Sebagai pecinta film yang sama sekali belum pernah menyentuh komik superhero DC universe, saya termasuk penonton yang jatuh hati dengan Batman sejak Dark Knight Trilogy dan dengan Superman sejak Man of Steel.
Belum banyak memang yang saya tahu soal kedua superhero itu, tapi Dark Knight Trilogy mencetak image Batman sebagai superhero yang sangat berkarakter dengan segala kekuatannya berkat latihan dan usaha yang keras. Oh, dan alat-alat canggih yang ia ciptakan.
Sementara itu, Man of Steel menunjukkan pada saya bagaimana Superman benar-benar alien dan seharusnya tidak terkalahkan oleh siapapun yang memang bukan tandingannya. Bagaimana alien menimbulkan kerusakan luar biasa jika betulan datang ke bumi (sepertinya).
Dari situ, Batman v Superman: Dawn of Justice yang promonya gila-gilaan dengan trailer yang fantastis dan poster yang bikin tidak sabar, kemudian mendoktrin saya untuk ikutan menanti-nanti pertarungan terbesar abad ini. Saya pun rela nongkrong di Grand City XXI Surabaya sejak pukul 12.00 WIB untuk membeli tiket pertunjukan pukul 18.45 WIB. Tidak kaget ketika saya melihat sebagian kursi sudah penuh dan hanya menyisakan beberapa tempat di sisi kanan dan kiri. Terpaksa, saya yang hobi nonton di deretan tengah, harus rela duduk di pinggir untuk menyaksikan pertarungan epik antara superhero berkarakter lawan superhero dari dunia luar.
Film diawali dengan flashback Bruce dan dilanjutkan dengan scene-scene yang menurut saya berganti dengan terlampau cepat. Tidak bikin bingung, hanya saja terkesan dipaksakan untuk dipangkas karena durasi yang terlalu panjang. Ada beberapa adegan yang sempat bikin saya mengerutkan kening karena tidak paham dan baru terjawab di akhir.
Tengah film agak sedikit bertele-tele. Yang menurut saya tidak terlalu penting dibuat terlalu panjang adalah ‘firasat’ yang dialami Bruce beberapa kali. Mungkin penting untuk lanjutan ke Justice League, tapi untuk saat ini sepertinya tidak terlalu penting. Ditambah sudah ada penjelasan di akhir serta cuplikan footage dari Wonder Woman, The Flash, Aquaman, dan Cyborg.
Di tengah pertarungan yang epik dan gelap dan begitu keras, sedikit kecewa ketika proses ‘damai’ mereka hanya dalam waktu yang begitu cepat dan malah cenderung dipaksa berdamai oleh pemangkas durasi. Meski begitu, pertempuran sesi kedua dengan makhluk hasil karya Lex Luthor cukup bikin deg-degan juga.
Kalau soal pemilihan pemain, awalnya saya tidak terlalu setuju dengan terpilihnya Ben Affleck sebagai ‘pengganti’ Christian Bale. Karena saya sudah terlanjut tergila-gila dengan cara Bale memainkan Bruce Wayne dan Batman benar-benar layaknya dua orang yang berbeda. Bruce dengan keplayboyannya, dan Batman sebagai sang vigilante yang berusaha menjadikan Gotham lebih baik. Tapi begitu menonton BvS, well, Affleck ternyata cukup brilian dengan badannya yang kekar dan cocok dengan armor baru kelelawar Gotham.
Henry Cavill sudah tidak perlu diragukan, dia sudah menunjukkan ke-Superman-annya di Man of Steel yang selain memanjakan mata para perempuan, juga bisa menyalurkan kemarahan dan keteguhannya sebagai sang pahlawan. Anehnya, di BvS saya tidak terlalu merasa peran Lois Lane penting. Ya, dia menguak satu rahasia yang menjadi kunci, tapi that’s it. Agaknya Amy Adams sedikit disia-siakan bakat besarnya di film DC ini.
Yang mencengangkan adalah akting Jesse Eisenberg sebagai Lex Luthor. Eisenberg saya akui memang bukan aktor main-main yang selalu all out dalam semua karakter yang ia perankan. Tapi Lex Luthor versi Eisenberg benar-benar jauh di luar dugaan. Sedikit mengingatkan akan kegilaan The Joker versi Heath Ledger yang saya kagumi mati-matian dan menjadi akar dari masalah di The Dark Knight, Lex Luthor juga memegang peranan itu. Di luar segala pertempuran prinsipil antara Batman dan Superman, Lex lah yang memegang alur mematikan di film ini.
Tidak lupa, adanya Wonder Woman memberikan warna dan feminisme di pertempuran ini. Gal Gadot menunjukkan sisi lainnya dalam pertempuran akhir melawan Doomsday. Tidak sabar juga akhirnya menunggu film Wonder Woman.
Footage anggota Justice League yang saya bilang di atas, juga menjadi faktor pemikat. Siapa sangka BvS sudah menyiapkan para penonton untuk melanjutkan ke ‘sesi’ pertempuran lain? The Flash, Aquaman, dan Cyborg pastinya akan menjadi primadonna di dunia maya sebentar lagi.
Overall, saya menikmati menonton Batman v Superman. Sedikit ngantuk di tengah, tidak menghalangi mata membelalak melihat pertempuran habis-habisan mereka setelahnya.
Wow to Zack Snyder dan semua pemain.
6,5/10