Bagi para penggemar novel bertemakan teenlit , pastinya pernah membaca atau paling tidak mendengar karya penulis Jenny Han , yang kedua novelnya resmi dibuat serial filmnya oleh Netflix dan saat ini sedang digarap serial ketiganya. Film – film tersebut, tentunya tak lain adalah To All the Boys I’ve Loved Before (2018) dan To All the Boys: P.S. I Still Love You (2020) .
To All the Boys I’ve Loved Before (2018)
Film yang disutradarai oleh Susan Johnson , ini menampilkan segi kenaifan tokoh karakter perempuannya yaitu Lara Jean disertai juga pengenalan budaya. Tokoh karakter ini memang terinspirasi dari kejadian sehari-hari penulisnya , saat masa remaja dan menjadikannya daya tarik tersendiri , saat kultur timur dan barat menyatu dalam karakter yang diperankan oleh Lana Condor , yang juga berakting dalam film X-Men: Apocalypse. Sayangnya karena masa pembuatan sekuelnya yang betabrakan dengan projectnya yang lain , maka kursi sutradarapun terpaksa diberikan kepada Michael Fimognari .
To All the Boys: P.S. I Still Love You (2020) .
Ditangan sutradara Michael Fimognari , film ini berkembang menjadi sesuatu yang baru, Lara Jean mendadak tampil menjadi sosok yang lebih dewasa dan lebih banyak menampilkan pemikiran ke arah masa depannya dengan tak melupakan perenungan akan masa lalunya.
Alur ceritapun berubah menjadi lebih serius dan banyak adegan-adegan romantis dewasa namun biasa saja muncul dalam film sekuel ini, membuatnya menjadi film standard teenlit pada umumnya. Daya tarik yang muncul melalui serial pertamanya , seolah lenyap dan memudar , tak semenarik dalam novelnya.
Harapan Jenny Han sendiri akan serial film ini adalah agar remaja yang tinggal di Amerika dan memiliki latar belakang budaya Asia, memiliki semacam panutan dalam merepresentasikan diri mereka sehari-hari , nampaknya harus puas terjawab hanya melalui daya tarik serial pertamanya To All the Boys I’ve Loved Before , apabila kejaiban yang ditawarkan oleh Susan Johnson tak lagi muncul dalam film ketiganya yaitu Always and Forever, Lara Jean , yang masih tetap dengan sutradara yang sama yaitu Michael Fimognari .
Dalam beberapa wawancara yang dilakukan , Jenny Han sendiri digambarkan saat menulis novel ini , mendapatkan pengaruh dari film Sixteen Candle , sebuah film teenlit lama tahun 1984, disutradarai oleh John Hughes , dengan tokoh-tokoh uatama dibintangi Molly Ringwald, Michael Schoeffling, dan Anthony Michael Hall. Hal ini terlihat dengan adanya persamaan karakter sosok lelaki yang populer, berprestasi dan digandrungi oleh banyak perempuan di sekolahnya , yang kemudian jatuh hati dengan perempuan yang bukan siapa-siapa , namun memiliki latar keluarga yang unik. Kekuatan pengaruh ini nampak juga dalam dialog-dialog yang dilakukan pada beberapa adegan dalam film , yang juga merepresentasikan generasi masa kini yang mungkin tidak mengetahui keberadaan film ini . Jenny Han seolah sedang menyampaikan pula bahwa sejarah atau pengalaman masa lalu , dapat menjadi suatu referensi untuk kejadian masa kini dan tetap menarik karena memiliki esensi yang serupa.
Adapun novel-novel Jenny Han sendiri yang hingga saat ini mendapatkan banyak perhatian adalah serial The Summer I Turned Pretty , masih berkisah seputar gadis muda yang mengalami transformasi menjadi perempuan dewasa , beserta lelaki yang mengubah dirinya , dalam suatu waktu dan peristiwa. Begitu besarnya antusias para penggemar serial ini, sehingga banyak sekali beredar video fanmade yang dibuat hingga “listing nama-nama pemerannya” masuk dalam website IMDb.