2016 adalah tahun yang besar bagi dunia perfilman Hollywood. Salah satu film yang paling dinantikan adalah Batman v Superman : Dawn of Justice. Film karya Zack Snyder ini adalah kelanjutan dari DC Extended Universe setelah Man of Steel. Audiens diseluruh dunia memiliki ekspektasi tinggi terhadap film ini dengan cast yang penuh talenta dan karakter ikonis yang muncul untuk pertama kalinya di layar lebar. Dan tentunya, karena ada pertarungan Batman v Superman di film ini.
CERITA YANG KOMPLEKS
Film ini memiliki banyak tugas untuk membangun Cinematic Universe untuk DC. Bukan hanya untuk meneruskan kelanjutan dari perfilman DC, tetapi juga harus mengenalkan banyak karakter yang mungkin belum dikenal oleh audiens. Dunia DC Film ini sangat berbeda dari Marvel dan bagi fans mereka harus terbiasa untuk versi yang lebih suram untuk film superhero DC. Terdapat dua bagian dalam film ini, yakni Batman v Superman yang menunjukkan perbedaan ideologi antar kedua superhero ini dan melihat mereka bertarung serta bagian ‘Dawn of Justice’ yang merupakan landasan Justice League untuk kelanjutan DC Extended Universe. Selain itu, versi Batman di film ini diperankan oleh aktor yang berbeda dari versi film The Dark Knight trilogi karya Christopher Nolan. Dalam durasi 153 menit, banyak sekali subplot yang harus dipenuhi dan hal itu mungkin terasa terlalu kompleks. Diawal film, kita dikenalkan pertama kali dengan versi Batman yang baru. Namun bagi audiens yang belum menonton Man of Steel mungkin terdapat beberapa adegan yang membingungkan. Chris Terrio dan David Goyer adalah penulis handal yang menangani banyak sekali film yang kompleks sebelumnya seperti Argo dan The Dark Knight, namun adegan awal film ini terasa terlalu cepat. Tetapi satu hal yang harus kita soroti adalah penampilan Ben Affleck sebagai Batman/Bruce Wayne. Dia berhasil menunjukan versi baru Batman yang lebih tua dan brutal setelah 20 tahun menjadi pejuang kejahatan Gotham, tetapi dengan mempertahankan pesona miliarder Bruce Wayne. Meskipun porsi karakternya dirangkum secara singkat, Batman menjadi bagian yang terbaik dalam film ini. Dan hal ini membuat film solo Batman yang dirumorkan akan disutradarai oleh Affleck sendiri menjadi salah satu film yang paling saya nantikan.
Penampilan Henry Cavill di film ini terlihat dibayangi oleh Ben Affleck. Begitu juga karakter Superman/Clark Kent yang merupakan salah satu superhero yang terkuat namun karena jalan plot yang biasa saja dan tak terlihat begitu mengesankan, pertanyaan ‘Man vs God’ dalam film ini kurang digambarkan secara efektif. Kita sebagai audiens kurang bisa diyakinkan akan kekuatan Superman sebagai alien Krypton yang superpower, bahkan tidak begitu impresif dibandingkan apa yang Batman bisa lakukan sebagai seorang manusia biasa. Padahal Superman memiliki banyak keunggulan dibandingkan Batman dalam pertarungan. Entah itu dari skrip film sendiri atau keputusan sutradara yang ingin screentime lebih pada Batman yang untuk pertama kalinya kita lihat di DCEU.
Dari awal kabar casting Jesse Eissenberg sebagai Lex Luthor, jujur saya kurang setuju. Untuk menjadi villain yang dapat memberikan ancaman dalam film ini, kita tidak butuh versi jahat Mark Zuckerberg dari The Social Network. Lex digambarkan layaknya kartun dan bukan sebagai karakter antagonis yang meyakinkan ataupun menakutkan dan hal ini cukup mengecewakan.
Dan untuk pertama kalinya tampil di layar lebar, Wonder Woman memberikan first impression yang istimewa. Gal Gadot berhasil menunjukan sisi pejuang Amazon yang kemampuannya bisa menandingi Batman maupun Superman serta sisi Diana Prince yang memikat dan elegan. Gal memukau sebagai Wonder Woman meskipun porsi karakternya terbatas. Saya merasa bangga dan senang melihat superhero wanita dilayar lebar akhirnya dapat diperankan menjadi sosok yang kuat, kompleks dan independen. Dan tak salahnya kita menjadikan Wonder Woman sebagai salah satu alasan utama film ini paling dinantikan.
VISUAL DAN MUSIK SUPERHERO
Zack Snyder adalah sutradara visual yang brilian. Setiap action sequence yang terdapat dalam film ini terlihat epik dan dikoreografi dengan sempurna. Dengan ciri khas style Zack Snyder yang menggunakan teknik slow-motion dibeberapa scene dan warna keseluruhan yang lebih gelap untuk menunjukan darker tone film DC, film ini tidak mengecewakan dalam hal visual. Dan bicara musik, perpaduan klasik Hans Zimmer dan Junkie XL yang lebih kontemporer membuat keseluruhan film ini menjadi megah dan membuat suasana menonton jauh lebih mengesankan. Track yang menonjol adalah Batman Suite yang begitu intense dan juga musik Wonder Woman yang mengiringi pertama kalinya karakter tersebut muncul di layar menjadi terasa jauh lebih kolosal dan heroik.
Secara keseluruhan film ini tidaklah sempurna. Jalan cerita yang kompleks dan terasa dipaksakan membuat film ini kurang dapat dinikmati. Dimungkinkan karena ini adalah film kedua di DCEU dan kita belum dikenalkan sebelumnya dengan Batman, Wonder Woman maupun karakter lainnya sehingga alasan utama pertarungan Batman v Superman kurang bisa menggugah seperti yang kita harapkan. Namun tujuan utama film ini untuk menjadi entertaining terpenuhi dengan banyak momen yang memuaskan bagi audiens. Ada 3 hal utama yang saya inginkan harus memuaskan dari film ini : 1) Pertarungan Batman v Superman yang epik, check 2) Ben Afflek sebagai Batman, check 3) Wonder Woman harus relevan, check. Dan ketiga hal tersebut telah terpenuhi dengan baik dan saya menikmati menonton film ini terutama dengan audiens bioskop yang juga excited terhadap Batman v Superman.
Film ini merupakan perkenalan bagi kita untuk DCEU kedepan dengan film-film yang berbeda satu sama lainnya seperti Suicide Squad, Wonder Woman dan Justice League Part 1 serta film lainnya yang akan mendatang. Untuk tujuan tersebut, saya rasa film ini telah berhasil untuk menunjukkan bahwa DC Film berbeda dengan dunianya yang lebih gelap, realistis dan bahkan dengan karakter yang brutal didalamnya.
Untuk itu film ini menjadi rekomendasi bagi siapapun jika anda menikmati film superhero, namun jangan menaruh ekspektasi yang tinggi terhadapnya. Karena film ini memuaskan namun dapat mengecewakan juga.
Score: 4/5