Warrior Nun merupakan serial terbaru Netflix. Kisahnya merupakan adaptasi lepas dari komik Amerika bergaya manga berjudul Warrior Nun Areala. Kisah komiknya mengetengahkan aksi sepak terjang seorang biarawati pejuang bernama Shannon Masters dan rekan-rekannya yang tergabung dalam The Order of Cruciform Sword (OCS) dalam memerangi kekuatan jahat.
Untuk versi serialnya, bisa dikatakan merupakan suksesor spiritual dari kisah komiknya yang pertama dirilis pada tahun 1994. Masih mengetengahkan formula yang sama, yakni mengisahkan satu tim biarawati dan biarawan yang berperang dengan kekuatan jahat di bawah kepemimpinan seorang Warrior Nun yang memiliki kekuatan super. Namun, kisahnya dimodifikasi ulang untuk kalangan penonton modern.
Pun juga dengan para pemain kuncinya. Meski masih menghadirkan banyak tokoh yang memang muncul di versi komiknya seperti Mary Shotgun, banyak tokoh yang dirombak ulang porsi perannya, salah satunya adalah tokoh utama di komik, yakni Shannon digeser menjadi hanya pendukung, untuk memberi ruang pada tokoh baru yang khusus diciptakan untuk versi serialnya ini, yakni Ava Silva.
Kisah serial ini dibuka dengan OCS yang baru kembali dari misi gagal mereka dan menyebabkan pemimpin mereka Sister Shannon terluka parah. Mereka kemudian mulai memindahkan artifak suci berkekuatan besar yang ada dalam tubuh Shannon untuk ditempatkan ke penyandang berikutnya. Sayangnya, sebelum terlaksana, Mereka kembali mendapat serangan. Dalam keadaan terdesak, artifak itu kemudian dimasukkan ke mayat seorang gadis remaja 19 tahun bernama Ava Silva agar tetap aman.
Di luar perkiraan, artifak suci itu menghidupkan kembali Ava, membuat gadis yang tadinya lumpuh sejak kecil itu tidak hanya bisa berjalan, namun juga memberikannya banyak kekuatan super.
Dengan keadaan barunya ini, petualangan Ava dalam menemukan jatidirinya dan perannya di dunia pun dimulai. Sementara, di sisi lain menjadi kejaran banyak pihak, tidak hanya OCS yang menginginkan artifak itu kembali, namun juga iblis-iblis, dan beberapa organisasi lain yang ingin menguasai kekuatan artifak suci ini untuk kepentingan mereka sendiri. Ava kemudian dihadapkan pada sebuah pilihan: Apakah dirinya akan bergabung dengan para biarawati pejuang lainnya dalam peperangan karena dirinya di luar kehendaknya, atau ia akan mengambil kesempatan kedua hidupnya itu semaunya, dan membiarkan OCS kehilangan senjata pamungkasnya dalam peperangan mereka melawan kejahatan?
Konflik mengenai apa yang harus dilakukan terhadap Ava dan juga artifak suci ini menjadi fondasi yang membangun narasi season pertama dari serial ini.
Walaupun bergenre aksi superhero, season pertama ini bisa dibilang porsi adegan aksinya masih terhitung ringan. Dan, bagian dari daya tarik serial ini adalah melihat para wanita petarung melakukan adegan pertarungan, meski tidak banyak adegan pertarungan yang menghiasi 10 episode musim pertama serial ini.
Warrior Nun mengetengahkan kisah tentang para wanita kuat dan persaudaraan, dan itu berhasil diperlihatkan secara meyakinkan di sini. Penokohan para karakternya terbangun dengan baik, dan masing-masing karakter memiliki sejarah dan alasannya tersendiri untuk bergabung dengan OCS.
Serial Warrior Nun dikembangkan oleh Simon Barry dari karakter Warrior Nun Areala karya Ben Dunn. Awalnya, materi ini diperuntukkan film layar lebar, namun ide itu kemudian dimanuver ke serial televisi oleh Netflix. Lokasi syutingnya mengambil tempat di Spanyol, dan beberapa negara lainnya seperti Italia.
Bintang utama serial ini adalah Alba Baptista sebagai pemeran Ava, aktris asal Portugal yang mengawali debut produksi berbahasa Inggrisnya, didukung oleh pemain lainnya seperti Toya Turner, Thekla Reuten, Lorena Andrea, Kristina Tonteri-Young, Tristan Ulloa, dan Joaquim de Almeida.
Yang paling mengesankan adalah cara Barry mengubah secara organik cerita dari horor remaja murni ala Buffy the Vampire Slayer ini menjadi pemeriksaan meditatif yang memabukkan tentang agama, keyakinan, dan eksistensi. Itu tidak berarti Warrior Nun adalah penyimpangan khotbah semata; pada kenyataannya, seri ini pasti akan memicu kemarahan besar karena penggambarannya yang kontroversial tentang citra Vatikan dan Katolik. Bukan hanya sekadar citra; para biarawati muda ini hampir tidak menjadi santa – ada banyak kekerasan dan seksualitas yang terlibat. Serial ini menjalin banyak misteri di seputar cara sejarah dapat berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana sains dan agama sejatinya memiliki banyak kemiripan. Meskipun nama dan pengaturan konyol, seri ini menawarkan banyak twist yang mengejutkan dan aksi fantasi menyenangkan, tetapi menekankan otak.
Karena Warrior Nun berfokus pada cerita dan karakter, kengeriannya tidak begitu menonjol, meskipun ada banyak pertempuran epik di dunia lain, dan serial ini tidak pernah menghindar dari pertumpahan darah. Dengan setting kisah sebagian besar di Spanyol kontemporer, set piece, koreografi pertarungan, dan adegan aksi yang ditampilkan lumayan menghibur.
Realitas yang mengejutkan adalah bahwa Warrior Nun perlahan mengungkapkan dirinya, sepanjang 10 episode musim perdananya, menjadi sesuatu yang istimewa. Perjalanan seorang pahlawan dengan antihero remaja yang jenaka berubah menjadi kisah epik dan ansambel menyegarkan dan matang dalam cara menangani materi kisah yang terbilang kontroversial. Pada episode finalenya, Warrior Nun menjelma menjadi horor aksi oktan tinggi dengan taruhan serius, menjadikan ini kejutan yang luar biasa menyenangkan dengan adegan cliffhanger yang akan membuat audiens ingin menyimak kisah kelanjutannya.
Serial ini bisa disaksikan secara streaming di Netflix sejak 2 Juli 2020