi negeri untuk bisa tiba di Greenland sebelum semuanya terlambat.
Memiliki banyak aspek sebagaimana film-film aksi bertema bencana besar yang sudah hadir sebelumnya, sajian Greenland secara keseluruhan terbilang menarik. Film ini mengingatkan pada film-film bencana besar lainnya seperti Independence Day, The Day After Tomorrow, Armageddon, Deep Impact, 2012 hingga San Andreas. Film ini juga kembali mengingatkan pada film aksi bencana lain yang juga memasang Gerard Butler sebagai bintangnya, Geostorm.
Perkembangan jalan ceritanya sendiri, sudah tentu mungkin tidak asing lagi di kalangan yang sering menyaksikan film-film bertemakan bencana. Namun, suntikan-suntikan pemicu konflik yang disisipkan terbukti lumayan efektif menambah unsur ketegangan dan esensial untuk menjaga tensi tetap tinggi dan sajian keseluruhannya menjadi menarik. Walaupun banyak adegan yang terasa klise, jika dicermati ada beberapa aspek yang sengaja dihadirkan sukses memberi sedikit angin segar dan pembeda stereotip film-film bencana terdahulu (seperti efek gerakan Black Lives Matter kental terasa di sini-red).
Faktor plus Greenland yang paling efektif adalah keberhasilan skripnya yang tetap menjaga fokus konflik utama yang dikedepankan di sini yakni nilai dan hubungan keluarga. Hal ini membuat audiens rasanya mudah terkoneksi secara emosional dengan perjuangan survival para karakter utamanya dan apa yang disajikan Waugh beserta timnya di sini.
Secara keseluruhan, Greenland dikemas ringan dan mengetengahkan kisah yang sederhana, yakni tentang perjuangan sebuah keluarga untuk bertahan hidup. Faktor inilah yang membuat film ini rasanya akan mudah diterima banyak kalangan. Sebagai pemain utamanya, Gerard Butler mampu tampil apik. Karismanya yang besar membuat ia mampu tampil menonjol di sini. Chemistrynya dengan Morena Baccarin pun terlihat hidup dan meyakinkan.
Namun, bukan hanya bintang Greenland Gerard Butler yang melakukan sebagian besar pekerjaan berat. Sutradara Ric Roman Waugh juga berhasil mengeksekusi kisah ini dengan baik. Ia berhasil memusatkan ketegangan dan drama emosional ke dunia pasca apokaliptik ini. Duo yang bersatu kembali setelah Angel Has Fallen ini, berhasil melakukan lebih baik dari kolaborasi mereka sebelumnya.
Menonton Greenland tidak menambahkan sesuatu yang baru ke genre film bencana, namun ini adalah film yang sempurna untuk ditonton di tengah pandemi COVID-19. Premisnya mudah dimengerti dan sarat adegan aksi yang akan membuat Anda terhibur.