Tidak hanya kerap meneror melalui penampakan hantu, pembunuh serial, ataupun alien, para sineas rupanya juga senang ‘menakut-nakuti’ para penonton dengan keberadaan virus fiksional yang efeknya tidak kalah dahsyat dengan virus di dunia nyata. Hal ini terbukti dari banyaknya film bertemakan penyebaran virus atau epidemi yang diciptakan oleh para sineas guna membuat Anda sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya.
The Fever
As seen in: Cabin Fever (2002)
Symptom: Penderita virus ini akan mengalami pendarahan dan mengelupasnya jaringan tisu (kulit) dari tubuh. Gejala awal umumnya berupa ruam menyakitkan yang kemudian semakin parah hingga menjadi keropeng dan luka yang bernanah. Pada tingkatan yang semakin kronis, kulit akan melunak dan kemudian terlepas dari tubuh. Virus ini dapat menular melalui darah sang penderita yang masuk ke dalam tubuh orang lain yang sedang terluka, hubungan intim, ataupun meminum air yang sudah terkontaminasi.
Yeongasi
As seen in: Deranged (2005)
Symptom: Epidemi ini disebabkan oleh virus parasit yang memutasi cacing pita yang disebut yeongasi. Yeongashi menyerang otak manusia dan kemudian mengendalikan kinerja tubuh secara berangsur-angsur. Penderita virus ini akan mengalami peningkatan nafsu makan yang tidak wajar, sebelum kemudian mengalami demam tinggi. Puncaknya, adalah rasa haus yang sangat tidak wajar, yang memicu si penderita berusaha menuju ke sumber air terdekat, saat cacing mutan ini telah dewasa dan keluar dari tubuh inangnya untuk bereproduksi, sementara si penderita tewas.
Hemoglophagia (HGV)
As seen in: Ultraviolet (2006)
Symptom: Virus fiksional ini memiliki kemampuan mengubah manusia menjadi makhluk semacam vampir. Namun, agak berbeda dari virus vampir kebanyakan, hemoglophagia memiliki efek samping yang cukup mematikan, di mana mereka yang terinfeksi akan menurun masa hidupnya hingga menjadi kurang dari satu dekade
Krippin Virus (KV)
As seen in: I Am Legend (2007)
Symptom: Diciptakan sebagai penyembuh untuk kanker, KV malah bermutasi menjadi radang yang mematikan. Hanya terdapat 1% manusia yang imun dari virus yang cara penyebarannya melalui udara dan darah yang terinfeksi. Manusia yang terkena virus ini dan tidak mati akan segera memperlihatkan gejala-gejala seperti rabies yang kemudian berkembang hingga memiliki kekuatan, kecepatan, dan kelincahan melebihi manusia biasa. Gejala lain adalah pupil yang melebar, kulit yang menjadi sensitif dengan sinar matahari sehingga mengubah mereka yang terinfeksi menjadi makhluk malam, serta rontoknya bulu atau rambut dari tubuh.
Meningoencephalitis Virus One
As seen in: Contagion (2011)
Symptom: Virus fiksional yang memiliki tingkatan bahaya dan mematikan yang sangat tinggi ini menginfeksi paru-paru dan otak sehingga menyebabkan batuk kronis, demam, sakit kepala parah yang kemudian diikuti dengan perdarahan otak yang berujung pada kematian.
Rage (Human Cortico-Deficiency Virus)
As seen in: 28 Days Later (2002) and 28 Weeks Later (2007)
Symptom: Dalam jangka waktu 10-30 detik setelah terinfeksi, korban akan berperilaku sangat ekstrim. Virus Rage ini dapat dengan mudah ditularkan melalui cairan tubuh, kecuali sperma. Karena penularannya yang mudah dan masa inkubasinya yang pendek, beratus-ratus orang dapat terinfeksi dalam hitungan menit hanya melalui satu individu yang mengidap virus ini
T-Virus
As seen in: Resident Evil franchise
Symptom: Sebuah virus yang diciptakan oleh perusahaan medis bernama Umbrella Corporation. Ketika manusia terinfeksi, virus tersebut akan menghancurkan seluruh sel dan membunuh inangnya. Dalam jangka waktu 2-4 jam kemudian, seluruh sel tersebut akan berkembang kembali. Namun, hanya satu bagian otak yang berfungsi, yaitu hypothalamus yang mengontrol nafsu makan. Inang tersebut kemudian akan menjadi kanibal tanpa pikiran dan menginfeksi orang lain melalui gigitannya. Nama lain untuk efek ini adalah “cannibal disease”.