Pernikahan merupakan salah satu momen kehidupan yang menarik untuk diangkat para sineas ke dalam karya-karya mereka. Pasalnya, hal itu bisa menjadi pemicu menuju banyak aspek yang bisa dikembangkan menjadi fondasi cerita yang menarik, baik dari segi pelaku pernikahannya, tata cara adat kebiasaan, pendamping, momen menjelang pernikahan, pihak lainnya yang terlibat, bahkan juga peristiwa pernikahannya sendiri.
Maka, tak perlu heran kalau setiap tahunnya, paling tidak ada sedikitnya satu film yang kisahnya berkisar soal pernikahan, apapun genre maupun dari belahan dunia mana film itu berasal. The Wedding Crashers, My Bestfriend’s Wedding, Runaway Bride, Moonsoon, The Bachelor, My Big Fat Greek Wedding, 27 Dresses, Bride Wars, maupun Rachel Getting Married merupakan potongan kecil dari himpunan film-film yang bertemakan tentang pernikahan. Hal itu pula yang sangat kentara mencuat dari film Bollywood berjudul Queen ini, meski dalam hasil besutannya tersebut, sutradara Vikas Bahl lebih menitikberatkan pada premis bagaimana transformasi seorang individu bisa bangkit dari hantaman luka hati yang dahsyat ketika gagal naik ke kursi pelaminan akibat pembatalan sepihak beberapa hari menjelang hari H-nya.
Queen dibuka dengan adegan hiruk-pikuk suasana semarak persiapan upacara perkawinan yang sudah memasuki hitungan hari. Dari sini kemudian audiens diperkenalkan pada tokoh seorang heroine bernama Rani Mehra (Kangana Ranaut), gadis naif dari kalangan menengah Delhi yang akan menanggalkan status lajangnya.
Akan tetapi, dua hari menjelang pelaksanaannya, Vijay (Rajkummar Rao), tunangannya mengabarkan bahwa ia membatalkan pinangannya. Adapun, alasannya adalah bahwa Rani tidak akan mampu mengimbangi dinamika yang akan dijalaninya pascamenikah. Sudah tentu, ketika mendengar kabar itu Rani shock bukan kepalang dengan perkembangan itu.
Kalut dengan kelanjutan hidupnya yang sontak menjadi tidak tentu arah, Rani teringat dengan tiket perjalanan rencana bulan madunya yang sudah ia siapkan sebelumnya. Sang gadis lalu memutuskan untuk melancong seorang diri ke Paris dan Amsterdam. Setibanya di sana, tak dinyana seiring petualangannya, ia bertemu dengan orang-orang baru yang dalam prosesnya menjadikan gadis naif asal Delhi yang tadinya mempunyai pola pikir konservatif ini bertransformasi menjadi pribadi baru seorang wanita modern yang berpikiran terbuka.
Satu hal yang paling menonjol pada Queen, adalah keputusan sang sutradara dalam mengakhiri kisah filmnya ini. Tidak seperti kebanyakan film drama kehidupan Bollywood yang umumnya berformula Cinderella Story (happy ending dengan konklusi yang menawarkan ilusi mimpi indah di benak audiensnya), film ini menyajikan akhir yang agak di luar kebiasaan yang membuatnya berhasil tampil ekspresif dengan caranya sendiri. Walaupun jalinan kisah yang di sini sebenarnya bukan hanya pernah sekali dua kali diangkat dalam ranah perfilman, namun Bahl melalui teknik pengeksekusiaannya membuat film ini nikmat dicerna.
Hebatnya lagi, belakangan diketahui bahwa faktanya sang sineas tidak diakomodir dengan bujet maupun jajaran kru dalam jumlah yang besar, namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhirnya yang kemudian tidak hanya mendulang apresiasi positif dari kalangan kritikus namunjuga malahan sukses menjadi film Bollywood paling profitable 2014 dan salah satu film Bollywood dengan tema feminisme powerfull paling sukses sepanjang masa. Kredit lebih juga tidak diragukan lagi sangat layak diberikan pada Kangana Ranaut yang berkat penampilannya, sukses menjadikan karakter yang dimainkan di film yang tayang perdana di ajang Busan International Film Festival 2013 ini menjadi miliknya sendiri.
Queen bisa disaksikan secara streaming di Netflix